Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Memiliki lahan selus 500 meter persegi, Kelompok Wanita Tani (KWT) Kelurahan Sumber Agung akan dijadikan pilot proyek Urban Farming dalam rangka pemanfaatan pekarangan rumah untuk tanaman sayur dan obat.

Asisten III Bidang Administrasi Umum Kota Bandar Lampung, Khaidarmansyah mengatakan bahwa pentingnya lahan pertanian di kota dapat didukung dengan pemanfaatan lahan pekarangan rumah sebagai media menanam tanaman sayuran dan obat.

“Karena tanaman sayuran dan obat ini bisa ditanam di lahan yang sempit seperti pekarangan rumah warga. Maka kita harus optimalkan ke arah sana,” kata Khaidarmansyah di Kecamatan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Jumat (17/12/2021).

Ia mengatakan bahwa pemberian bantuan yang diberikan BRI melalui Pemkot kepada KWT Sumber Agung ini merupakan salah satu program pilot projek pemkot untuk pemanfaatan pekarangan rumah tersebut.

“Kita baru lakukan satu ini untuk KWT Kelurahan Sumber Agung, kita ingin KWT ini sebagai pilot projek percontohan nantinya, karena KWT ini juga berada di bawah PKK,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan bahwa pemkot tidak akan lepas tangan dalam pendampingan kegiatannya. Dinas ketahanan pangan dan dinas pertanian akan ikut serta membimbing KWT tersebut agar terus berkembang.

“Kita coba dulu disini, kalau berhasil dan bagus, nanti kita akan coba minta persetujuan walikota apakah bisa dianggarkan pada APBD soal pengembangan nantinya, atau minta program CSR (Coorporation Social Responsibility) kembali seperti BRI ini karena kita juga banyak perusahaan besar untuk kita terima program CSRnya,” ujarnya.

“Harapannya ini bisa memberdayakan ibu-ibu sekitar untuk bisa mencontohkan ibu-ibu lainnya di rumah untuk penghijauan dan bisa menambah pendapatan juga,” tambahnya.

Kemudian Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandar Lampung, I Kadek Sumartha juga mengatakan bahwa pemilihan KWT di Sumber Agung karena KWT ini memiliki lahan sebesar 500 meter persegi untuk dimanfaatkan.

“Selain itu anggota KWT nya juga pro aktif dan kami menilai itu bersama BRI bagus sehingga kita pilih disini,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa BRI memberikan bantuan senilai Rp100 Juta untuk pembuatan infrastruktur berupa Rumah Tanaman, Green House, dan infrastruktur fisik lain yang menunjang jalannya Urban Farming.

“Kemudian ada juga pemberian tanaman yang ada nilai ekonomis nya supaya bisa dirawat oleh Kelompok PKK dan KWT seperti sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman obat dan hidroponik,” ungkapnya.

Noni Hariyanti, Ketua KWT Sumber Agung mengatakan bahwa hasil pertanian milik KWT di lahan seluas 500 meter persegi tersebut nantinya akan coba didistribusikan ke pasar yang lebih luas.

“Karena kan selama ini produk kita baru kita pasarkan ke perorangan saja. Insya Allah nanti  kita akan oper ke misalnya mall, atau pasar tradisional, dan juga online,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa anggota KWT nya berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan yaitu wanita pekerja, ibu rumah tangga, dan petani.

“Kita juga ada lakukan pelatihan, diantaranya pelatihan pertanaman, pengolahan hasil pertanian, dan pelatihan pengemasan,” ujarnya.

Ia mengatakan kegiatan KWT yang dilakukan berkelompok ini juga menghasilkan banyak produk panganan olahan yang berasal dari hasil pertanian apotik hidup.

“Produk kita diantaranya adalah olahan jahe ada wedang jahe, ting-ting jahe, ada ting-ting kacang juga. Saat ini kita lagi merambah ke aneka keripik seperti keripik pisang, singkong, talas, dan sale pisang,” tutupnya. (*)