Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi mengatakan, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) merupakan asosiasi yang dipercaya mewakili dunia usaha dalam bidang Ketenagakerjaan, hubungan industrial, investasi dan kegiatan dunia usaha dengan kondisi Lampung saat ini dikira sudah terpenuhi.

Arinal mengatakan, potensi Lampung adalah dalam bidang pertanian, akan tetapi komoditi pertaniannya yang telah dikenal di tingkat Nasional bahkan Internasional ini masih bersifat hulu.

"Masih bersifat hulu. Inilah yang membuat produksinya bagus tetapi petani tidak pernah bergerak. Maka ini memerlukan uluran tangan serta kreativitas para pengusaha di Apindo," ujarnya, saat pelantikan DPP Apindo Lampung Periode 2021-2026, di Hotel SwissBell, Senin (29/11/2021).

Caranya kata Arinal, Apindo ini harus langsung bekerjasama dengan petaninya, dan jangan pernah merasa bekerjasama dengan petani menjadi pengusaha terhina.

"Tetapi apabila kita melakukan hal itu, pasti Apindo akan menjadi pengusaha yang kaya raya di Lampung. Saya siap membantu," katanya.

"Seperti halnya biji kopi, kenapa harus ekspor kalau kopinya bisa dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sendir kenapa tidak. Ini akan menjadi kolaborasi dengan petani yang luar biasa," timpalnya.

Maka dari itu jelas Arinal, Apindo dituntut untuk dapat berperan positif dan berkontribusi optimal dalam peningkatan kualitas kompetensi, dan bekerjasama dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota.

"Karena kita harus melakukan upaya-upaya pembinaan, pembelaan dan pemberdayaan terhadap pengusaha di bidang industri terutama sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan. Saya berharap ini menjadi perhatian karena ini adalah dituntut untuk menciptakan iklim usaha yang baik serta inovatif bagi UMKM," paparnya.

Arinal berharap dengan kepengurusan Apindo yang baru ini, dapat meningkatkan sinergitas kemitraan antara pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, yang juga diharapkan ini bisa bekerja bersama-sama dan membantu dalam rangka menumbuhkan ekonomi kerakyatan.

"Ekonomi kerakyatan ini tergantung kita. Karena potensi ada, alamnya ada, teknologi dan komoditinya juga sudah ada. Maka ini bagaimana kita menjadi kebanggaan nasional dan dunia. Karena ini bukan salah orang tua dan juga bukan salah yang maha kuasa, tapi salah tata kelolanya," tandasnya. (*)