• Rabu, 30 April 2025

Pemilik Kebun Bantah Paksa Dua Bocah Makan Daun Sawit di Lamsel, ini Katanya

Selasa, 02 Agustus 2022 - 23.00 WIB
241

Kamim Setiawan (39) warga Dusun Trimulyo, Desa Karya Mulyasari, Kecamatan Candipuro, Lamsel, pemilik kebun sawit, saat dimintai keterangan. Foto: Handika/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Kamim Setiawan (39) warga Dusun Trimulyo, Desa Karya Mulyasari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), pemilik kebun sawit membantah memaksa BAA (6) dan A (8) memakan daun sawit yang dipetik.

Kepada kupastuntas.co, Kamim Setiawan menceritakan kronologi kejadian versi dirinya, Selasa (2/08/2022) malam.

"Kalau sebenarnya kronologi awal itu, saya lagi bersih-bersih di pekarangan rumah saya lihat anak-anak ini kok nyabutin umbut sawit (bagian ujung titik tumbuh batang kelapa sawit). Nah terus dimakan, terus saya tegur, kedua anak itu pulang ke rumah," ujarnya.

Kamim kemudian mendatangi kediaman orang tua BAA yang letaknya persis di belakang rumahnya. Orang tua BAA ini bernama Joko dan Firmawati.

"Terus saya nemuin pak Joko bapaknya BAA (6), disitu BAA sembunyi, saya cariin kesana sini. Saya tanya ke pak Joko dimana BAA mas? terus ketemu, saya tanya dek kenapa tadi nyabutin batang sawit gitu. Yaudah yuk diambiln yuk," ajaknya kala itu.

Di lokasi umbut sawit yang dicabuti kedua anak tersebut, Kamim kembali menanyai mereka di hadapan Joko.

"Terus tak tanyain, dek kenapa umbut sawit ini dicabutin, terus dia ngomong enak lek (bahasa jawa berarti om), yang enak itu apanya?, ini lek langsung dimakan. O yaudah kalau enak dimakan. BAAngomong seperti itu di hadapan pak Joko. Kalau unsur pemaksaan, saya nggak ada pemaksaan," terangnya.

Baca juga : Tega, Dua Bocah di Lamsel Dipaksa Makan Daun Sawit Hanya karena Memetik Daun

Kamim kemudian menyuruh Joko untuk memanggil bibi yang juga orang tua asuh dari A bernama Ratiyen.

"Habis itu, mas ini enaknya orang tuanya A panggil saja. Dipanggil lah terus datang Ratiyen, disitu saya ngomong yaudah di foto saja kirim ke orang tuanya biar tahu (orang tua A sedang merantau). Yang suruh panggil bu Ratiyen itu ya saya yang nyuruh, yang nyuruh foto ya saya. Tapi nggak tahu di foto apa enggak," imbuhnya.

Kamim beralasan, tanaman kelapa sawit biasanya disemprot obat-obatan untuk menangkal hama sejenis wawung atau kumbang tanduk.

"Soalnya, kalau sawit ini di obat kan fatal. Terus saya ngomong ke pak Joko, kalau sampai ini di furadan saya nggak tahu akibatnya. Kalau bisa, itu jangan diulangi lagi karena tanaman itu dirawat disemprot furadan untuk mengatasi hama wereng. Tapi alhamdulillah-nya sawit yang di dekat rumah itu pas nggak tak furadan," kilahnya.

Lalu, Kamim juga menyanggah kesaksian yang diceritakan oleh warga setempat bernama Suyati dan Yamidi. Lokasi kedua anak di bawah umur itu memakan umbut sawit juga bukan di pekarangan rumahnya melainkan di depan rumah orang tua BAA.

"Disini ini mas Joko sama bu Ratiyen. Suyati sama Yamidi itu nggak tahu kronologis awal, nggak ada disitu. Kedua anak memakan umbut sawit bukan di belakang rumah saya tapi didepan rumahnya bu Firma," ucapnya seraya meluruskan.

Kamim tidak menampik, peristiwa dua bocah memakan umbut sawit itu terjadi pada tanggal 10 Juli 2022. "Iya benar 10 Juli 2022, pas Idhul Adha," jawabnya.

Ditanya bagaimana respon para orang tua pas kejadian itu, Kamim mengaku mereka malah mengucapkan terima kasih alias tidak ada protes.

"Respon orang tua anak-anak itu ya nggak ada apa-apa, malah istilahnya matur nuwun lho (terima kasih dalam bahasa jawa)," akunya.

Terakhir, Kamim mengetahui kejadian itu viral setelah membaca pemberitaan di media massa. Dia menerangkan bahwa dirinya belum pernah dipanggil oleh pihak Pemerintah Desa setempat.

"Saya sendiri lho nggak ada dipanggil pihak desa, itu enggak. bahkan saya sendiri nggak tahu apa-apa, tahu-tahu di media kok sudah ramai bener. Yang jelas, intinya kronologisnya seperti itu," pungkasnya. (*)