• Senin, 16 Juni 2025

Produksi Kedelai Lokal di Lampung Terus Merosot, Ini Penyebabnya

Senin, 12 September 2022 - 17.29 WIB
401

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Kusnardi. Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Produksi kedelai lokal di Provinsi Lampung dalam empat tahun terakhir terus mengalami penurunan. Penyebab penurunan produksi tersebut salah satunya dipengaruhi oleh permintaan yang juga menurun.

Berdasarkan data yang diterima Kupastuntas.co dari Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, produksi kedelai lokal di daerah setempat pada tahun 2018 mencapai 53.553 ton dengan luasan lahan tanam 70.012 hektar.

Sementara itu produksi pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 9.334 ton dengan luasan lahan tanam 12.318 hektar, tahun 2020 produksinya hanya 1.570 ton dengan luas lahan tanam 2.497 hektar dan 2021 produksinya hanya 1.317 ton dengan luasan lahan tanam 1.922 hektar.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Kusnardi, menerangkan jika terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produksi kedelai lokal didaerah setempat terus mengalami penurunan.

"Memang banyak faktor yang mempengaruhi turun nya produksi kedelai lokal di Lampung. Kedelai lokal itu pembelinya kurang dominan. Dan saat itu masih banyak kedelai impor yang mudah didapat dengan kualitas yang bagus," kata Kusnardi saat dimintai keterangan, Senin (12/8/2022).

Kusnardi menerangkan jika penurunan permintaan tersebut membuat para petani tidak lagi bersemangat untuk menanam kedelai dan memilih untuk beralih ke komoditas lain seperti jagung, singkong hingga kacang hijau.

"Tanaman lain seperti jagung dan singkong ini biaya tanam nya tidak begitu susah dan tata kelolanya lebih simpel. Selain itu hasil juga lebih maksimal jadi petani pada beralih menanam komoditas selain kedelai," terangnya.

Pada kesempatan tersebut ia juga menjelaskan jika saat ini pihaknya kembali mengembangkan tanaman kedelai lokal seiring dengan adanya gagal panen di negara yang melakukan impor seperti Brazil dan Amerika Serikat.

"Negara yang mengimpor kedelai seperti Brazil dan Amerika Serikat ini pada gagal panen. Dan ini turut mempengaruhi harga kedelai lokal yang turut naik. Harapannya harga kedelai bisa Rp10 ribu per kilogram dan ini momentum petani untuk menanam kedelai," kata dia.

Dikonfirmasi terpisah Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, I Made Bagiasa, meminta kepada Pemprov Lampung untuk kembali membangkitkan semangat para petani dalam menanam kedelai.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh Pemprov Lampung ialah dengan menjaga stabilitas harga serta kualitas kedelai yang dihasilkan sehingga permintaan masyarakat dalam mengkonsumsi kedelai lokal kembali meningkat.

"Apalagi sekarang impor kedelai semakin dibatasi, maka ini harus dijadikan sebagai momentum oleh petani dan Pemprov Lampung sendiri untuk kembali meningkatkan produksi kedelai," terangnya. (*)