• Senin, 17 Juni 2024

PKBI Lampung: Selama 2021 Ada 690 Pekerja Seks Lakukan Tes HIV/AIDS

Rabu, 01 Desember 2021 - 18.49 WIB
2.5k

Ilustrasi HIV/AIDS. Foto: Halodoc

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Lampung mencatat, ada sebanyak 690 pekerja pekerja seks komersial (PSK) perempuan yang melakukan tes HIV/AIDS pada 2021.

Koordinator Pencegahan HIV PKBI Lampung, Rachmat Cahya Aji menyampaikan, pihaknya khusus melakukan edukasi maupun pendampingan pada PSK perempuan secara online maupun offline. Setelah melakukan edukasi pihaknya melakukan rujukan ke 30 puskesmas yang ada di Bandar Lampung.

Sehingga terkait data berapa jumlah total yang terinfeksi HIV di tahun 2021 ini menurut Dia data itu ada di Dinas Kesehatan Provinsi.

"Tapi dari April-November 2021, kita sudah merujuk sekitar 1.200-an PSK perempuan ke layanan dibawah dinas kesehatan, dan dari jumlah itu yang mau ikut tes HIV/AIDS ada 690 orang," ujar Aji, Rabu (1/12/2021).

Lanjutnya, perlu diketahui bahwa pekerja seks yang tertular HIV/AIDS ini sangat sedikit. Jadi pihaknya menemukan, dari temuan kasus hanya 1 persen dari jumlah populasi pekerja seks yang terinfeksi.

"Jadi dari 690 PSK itu cuma ada 7 yang kita temukan terinveksi HIV/AIDS. Nah justru yang paling banyak itu dari kelompok laki-laki dan ibu rumah tangga yang terkena," katanya

Ia juga menjelaskan, adanya temuan 96 kasus baru HIV tahun 2021 di Lampung Selatan itu merupakan temuan Dinas Kesehatan setempat melalui laporan rumah sakit dan puskesmas. Akan tetapi kata Aji, data itu diketahui ketika seorang itu mau memeriksakan diri, lantaran orang yang terinfeksi HIV ini sebenarnya tidak sakit, meski kena virusnya tapi dia tidak menderita.

"Sedangkan data yang sebenarnya pasti melebihi bahkan bisa 2 kali lipatnya dari data yang ada, karena hanya baru yang bergejala saja yang mau tes, seperti gejala batuk yang tidak sembuh-sembuh dan lainnya," jelas dia.

"Yang di Lamsel itu juga lebih di dominasi oleh ibu rumah tangga. Artinya semua orang bisa terkena HIV karena penularannya sendiri tidak diketahui, karena kita tidak bisa melihat seorang itu terinfeksi virus HIV atau tidak, ini perlu ada tes darah," timpalnya.

Aji juga mengatakan bahwasanya, yang terinfeksi HIV/AIDS tidak hanya lewat hubungan seks, namun bisa dari jarum suntik narkoba, tindik serta tato itu juga bisa kena.

Dengan demikian, untuk pengobatannya sendiri harus dilakukan sejak dini ketika seseorang diketahui lewat tes darah terinfeksi HIV, dengan wajib mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) untuk mengendalikan virus ini agar tidak cepat berkembang biak.

"Maka PKBI Lampung terus melakukan edukasi dan pencerahan ke sekolah-sekolah, remaja dan kelompok rentan serta pekerja seks terhadap bahaya penularan HIV/AIDS," tandasnya. (Sri)