• Kamis, 15 Mei 2025

Telan Anggaran Ratusan Miliar, Kementerian PUPR Bangun Tanggul di Bibir Pantai Kalianda Pasca Tsunami 2018

Selasa, 26 April 2022 - 17.50 WIB
322

Kepala BBWS Mesuji Sekampung Ditjen SDA Kementerian PUPR, Alexander Leda, saat dimintai keterangan, Selasa (26/4/2022). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung, membangun tanggul yang kurang lebih panjangnya mencapai 11 kilometer dibibir pantai Kalianda yang terdampak tsunami pada tahun 2018 silam.

"Kita ada proyek konstruksi pasca tsunami, itu penanganan pantai di Lampung Selatan. Untuk konsep pembangunan ini sendiri dengan tinggi bangunan 4 meter dengan melakukan pantauan dari total tinggi air laut," kata Kepala BBWS Mesuji Sekampung Ditjen SDA Kementerian PUPR, Alexander Leda, saat dimintai keterangan, Selasa (26/4/2022).

Ia melanjutkan, pengerjaan tanggul tersebut dilakukan secara bertahap. Dimana pada tahun 2021 sepanjang 3,4 kilometer dengan anggaran Rp223 miliar dan tahun 2022 ini sepanjang 4,82 dengan anggaran Rp230 miliar.

"Sisanya ini akan dikerjakan 2023 mendatang, total keseluruhan kerusakan pasca tsunami itu sebetulnya ada 18 kilometer tapi karena ada perbukitan dan pegunungan yang tak perlu di protect. Sehingga kami cukup kerjakan kurang lebih 11 kilometer," tuturnya.

Ia melanjutkan, fungsi keberadaan tanggul tersebut diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi warga ketika air laut pasang. Selain itu juga sebagai upaya untuk meminimalisir dampak bencana jika tsunami sewaktu-waktu terjadi kembali.

"Fungsi dari proyek ini sebagai peredam ombak dan gelombang yang naik. Sehingga pembuatan talud ini sebagai upaya melindungi pemukiman, tempat ibadah, dan sejumlah tempat yang perlu di proteksi," imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah Anggota DPRD Provinsi Lampung Daerah Pemilihan (Dapil) Lampung Selatan, Wahrul Fauzi Silalahi, memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat yang melakukan pembangunan tanggul tersebut sebagai upaya menciptakan rasa aman bagi warga sekitar.

Menurutnya, kekhwatiran warga juga kembali terjadi akhir-akhir ini terlebih dengan meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) dari level waspada menjadi siaga.

"Pasca bencana tsunami tahun 2018 lalu tentunya masyarakat sekitar jadi was-was. Sehingga dengan adanya upaya yang dilakukan oleh Kementerian PUPR tersebut setidaknya memberikan sedikit rasa aman bagi warga sekitar," kata dia. (*)

Video KUPAS TV : 36 TITIK JALAN NASIONAL LAMPUNG RAWAN KECELAKAAN