Peningkatan Ekspor Pertanian Diharap Jadi Trigger Pertumbuhan Ekonomi Lampung

Pengamat Ekonomi Central for Urban And Regional Studies (CURS), Erwin Oktaviano. Foto: Doc/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pengamat Ekonomi dari Center For Urban and Regional Studies (CURS), Erwin Octavianto mengatakan, peningkatan ekspor produk pertanian Lampung hingga 36,61 persen atau sebesar Rp3.762 triliun pada 2021, dibandingkan pada 2020, ini menjadi hal positif bagi sektor pertanian.
Menurutnya, hal ini juga dicerminkan adanya peningkatan ekonomi Lampung yang menjadi salah satu cerminan dari ekspor tersebut.
Terlebih, menghadapi 2022 ini salah satu lembaga memprediksi bahwa Indonesia akan tumbuh perekonomiannya menjadi 5 persen, selama tingkat pemulihannya berjalan dengan cepat dan baik, lalu program vaksinasi baik juga. Kemudian ada wacana juga bahwa pandemi Covid-19 berubah statusnya menjadi andemi.
"Artinya ini menjadi dorongan bagi perekonomian secara nasional untuk tumbuh. Nah Lampung harus mengambil kesempatan itu. Dimana ini menjadi trigger buat pemerintah untuk lebih meningkatkan ekonomi di Lampung," kata Erwin, saat dihubungi kupastuntas.co, Senin (7/3/2022).
Peningkatan ekpor dan impor ini selain dari produktivitas lanjutnya, juga membutuhkan pemasaran yang harus jelas, yang mana pemerintah harus mencontoh cara negara-negara mana yang memang memiliki daya saing juga.
"Artinya tidak hanya pada negara tertentu saja, namun pemerintah juga harus pintar memilih pasar yang memang harganya cukup bersaing terhadap produk unggulan kita, yang tentu dari itu kita bisa meningkatkan lagi pendapatannya," ungkapnya.
Akan tetapi jelasnya, jika produksi tidak diimbangi dengan kualitas dan pemasaran yang baik maka dikhawatirkan harganya anjlok, tentu ini yang tidak diinginkan.
"Setelah barang kita berkualitas, kita harus mencari negara lain yang membutuhkan barang kita, dan juga berdaya saing harganya," sambungnya.
Namun di era industri 4.0 ini informasi mengenai harga atau kualitas terhadap hasil pertanian ini juga jangan sampai ketinggalan, terkait dengan perkembangan globalisasi itu termasuk model pemasarannya karena sekarang jaman nya sudah serba cepat.
"Sehingga pemerintah harus membantu dalam hal memperoleh informasinya, lalu dalam hal mencarai bangsa pasar nya sehingga petani mendapatkan banyak fasilitas yang baik dari pemerintahnya untuk dapat berkembang. Maka pemerintah tidak boleh gaptek dan informasi, serta harus melek terhadap persaingan industri 4.0 ini," tandasnya. (*)
Video KUPAS TV : WARGA PROTES DEVELOPER PERUMAHAN PT REVITHA BANGUN BUANA
Berita Lainnya
-
Dosen Magister Bahasa Inggris Universitas Teknokrat Terpilih Ikuti Laboratorium Penerjemah Sastra 2025 Kementerian Kebudayaan
Senin, 14 Juli 2025 -
4 Pencuri Motor Asal Lamtim Ditangkap di Bandar Lampung, Satu Diantaranya Mahasiswa
Senin, 14 Juli 2025 -
4 Jemaah Haji Bandar Lampung Wafat, Kemenag Tekankan Pentingnya Persiapan Fisik dan Mental
Senin, 14 Juli 2025 -
750 Warga Ikuti Program Umroh Bandar Lampung 2025, Kloter Pertama Berangkat 16 Juli
Senin, 14 Juli 2025