• Jumat, 19 April 2024

Gagal Berangkat Peparnas XVI Papua 2021, Atlet Tenis Meja Lampung: Kami Merasa Dikriminalisasi

Jumat, 29 Oktober 2021 - 13.27 WIB
318

Plt Kepala Dinas Pemuda da Olahraga (Dispora) Provinsi Lampung, Descatama Paksi Moeda (memakai batik) yang didampingi Ketua NPC Lampung, Parmono, Jumat (29/10/2021). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sejumlah atlet disabilitas tenis meja Lampung yang akan berlaga di ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021, kecewa.

Lantaran persiapan demi persiapan dan latihan sudah dilakukan jauh-jauh hari, namun mereka akhirnya diumumkan tidak bisa berangkat ke Papua untuk mengikuti ajang kompetisi empat tahunan bagi atlet penyandang disabilitas Indonesia tersebut lantaran diduga karena keterbatasan biaya.

Atlet tenis meja Lampung difabel yang gagal berangkat yakni Sukiyatno, Triyanto, Zulfikar dan  Hendrik.

"Saya gagal berangkat alasan Ketua National Paralympic Committee (NPC) Lampung karena tidak ada biaya, karena dananya terbatas hanya Rp100 juta," ujar atlet tenis meja Lampung tunadaksa, Triyanto, saat dihubungi kupastuntas.co, Jumat (29/10/2021).

Menurutnya, dari biaya itu atlet tenis meja yang boleh berangkat hanya 1 orang. Sementara kata Triyanto, di tenis meja ada empat orang dan biasanya jika bertanding memang beregu minimal dua orang.

"Harus seleksi dulu empat orang ini, karena hanya ada 1 orang yang dapat berangkat. Tapi dari kita sendiri tidak mau kalau yang dikirim cuma satu, kita minta minimal dua dari empat atlet tenis meja yang berangkat. Tapi tidak dikasih, ya sudah akhirnya kita memutuskan untuk tidak berangkat karena takutnya kalau hanya satu itu akan jadi perselisihan diantara empat atlet tenis meja ini," ungkapnya.

Namun demikian jelasnya, pihaknya mengusulkan satu teman atlet memakai kursi roda yang tidak masuk kelompoknya untuk berangkat, namun itu tidak disetujui alasannya banyak pendamping kalau atlet tenis meja yang memakai kursi roda.

"Maka cabor tenis meja tidak ada yang berangkat, dan dialihkan ke cabor lain yang berangkat," ujarnya.

"Jadi kami sepertinya dikesampingkan atau dikriminalisasi. Padahal kita berharap bisa beranjak ke PON Disabilitas Peparnas Papua untuk bertanding mengharumkan nama Lampung. Karena selama ini banyak medali disumbangkan oleh cabor tenis meja," tandasnya.

Sementara, Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Lampung, Descatama Paksi Moeda mengatakan, untuk seleksi atlet wewenangnya ada di NPC, karena NPC yang menentukan apakah memang atlet tersebut bisa berangkat atau tidak.

"Sementara kalau Dispora memberikan dana hibah. Kalau untuk NPC dana hibah yang kita serahkan Rp100 juta. Dana tersebut  dianggarkan sesuai dengan permintaan dari penerima hibahnya," katanya.

Sementara itu, Ketua NPC Lampung, Parmono mengaku, setiap olah raga pasti ada seleksi.

“Namun mereka tidak mau diseleksi, malah mereka menunjuk orang yang tidak pernah ikut Kejurnas dan Peparnas dan memakai kursi roda. Jadi saya bingung, mereka minta ganda," jelasnya.

"Dengan anggaran segitu ya Insya Allah bagaimana cara mengelolanya, kami juga banyak bersyukur pada Dispora yang telah mengusahakan agar kami berangkat ke Peparnas Papua ini," ujarnya. (Sri)

 Video KUPAS TV : DEMI KONTEN, SEORANG USTAD MEREKAYASA PEMBEGALAN