Kerusakan Hutan dan Alih Fungsi Lahan Jadi Pemicu Banjir di Semaka

Wakil Bupati Tanggamus, A.M. Syafi'i menijau lokasi banjir terparah di Pekon Sukaraja, Kecamatan Semaka.
Kupastuntas.co, Tanggamus - Kerusakan hutan dan alih fungsi lahan di hulu dan sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Way Semaka, menjadi salah satu pemicu sering terjadi bencana banjir dan tanah longsor di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus.
Parahnya kerusakan hutan untuk kegiatan alih fungsi lahan dan aktivitas pertambangan emas di kawasan bantaran Way Semaka dan sungai-sungai kecil lainnya mulai dari hulu di Kabupaten Lampung Barat hingga ke hilir di Kabupaten Tanggamus, mengakibatkan daerah tangkapan air di daerah ini berkurang drastis.
"Bencana banjir dan tanah longsor yang jadi langganan di Kecamatan Semaka, bukan karena tingginya intensitas hujan. Pemicu utamanya adalah kerusakan hutan dan alih fungsi lahan sepanjang DAS Way Semaka dan anak sungai lainnya, mulai dari hulu hingga hilir," kata Herman, seorang aktivis lingkungan Tanggamus, Rabu (1/9/2021).
Menurut Herman hutan sepanjang DAS Way Semaka sudah rusak dibabat menjadi areal perkebunan kopi, kakao, lada dan sebagainya, bahkan diekploitasi menjadi kawasan tambang emas.
"Bukti hutan sudah rusak adalah saat banjir terjadi, banyak terlihat ikut hanyut potongan kayu dalam bentuk olahan dan gelondongan yang menghantam jembatan, jalan, permukiman dan fasilitas umum lainnya," kata dia.
Ahsan, salah seorang warga Kecamatan Semaka mengungkapkan, setiap musim penghujan tiba, warga di sepanjang Way Semaka, dihantui kekhawatiran terjadinya bencana banjir dan tanah longsor. Yang mengakibatkan bukan hanya merusak rumah, jalan, sawah, ladang dan fasilitas umum, juga mengakibatkan trauma.
"Kalau hujan turun lebat, lebih-lebih jika malam hari, itu sudah membuat warga tidak bisa tidur. Sudah berapa yang meninggal, tak terhitung kerugian materi. Banjir dan longsor seperti langganan disini," ujarnya.
Ia pun menuding, rusaknya hutan di daerah tangkapan air di hulu sampai hilir mengakibatkan banjir cepat terjadi di setiap musim penghujan.
"Kerusakan hutan di DAS Way Semaka juga menyebabkan semakin tingginya pendangkalan dan erosi sungai sehingga saat musim hujan, air cepat meluap yang semakin mengarah ke pemukiman," kata Ahsan.
Camat Semaka Wiwin Triani tidak menampik penyebab banjir di wilayah yang dipimpinnya karena kerusakan hutan. "Ya, akibat kerusakan hutan," kata Wiwin.
Menurut Wiwin, banjir kali ini mengakibatkan sedikitnya 995 rumah di 7 pekon terdampak banjir, dan satu rumah rusak akibat tertimpa longsor.
"Sejumlah alat berat sudah diturunkan untuk membersihkan material longsor, dan normalisasi sungai. Air sudah surut, tapi tetap waspada karena hujan masih akan terjadi," kata dia.
Wakil Bupati Tanggamus, A.M. Syafi'i saat meninjau lokasi banjir meminta BPBD dan pihak terkait lainnya melaksanakan tanggap darurat dengan segera.
"Saya harap perbaikan tanggul sungai bisa diselesaikan secepatnya. Supaya saat hujan lebat tidak terjadi lagi (banjir)," katanya.
Syafi'i juga meminta masyarakat selalu waspada, karena saat ini memasuki musim penghujan. "Selalu waspada, jangan lengah, karena sudah musim hujan," kata dia. (*)
Video KUPAS TV : METRO PPKM LEVEL 3, BELAJAR TATAP MUKA SEBATAS SIMULASI
Berita Lainnya
-
Warga Gunung Doh Tanggamus Keluhkan Ancaman Banjir, Herwan: Pemkab Segera Normalisasi Sungai Way Semoung
Sabtu, 17 Mei 2025 -
Tanggul Sungai Way Semoung Kritis Ancam Dua Desa di Tanggamus
Jumat, 16 Mei 2025 -
Disiplin Kerja Pegawai Dipertanyakan, Forum Honorer Tanggamus Tuntut Klarifikasi DPRD
Jumat, 16 Mei 2025 -
Dua Rumah Roboh Diterjang Banjir di Pugung Tanggamus, Ponpes dan Sawah Juga Tergenang
Jumat, 16 Mei 2025