• Minggu, 13 Juli 2025

Pemprov Lampung Galakkan Hilirisasi Produk Olahan Singkong untuk Gerakkan Ekonomi Rakyat

Senin, 28 Februari 2022 - 16.00 WIB
783

Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi. Foto: Dok Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung pada tahun 2022 ini akan fokus meningkatkan produksi singkong serta gencar melakukan hilirisasi produk pangan lokal tersebut yang dinilai memiliki nilai ekonomi tinggi. 

Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi, mengatakan jika Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah penghasil singkong atau ubi kayu dengan produksi yang tinggi setiap tahunnya.

"Lampung kan memang menjadi daerah penghasil singkong. Maka nya terus kita dorong agar terbentuknya hilirisasi produk singkong untuk menambah nilai jualnya sendiri," kata Kusnardi saat dimintai keterangan, Senin (28/1/2022).

Ia melanjutkan, saat ini produk singkong di Lampung baru diolah menjadi tepung tapioka. Namun juga ada beberapa daerah yang mulai mengembangkan menjadi olahan asam sitrat atau gula singkong. 

"Sehingga dengan adanya hilirisasi ini, para petani tidak lagi menjual singkong begitu saja. Tapi ada produk turunan nya sehingga ini juga akan meningkatkan nilai jual untuk kesejahteraan petaninya sendiri," terangnya.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Lampung juga telah menyiapkan program berupa pengembangan singkong menjadi beras analog yang bisa digunakan sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras.

"Progam ini akan menyasar Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Tengah sebagai pusat pengolahan. Karena seperti diketahui dua daerah tersebut juga sebagai penghasil singkong," terangnya.

Sementara itu Ketua Asosiasi Petani Singkong Lampung Utara, Syahrul Effendi, mendukung upaya pemerintah Provinsi Lampung untuk meningkatkan perekonomian para petani singkong dengan menggencarkan hilirisasi produk pertanian tersebut.

Menurutnya, saat ini para petani yang ada dilapangan hanya bisa berpangku tangan dengan harga singkong yang sewaktu-waktu bisa mengalami penurunan lantaran tidak diatur dalam harga eceran tertinggi (HET).

"Jika memang ada program untuk hilirisasi produk singkong tentunya kami mendukung. Karena saat ini para petani taunya hanya panen kemudian menjual. Dan itu pun harus siap jika sewaktu-waktu harganya turun," katanya. 

Berdasarkan data terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, angka produksi singkong didaerah setempat mencapai 6.683.758 ton yang menjadikan Lampung sebagai daerah penghasil singkong terbesar di Indonesia dari total produksi di seluruh Indonesia yang menyentuh angka 19.341.233 ton. 

Luas lahan singkong di Lampung mencapai 366.830 hektar. Luas lahan tersebut tersebar diberbagai daerah seperti di Lampung Tengah dengan luas mencapai 121.000 hektare, Lampung Utara 53.994 hektare dan Lampung Timur 49.000 hektare. (*)