• Sabtu, 19 Juli 2025

Lewat JTTS, Jasa Marga Perkuat Konektivitas Sumatera

Sabtu, 19 Maret 2022 - 14.16 WIB
470

Lewat JTTS, Jasa Marga Perkuat Konektivitas Sumatera. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Menghadirkan jalan tol di Pulau Sumatera, khususnya Provinsi Lampung bukan pekerjaan mudah. Sebab, Lampung dikenal dengan kontur jalannya yang naik turun dan memiliki banyak sekali bukit. Mereka yang pernah melintasi jalan Lintas Sumatera pasti merasakan beratnya jalur tersebut.

Namun, Jasa Marga mampu memaksimalkan fungsi tol tersebut untuk memperkuat konektivitas. Proyek besar itu ditandai setelah Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggi Besar pada 30 April 2015. 

Namun, proyek ini baru dilaksanakan secara efektif Mei 2016, atau setelah pemerintah mengeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Melalui PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), Jasa Marga yang tahun ini berusia 44 tahun dipercaya sebagai operator. 


Pekerjaan ini tidak sembarangan. Karena, JTTS ruas Bakauheni-Terbanggi Besar menjadi tonggak dari proyek besar untuk mengkoneksikan Aceh hingga Lampung. Tidak itu saja, jalur Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer itu juga sempat dinobatkan sebagai ruas tol terpanjang di Indonesia. Hal ini yang menjadikan JTTS sangat bersejarah.

Tantangan yang harus dijawab pihak Jasa Marga adalah mengkoneksikan jalan tol tersebut dengan sejumlah fasilitas atau pun tempat wisata. Seperti Pelabuhan Bakauheni, Bandara Radin Inten II, Kota Kalianda Lampung Selatan, serta Ibukota Provinsi Lampung, Bandar Lampung, dan Kota Metro. 

Jalan tol juga harus menjadi jalur utama untuk sederet destinasi wisata pantai yang membentang di pesisir Lampung, seperti M Beach, Minang Rua, dan masih banyak lagi.

Wajah Lampung benar-benar berubah saat jalan tol pertama di Lampung, ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, alias Bakter, diresmikan secara penuh Maret 2019. 


Jalan Tol Trans Sumatera, utamanya ruas ruas Bakauheni-Terbanggi, seperti pisau bermata ganda atau sama pentingnya. Pertama dilihat dari sisi konektivitas. Jalan Tol Trans Sumatera benar-benar mampu memangkas waktu perjalanan. 

Bayangkan, Bandar Lampung – Pelabuhan Bakauheni yang awalnya ditempuh dalam waktu 2 hingga 2,5 jam, kini hanya butuh waktu 1 jam, dengan estimasi kecepatan 80 km/jam. Yang pasti bebas hambatan. 

Tidak hanya itu, Lampung mungkin menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang seluruh jalur masuk utamanya terkoneksi dalam satu jalan tol, yaitu Tol Trans Sumatera.

Titik nol jalan ini ada di Pelabuhan Bakauheni, pintu masuk Lampung via laut. Jalur ini terhubung dengan Bandara Radin Inten II, pintu masuk Lampung via udara. Waktu tempuhnya hanya sekitar 1 hingga 1,5 jam. Jalan tol sendiri menjadi pintu masuk Lampung via darat.

JTTS juga sudah berubah menjadi kebanggaan. Jalan Tol Trans Sumatera sudah layaknya ikon. Karena, banyak sekali spot indah yang ditawarkan di jalur ini. Salah satu spot favorit adalah saat menjelang Pelabuhan Bakauheni.


Pemandangan yang disajikan adalah keindahan Selat Sunda dengan kapal ferry Ro-Ro yang berseliweran. Ditambah lagi kemegahan Menara Siger yang berdiri dengan sangat indah. Keindahan ini banyak beredar di media sosial.

Fungsi kedua yang sangat dirasakan manfaatnya dari Jalan Tol Trans Sumatera adalah ekonomi. Utamanya, setelah Ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung di Sumatera Selatan selesai dibangun. Ruas tol terpanjang di Indonesia dengan 189 km yang tenar dengan nama Terpeka itu, membuat aktivitas semakin meningkat.

Dengan Tol Terpeka, Palembang di Sumatera Selatan hanya berjarak 3 sampai 4 jam ke Bandar Lampung. Padahal, dengan jalur lama melewati Lintas Timur atau dengan moda transportasi kereta, Palembang - Bandar Lampung harus ditempuh 10 hingga 12 jam.

Tak heran jika di akhir pekan kendaraan plat BG asal Sumatera Selatan berseliweran di sejumlah destinasi di Provinsi Lampung. Khususnya wisata pantai. Jarak yang menjadi sangat dekat itu, dimanfaatkan untuk berlibur tanpa harus menginap. 

Dampak dari konektivitas yang lancar itu, adalah hidupnya roda perekonomian di Lampung. Khususnya untuk hal amenitas, kuliner, destinasi, merchandise, dan lainnya.

Jalan Tol Trans Sumatera juga telah mempermudah arus pengiriman barang dari Sumatera ke Jawa maupun sebaliknya. Hal ini tentu akan membuat perputaran uang semakin cepat. Yang artinya, perekonomian sangat-sangat terbantu.

Di usia ke-44 tahun, Jasa Marga telah ‘membuka kunci’ konektivitas di Sumatera. Namun, tugas besar masih menanti, yaitu mengkoneksikan Lampung hingga Aceh. Hal ini yang akan mendukung percepatan dan pemerataan pembangunan di Sumatera. (Rizky)