Mamak Wayak, Seniman Dibalik Terkenalnya Topeng Sekura di Lambar
Kupastuntas.co,
Lampung Barat - Kabupaten Lampung Barat menjadi salah satu daerah yang banyak
menyimpan potensi di bidang seni dan budaya. Salah satunya adalah budaya Topeng
Sekura.
Sekura merupakan
jenis topeng yang berasal dari Bumi Beguai Jejama Sai Betik yang identik dengan
penutup wajah yang berasal dari kayu hingga kain yang di balut dengan berbagai
aksesoris.
Topeng Sekura saat
ini menjadi salah satu ikon khas Lampung Barat, bahkan pemerintah setempat
berencana akan membawa topeng sekura go internasional pada tahun 2024
mendatang.
Namun dibalik ciri
khas dan karakter yang di tampilkan pada topeng sekura khas Bumi Sekala Bekhak
itu ada pahatan tangan seniman kreatif yang mempunyai pengaruh besar dalam
perkembangan topeng sekura di mata nasional.
Mamak Wayak (45)
begitu orang memanggilnya, merupakan seorang seniman topeng sekura yang
mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan salah satu budaya peninggalan nenek
moyang di kabupaten yang terkenal dengan keberagaman.
Pria yang memiliki
nama asli Harun itu tinggal bersama anak dan istrinya di sebuah rumah di Pekon
(Desa) Gunung Sugih, Kecamatan Balik Bukit. Mamak Wayak di ambil dari profesi
nya terdahulu sebagai penyair.
"Dulu ikut
sanggar namanya Setiwang tugas saya seorang penyair sastra lisan yang di
Lampung Barat di sebut Muwayak makanya sampai sekarang orang manggil saya Mamak
Wayak, mamak itu paman dalam bahasa Lampung nya," kata Mamak Wayak, Selasa
(16/8/2022)
Mamak Wayak
mengatakan bahwa dirinya terdorong untuk menjadi seniman topeng sekura karena
merasa miris banyak masyarakat asli Lampung Barat yang tidak paham dan
mengenali budaya sendiri.
Sebab ketika ada
kegiatan budaya yang ada di kabupaten setempat tidak menggunakan topeng sekura
asli setempat justru topeng dari daerah lain yang di gunakan untuk kegiatan
budaya yang mencerminkan nilai-nilai di dalamnya.
"Dulu ada
kegiatan seribu topeng sekura yang di selenggarakan disini, tetapi yang saya
miris topeng yang di tampilkan bukan punya kita tetapi punya daerah lain dari
situ saya tergerak untuk membangkitkan kembali topeng sekura kita,"
jelasnya.
Mamak Wayak
mengakui bahwa awalnya dia tidak ada kemampuam sama sekali dalam membuat topeng
bahkan alatnya saja dia tidak punya, tetapi karena keinginan yang kuat untuk
melestarikan budaya sekura dia tetap belajar.
Metode yang
digunakan untuk belajar dengan menonton youtube memperhatikan pahatan demi
pahatan yang dilakukan oleh para seniman topeng bagaimana membentuk dan
menghasilkan topeng yang menarik.
Awal tahun 2015 ia
mulai membuat topeng sekura pertamanya, bermodalkan pengetahuan yang di dapat
secara otodidak pahatan lalu ukiran pun di goreskan pada sebuah kayu yang
menjadi bahan pembuatan sekura.
Pembuatan pertama
topeng yang di hasilkan belum lah sempurna masih terlihat jelas pahatan yang
belum rapi, kemudian bentuk yang belum sepenuhnya di harapkan namun ia tetap
berjuang.
Dibantu oleh kawan
nya yang bertugas di Dinas Pariwisata yang juga sebagai pecinta seni dan budaya
ia diberikan referensi untuk membuat topeng sekura dengan metode yang lebih
mudah dan praktis.
Dalam menentukan
bahan ataupun peralatan pembuatan topeng sekura Mamak Wayak lebih memilih
menggunakan alat tradisional dibandingkan modern sebab menurutnya hasil yang di
dapat lebih memuaskan dan berkarakter.
