• Sabtu, 20 April 2024

Januari-Juli 2022 Terjadi 25 Kasus Bencana di Pesawaran, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Rabu, 10 Agustus 2022 - 16.37 WIB
151

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesawaran, Sofyan Agani saat diwawancari di ruangnya. Foto : Yugo/Kupastuntas.co.

Kupastuntas.co, Pesawaran - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesawaran mencatat sebanyak 25 kasus bencana selama Januari hingga Juli 2022. Bencana tersebut merugikan miliaran rupiah. 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pesawaran, Sofyan Agani mengatakan 25 kasus tersebut paling didominasikan oleh kasus kebakaran. 

"Kasus kebakaran yang di Kabupaten setempat sebanyak 9 kasus. Semua kejadian kebakaran rumah yang diakibatkan oleh konsleting listrik serta rugikan Rp 1 miliar selama bulan Januari hingga Juli 2022," katanya saat diwawancarai di ruang kerjanya. Rabu, (10/09/2022). 

Ia menyebutkan selain kasus kebakaran yang terjadi di Kabupaten setempat, terdapat 11 kasus bencana alam seperti angin puting beliung dan juga angin kencang tersebar di 7 Kecamatan setempat. 

"Terdapat bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor dan juga petir yang menimpa rumah warga. Bencana banjir terjadi di bulan Januari kemarin di Kecamatan Gedong Tataan, bencana tanah longsor terjadi di bulan Januari dan bulan Maret di Kecamatan Teluk Pandan dan Kecamatan Negeri Katon," sebutnya. 

Ia mengungkapkan saat ini cuaca tidak menentu membuat pihaknya lebih meningkatkan kewaspadaan guna antisipasi bencana alam.

"Berdasarkan peta rawan bencana yang kami miliki, kita harus waspadai adalah musim kemarau yang ekstrem menyebab terjadinya kebakaran lahan dan kebakaran hutan," ungkap Sofyan Agani.

Sofyan Agani mengatakan selama menjabat sebagai Kepala Pelaksana BPBD belum mendapatkan laporan kasus kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Kabupaten setempat. 

"Selama saya menjabat sebagai Kalaksa BPBD, saya belum mendapatkan laporan terkait kasus kebakaran lahan dan hutan. Jadi, kami katakan masih aman dalam kasus kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten setempat," tutur Sofyan. 

Sofyan menjelaskan bertambahnya frekuensi dan intensitas bencana setiap tahun, pengetahun masyarakat tentang potensi risiko perlu ditingkatkan. 

"Dalam hal masyarakat yang kurang mengetahui potensi resiko, kami melakukan sosialisasi, edukasi serta kesiapsiagaan bencana," pungkas Sofyan Agani. (*)

Editor :