Lampung Waspada Hepatitis Akut, Sudah Menyebar ke Lima Provinsi

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, saat dimintai keterangan dilingkungan kantor Gubernur Lampung.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengaktifkan sistem kewaspadaan dini (Early warning) di setiap fasilitas pelayanan kesehatan guna mengantisipasi merebaknya penularan penyakit hepatitis akut pada anak. Penyakit mematikan ini sudah menyebar di lima provinsi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, Reihana, meminta semua fasilitas pelayanan kesehatan untuk segera melapor jika menemukan kasus probable hepatitis akut pada anak.
"Hepatitis akut pada anak ini, menurut surat edaran dari Kementerian Kesehatan, akan menyerang anak usia 1 hingga 6 tahun. Sampai hari ini sistem kewaspadaan yang dijalankan belum menemukan gejala hepatitis akut pada anak di kampung," kata Reihana, Rabu (11/5).
Ia menjelaskan, beberapa bulan lalu tim dari Kementerian Kesehatan telah berkunjung ke Lampung untuk menemui para surveilans yang ada di kabupaten/kota agar kembali meningkatkan sistem kewaspadaan dini.
"Jadi sudah diantisipasi jauh hari sebelum kasus merebak tinggi. Kita berdoa saja mudah-mudahan di Provinsi Lampung tidak terjadi kasus demikian," imbuhnya.
Ia mengungkapkan, Dinas Kesehatan fokus melakukan pemantauan terhadap anak baru lahir untuk mengetahui perkembangan kesehatannya.
"Saat ini yang perlu dipantau adalah anak baru lahir. Biasanya kalau seminggu kondisi badannya kuning dan itu masih kategori normal. Tapi kalau lebih seminggu, itu yang harus kita pantau lebih ketat," tuturnya.
Reihana mengimbau anak-anak, terutama yang sudah sekolah tatap muka, untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat serta tidak menggunakan alat makan secara bergantian.
"Hepatitis akut ini menyerang ke perut mulai dari mual, diare, demam kalau berlanjut bisa ke kejang atau kehilangan kesadaran. Jika anak mengalami gejala tersebut harus segera dimasukkan ke ICU anak. Gejala ringan dan berat harus diantisipasi," lanjut Reihana.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Lampung, Murdoyo, mengimbau para orang tua untuk mengetahui dan memahami gejala hepatitis akut.
Jika anak sedang sakit dan diketahui memiliki ciri-ciri seperti terkena hepatitis akut, diminta untuk segera membawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
"Orang tua harus paham apa saja gejala dan ciri-ciri dari hepatitis akut. Baik gejala ringan dan berat semua harus patut diwaspadai. Jika itu ditemukan segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan," ujarnya.
Hingga kini, kasus hepatitis akut belum diketahui penyebabnya dan kasusnya terus meningkat di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sudah ada 15 kasus hepatitis akut di Indonesia hingga Senin (9/5). Jumlah tersebut meningkat dibandingkan sehari sebelumnya.
Kemenkes sebelumnya menyebut ada empat kasus dugaan penularan hepatitis akut di Indonesia.
Adapun 15 kasus hepatitis akut terdeteksi di 5 provinsi yaitu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Bangka Belitung.
"11 orang DKI Jakarta, Sumatera Barat 1, Jawa Timur 1, Bangka Belitung 1 dan Jawa Barat 1," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, Selasa (10/5).
Nadia mengatakan, sebanyak 5 pasien meninggal dunia dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sumatera Barat. Sementara itu, pasien lainnya masih dalam perawatan. Selain itu, rata-rata pasien yang terkena hepatitis akut berusia 1-6 tahun. "Usia 1-6 tahun paling banyak," ujar dia.
Ikatan Dokter Anak Indonesia menyebut, penularan atau transmisi hepatitis akut yang saat ini sedang menjadi sorotan diduga melalui fekal-oral atau saluran cerna.
Dugaan tersebut muncul karena serupa dengan penularan Rotavirus dan Adenovirus yang menyebabkan diare. Meski demikian, hingga saat ini belum ada penemuan pasti mengenai penyebab penyakit yang menyerang anak-anak tersebut. (*)
Berita ini sudah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Kamis (12/5/2022).
Berita Lainnya
-
Penyerapan Gabah Lampung Capai 190 Ribu Ton, Bulog Optimis Lampaui Target Akhir Mei
Jumat, 16 Mei 2025 -
Menteri P2MI: Deklarasi Anti-TPPO Harus Jadi Aksi Nyata Lindungi Pekerja Migran
Jumat, 16 Mei 2025 -
Bahas LKPJ 2024, DPRD dan Pemkot Bandar Lampung Sepakat Tingkatkan Kualitas Pelaporan Pembangunan
Jumat, 16 Mei 2025 -
Polda Lampung Ungkap 44 Kasus TPPO dengan 84 Korban
Jumat, 16 Mei 2025