Memang banyak
kendala yang di hadapi, bahkan beberapa kali terjadi kesalahan pada saat proses
pembuatan topeng namun justru kesalahan itu menjadi api yang membakar
semangatnya untuk semakin berkreatifitas.
"Misalnya
hidung nya mencong nih atau mulut pahatan nya terlalu dalam kita enggak boleh
nyerah justru saya senang kalau ada kesalahan karena saya bisa mengembangkan
kreatifitas saya untuk merubah itu menjadi sebuah karya," katanya.
Satu bulan berjalan
kemampuan nya sudah terbilang mumpuni karena sudah tau bagaimana mengolah
sebuah kesalahan menjadi pahatan yang indah hingga kini kemampuan nya dalam
membuat sekura tidak di ragukan lagi.
Terbukti hanya
dengan waktu dua jam Mamak Wayak bisa menyelesaikan 1 buah topeng sekura di
bandingkan pembuatan secara umumnya yang bisa memakan waktu hingga sehari penuh
itupun belum tentu jadi.
Dalam sehari Mamak
Wayak bisa menghasilkan 10 topeng sekura dengan berbagai jenis karakter dengan
bahan utama yang digunakan yaitu jenis kayu randu dan suren, namun ia membuat
topeng tidak setiap hari tergantung mood nya saja.
"Kalau kita
mood kita buat karena kan mudah berpikir kalo mood lagi bagus dan ketika ada
pesanan baru kita buat berapa yang di minta langsung kita buatkan tergantung
karakternya seperti apa," tambahnya.
Sehari omsetnya
bisa mencapai Rp250.000 namun ketika mendekati hari besar seperti Idul Fitri
omset nya meningkat berkali lipat, sebab perayaan topeng sekura biasanya
digelar pada perayaan Idul Fitri.
"Dua bulan ini
saja mamak sudah dapat pesanan sebanyak 40 topeng, iya alhamdulilah satu topeng
nya di banderol Rp150.000 jadi cukup untuk kebutuhan keluarga
sehari-hari," ujarnya.
Namun ia mengatakan
mayoritas pelanggan nya berasal dari luar daerah sangat jarang orang asli
Lampung Barat yang membeli topeng sekura itu lah mengapa ia berkeinginan untuk
mengenalkan topeng sekura sebagai warisan leluhur ke daerah luar.
Untuk mendukung
keinginan nya tersebut bahkan ia mempunyai impian untuk mendirikan rumah budaya
sendiri yang di dalam nya terdapat berbagai karyanya serta seni budaya asli
Lambar termasuk topeng sekura.
"Bahkan saya
memiliki cita-cita untuk mengadakan pameran topeng sekura sendiri di Lambar
agar anak-anak muda ataupun orang dewasa bisa melihat sendiri bahwa Lampung
Barat memiliki suatu budaya yang patut untuk dilestarikan dan di akui di mata
Nasional," jelasnya.
Mamak Wayak pun
berpesan kepada seluruh masyarakat khususnya kawula muda untuk terus
melestarikan seni dan budaya daerah sendiri sehingga pada tahun-tahun yang akan
mendatang dan seterusnya seni budaya khas Lampung Barat tidak punah dan
terkikis oleh perkembangan zaman. (*)
Berita Lainnya
-
Hujan Deras, Puluhan Rumah di BNS Lampung Barat Terendam Banjir Setinggi 1 Meter
Selasa, 23 April 2024 -
Pipa PDAM Limau Kunci di Lambar Putus Diterjang Longsor, Distribusi Air ke Ribuan Konsumen Terhambat
Selasa, 23 April 2024 -
Cegah Calo, Propam Awasi Langsung Penerimaan Anggota Polri di Lampung Barat
Selasa, 23 April 2024 -
21 ASN Pemkab Lampung Barat Dimutasi Keluar Daerah
Selasa, 23 April 2024