Produksi Kedelai Lokal di Lampung Terus Merosot, Ini Penyebabnya

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Kusnardi. Foto: Ria/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Produksi kedelai lokal di
Provinsi Lampung dalam empat tahun terakhir terus mengalami penurunan. Penyebab
penurunan produksi tersebut salah satunya dipengaruhi oleh permintaan yang juga
menurun.
Berdasarkan data yang diterima Kupastuntas.co dari Dinas
Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, produksi
kedelai lokal di daerah setempat pada tahun 2018 mencapai 53.553 ton dengan
luasan lahan tanam 70.012 hektar.
Sementara itu produksi pada tahun 2019 mengalami penurunan
menjadi 9.334 ton dengan luasan lahan tanam 12.318 hektar, tahun 2020
produksinya hanya 1.570 ton dengan luas lahan tanam 2.497 hektar dan 2021
produksinya hanya 1.317 ton dengan luasan lahan tanam 1.922 hektar.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Lampung, Kusnardi, menerangkan jika terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi produksi kedelai lokal didaerah setempat terus
mengalami penurunan.
"Memang banyak faktor yang mempengaruhi turun nya
produksi kedelai lokal di Lampung. Kedelai lokal itu pembelinya kurang dominan.
Dan saat itu masih banyak kedelai impor yang mudah didapat dengan kualitas yang
bagus," kata Kusnardi saat dimintai keterangan, Senin (12/8/2022).
Kusnardi menerangkan jika penurunan permintaan tersebut
membuat para petani tidak lagi bersemangat untuk menanam kedelai dan memilih
untuk beralih ke komoditas lain seperti jagung, singkong hingga kacang hijau.
"Tanaman lain seperti jagung dan singkong ini biaya
tanam nya tidak begitu susah dan tata kelolanya lebih simpel. Selain itu hasil
juga lebih maksimal jadi petani pada beralih menanam komoditas selain
kedelai," terangnya.
Pada kesempatan tersebut ia juga menjelaskan jika saat ini
pihaknya kembali mengembangkan tanaman kedelai lokal seiring dengan adanya
gagal panen di negara yang melakukan impor seperti Brazil dan Amerika Serikat.
"Negara yang mengimpor kedelai seperti Brazil dan
Amerika Serikat ini pada gagal panen. Dan ini turut mempengaruhi harga kedelai
lokal yang turut naik. Harapannya harga kedelai bisa Rp10 ribu per kilogram dan
ini momentum petani untuk menanam kedelai," kata dia.
Dikonfirmasi terpisah Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi
Lampung, I Made Bagiasa, meminta kepada Pemprov Lampung untuk kembali
membangkitkan semangat para petani dalam menanam kedelai.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh Pemprov Lampung
ialah dengan menjaga stabilitas harga serta kualitas kedelai yang dihasilkan
sehingga permintaan masyarakat dalam mengkonsumsi kedelai lokal kembali
meningkat.
"Apalagi sekarang impor kedelai semakin dibatasi, maka
ini harus dijadikan sebagai momentum oleh petani dan Pemprov Lampung sendiri
untuk kembali meningkatkan produksi kedelai," terangnya. (*)
Berita Lainnya
-
Bencana Angin Kencang, BPBD Catat Kerusakan di Bandar Lampung, Pesawaran, dan Lampung Timur
Senin, 16 Juni 2025 -
Misteri Pembunuhan Sadis di Natar Terungkap, Pelaku Ditangkap di Pringsewu
Senin, 16 Juni 2025 -
49.207 Masyarakat Lampung Manfaatkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Senin, 16 Juni 2025 -
Bawaslu Harap DKPP Bisa Jaga Integritas dan Marwah Penyelenggara Pemilu
Senin, 16 Juni 2025