• Minggu, 11 Mei 2025

PMI Asal Metro Lampung Meninggal di Taiwan Usai Video Call Keluarga

Minggu, 22 Agustus 2021 - 19.38 WIB
869

Mugiono, ayah kandung Septiana Nursari, PMI yang meninggal dunia di Taiwan, saat ditemui di rumahnya. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Raut wajah duka masih menyelimuti keluarga Mugiono, ayah kandung dari Septiana Nursari (24), seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang meninggal dunia di Taiwan.

Mugiono mengisahkan, akhir perjumpaannya dengan sang putri hanya melalui sambungan telepon video aplikasi WhatsApp atau video call. Saat itu sebelum menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Taiwan, Septiana Nursari sempat meminta pulang pada sang ibu.

"Alhamdulillah komunikasi baik terus tidak pernah terputus, setiap hari itu video call terus, keadaan dia juga bagus dan baik-baik terus. Jadi sebelum dia sakit memang sudah ada kemauan untuk pulang. Dia mulai sakit itu sejak seminggu sebelum meninggal, terus panas dingin sehari semalam dan langsung dibawa ke rumah sakit," kata Mugiono, saat ditemui Kupastuntas.co, Minggu (22/8/2021).

"Saat mau meninggal, posisinya itu masih video call. Sempat dia bilang, Mak saya mau pulang. Itu yang terakhir," timpalnya.

Baca juga : Tiba di Metro, Jenazah PMI Meninggal di Taiwan Langsung Dimakamkan

Ia juga mengungkapkan, PMI Septiana Nursari tersebut memiliki riwayat penyakit asam lambung sedari gadis. Putri nya sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit di negeri orang tersebut hingga sembuh.

"Dia itu sakit asam lambung, dan sudah dibawa ke rumah sakit dan diperiksa di sana dan termasuk tadinya sudah sembuh terus sakit lagi," ucapnya.

Mugiono kembali menceritakan bahwa keberangkatan sang putri pada 2019 lalu lantaran termotivasi untuk merubah nasib hidupnya dengan bekerja di negeri orang.

"Yang jelas itu memang inisiatif dia sendiri untuk berangkat ke luar negeri, untuk merubah nasibnya dia. Masa depannya itu biar ada, jadi dia itu memperjuangkan anak dan memikirkan orang tua, jadi tekadnya itu kuat untuk merubah nasibnya. Jadi itu kemauan dia sendiri untuk ke luar negeri," bebernya.

Septiana Nursari yang dinilai keluarga sebagai sosok yang peduli dengan kerabat itu pergi menjadi buruh migran untuk memperjuangkan pendidikan sang anak yang masih berusia 4 tahun.

"Dia sudah menikah, dia berangkat sejak 2019 meninggalkan satu orang anak umur 4 tahun. Dari majikannya juga komunikasi nya Alhamdulillah baik. Pihak keluarga minta dia pulang dan dia proses kepulangan. Karena kendala Covid-19 ini jadi agak lambat, jadi belum sampai pulang Allah berkehendak lain," tandasnya.

Sementara dari data yang dihimpun Kupastuntas.co, Septiana Nursari lahir di Metro pada 1 September 1997. Putri dari pasangan Mugiono dan Yulianti itu tercatat sebagai warga Jalan Kutilang nomor 11, RT 014 RW 003, Kelurahan Purwoasri, Kecamatan Metro Utara.

Wanita lulusan SMA itu berstatus menikah saat berangkat ke Taiwan menjadi Penatalaksana Rumah Tangga (PRT). Ia juga tercatat pernah pernah mengikuti pelatihan di BLK Pademangan Swasta Lestari BLKLN pada 10 Juli 2019 dan selesai pelatihan pada 11 Juli 2019.

Septiana Nursari menandatangani kontrak perjanjian kerja pada 1 Agustus 2019 dan berakhir pada 1 Agustus 2022. Ia bekerja pada seorang majikan yang tinggal di Banglin, Jinning Township, Kota Kinmen County, Taiwan.

Wanita 24 tahun itu dinyatakan meninggal dunia sebelum kontrak kerjanya habis, tepat pada 15 Juni 2021 di Taiwan akibat sakit yang diderita. Jenazah nya tiba di rumah duka pada Sabtu, 21 Agustus 2021 dan langsung dimakamkan di TPU dekat rumahnya. (*)


Video KUPAS TV : KAWANAN MALING GASAK MOTOR TRAIL DI PERUMAHAN, TEREKAM CCTV