• Selasa, 15 Juli 2025

Membedah Kinerja Eva Dwiana (Bagian 3/Habis), Aktif Kegiatan Sosial, Keagamaan dan Budaya

Rabu, 09 Maret 2022 - 07.51 WIB
1.2k

Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana dikenal sebagai sosok wanita yang aktif di kegiatan sosial dan keagamaan. Tampak Eva memberikan makanan kepada pedagang.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, dikenal sebagai sosok wanita yang aktif di kegiatan sosial, keagamaan dan budaya. Eva juga memiliki sifat humble, peduli, dan suka blusukan. 

Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Bandar Lampung, Ismail Zulkarnain, mengatakan, selama ini Eva Dwiana dikenal sangat peduli terhadap rakyat.

Baca juga : Membedah Kinerja Eva Dwiana (Bagian 1), Ekonomi Tumbuh di Tengah Pandemi

"Saat ada musibah yang menimpa warga, beliau langsung terjun ke lapangan jam berapapun. Yang luar biasa beliau gampang sekali ditemui,” kata Ismail, Selasa (8/3).

Menurutnya, pada situasi sulit seperti saat ini, Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana rutin memberikan bantuan kepada ratusan pondok pesantren (Ponpes).

"Alhamdulillah Bunda Eva atensinya kepada para ulama dan santri luar biasa. Ratusan pondok pesantren di Bandar Lampung mendapat bantuan Rp30 juta per satu pondok," ujar Ismail.

Selain itu, lanjut Ismail, Eva Dwiana juga rutin memberikan beasiswa kepada para santri yang tidak mampu. Ia juga kerap mengundang para santri untuk berkunjung ke kantornya.

"Kadang beliau datang ke pondok-pondok pesantren, kadang kami yang diundang ke kantor beliau. Saat bertemu, beliau banyak bertanya tentang keadaan santri. Bunda Eva juga terjun langsung ke lapangan membawa tim medis untuk mengecek kesehatan seluruh santri yang ada di Bandar Lampung," ungkapnya.

Baca juga : Membedah Kinerja Eva Dwiana (Bagian 2), Wanita Tangguh dan Dekat dengan Rakyat

Ismail mengungkapkan, Bunda Eva kerap terjun ke lapangan memantau pelaksanaan tes antigen ke seluruh pondok pesantren yang ada di Bandar Lampung.

“Bunda Eva memiliki sifat sangat ramah dan humble dengan semua orang, tidak sombong serta gampang empati dengan kesedihan warganya. Beliau juga ringan tangan serta rajin berkunjung ke warganya, bertemu dan tatap muka. Itu yang membuat warga Bandar Lampung mencintainya," ujar Ismail.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bandar Lampung, Purna Irawan, mengatakan Eva Dwiana memiliki komunikasi sosial kemasyarakatan dan kedekatan dengan masyarakat.

"Beliau adalah seorang tokoh masyarakat yang ideal karena sangat aktif dalam kegiatan bidang kemasyarakatan. Jadi kedekatannya dengan masyarakat sungguh luar biasa bagus," tandasnya.

Direktur Eksekutif Damar Lampung, Ana Yunita Pratiwi, mengatakan Eva Dwiana adalah sosok walikota perempuan yang diharapkan bisa menjadi top leader bagi kaum perempuan.

"Kami melihat banyak program yang didorong Bunda Eva seperti penguatan pelaku UMKM sebagai upaya untuk penguatan ekonomi selama pandemi," kata Ana.

Menurutnya, selama ini Eva Dwiana memiliki komunikasi yang intens dan mensupport kepentingan kelompok perempuan.

Pengamat Sosial dari Universitas Lampung (Unila), Bartoven Vivit Nurdin, mengatakan Eva Dwiana merupakan sosok wanita yang sangat aktif di kehidupan sosial, keagamaan serta budaya. Sifat itu sudah dipupuk jauh sebelum Eva menjabat walikota.

"Beliau modelnya membangun dari bawah, bukan sesaat. Karena waktu yang lama sehingga hubungan emosionalnya dengan masyarakat sangat kuat. Dia punya komunitas yang banyak, ibu-ibu pengajian yang kita lihat sangat solid sampai memberangkatkan umrah. Apalagi kalau ada bencana-bencana beliau bergerak cepat datang memberikan bantuan," ujar Vivit.

Di situasi pandemi Covid-19, Eva Dwiana sangat ketat menjaga warga agar terlindungi dari paparan virus.  

"Kalau untuk lapangan, kehidupan bermasyarakat, beliau orang yang sangat care, peduli dengan warga Bandar Lampung. Makanya sampai sekarang kedekatannya dengan masyarakat cukup kuat,” imbuhnya.  

Menurut Vivit, sebagai wanita pertama yang memimpin Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana adalah orang yang hebat dan tangguh dengan kemampuan luar biasa secara sosial dan keagamaan.

"Tidak semua perempuan bisa menjadi pemimpin. Karena, menjadi pemimpin itu kan tidak mudah terlebih saat menghadapi gonjang ganjing politik. Apalagi perempuan memiliki situasi emosional yang berbeda dengan laki-laki," ucapnya. (*)

Berita ini sudah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi, Rabu (9/3/2022).


Editor :