Hari Ketiga Seminar Kajian Koleksi Museum Lampung 2022: Gerabah Sebagai Sumber Daya Budaya Lampung

UPTD Museum Lampung saat menggelar seminar kajian koleksi museum Lampung 2022 hari ketiga di Gedung Temporer Museum Lampung, Rabu (21/9/2022). Foto: Istimewa
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Salah satu tinggalan budaya yang juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan upacara keadatan adalah gerabah. Gerabah/tembikar adalah benda atau wadah yang terbuat dari tanah liat.
Untuk membahas tentang hal itu, UPTD Museum Lampung menggelar seminar koleksi Museum Lampung. Seminar hari ketiga pada Kamis (22/9/2022) mengusung tema 'Gerabah Koleksi Museum Sebagai Sumber Daya Budaya Lampung'.
Salah seorang narasumber, yaitu Dosen Pendidikan Sejarah Universitas Lampung (Unila), Margono menjelaskan, pada masa perundagian gerabah/tembikar jenis periuk, cawan, piring, kendi, dan tempayan banyak digunakan untuk wadah makanan, seperti memasak dan menghidangkan masakan, menyimpan atau membawa bahan makanan.
"Kehadiran gerabah sebagai salah satu jenis benda koleksi keramologika dan sebagian juga masuk dalam jenis koleksi etnografika di museum Negeri Provinsi Lampung menggambarkan peralatan yang sering digunakan dalam keseharian maupun upacara adat, menjadi satu hal yang sangat berarti bagi masyarakat," kata Margono.
Karena, saat ini sulit sekali menemukan gerabah yang benar-benar outentik khas asli Lampung. Dengan adanya koleksi gerabah di Museum Negeri Provinsi Lampung memudahkan masyarakat dalam mengenal dan mengedukasi masyarakat tentang budaya Lampung.
"Bagi masyarakat Lampung gerabah bukan hanya sekedar perkakas rumah tangga. Melainkan sebagai syarat dan ketentuan dalam sebagian upacara adat. Hal ini dikarenakan setiap pelaksanaan tradisi adat masyarakat Lampung senantiasa selalu berusaha untuk menjaga kesakralannya," ucapnya.
Gerabah disini, memiliki beragam fungsi, ada yang difungsikan sebagai wadah/tempat jamuan untuk para tamu yang menghadiri tradisi, ada juga gerabah ukuran besar (paseu) untuk tradisi berendam calon pengantin wanita (muli) da nada juga gerabah yang difungsikan sebagai tempat beras, air dan jamuan hidangan berkuah.
Bahkan di sebagian wilayah Lampung hingga saat ini, saat pelaksanaan sebuah tradisi menggunakan jenis gerabah berbentuk teko dan mangkuk yang digunakan sebagai tempat makanan yang akan disuguhkan pada para tamu undangan dan mengindikasikan golongan dan strata sosial masyarakat Lampung kelas atas (Esya, 2022).
Salah satu contohnya pada masyarakat Lampung Saibatin, masyarakat yang memiliki gelar Pangikhan, Dalom dan Batin sering kali menggunakan alas berupa gerabah/tembikar berbentuk mangkuk bernama manguk ijau (gerabah/tembikar berkilau dengan kualitas terbaik) untuk suguhan hidangan makanan, sedangkan untuk masyarakat biasanya menggunakan alas/piring/mangkuk biasa.
"Dari hal ini dapat kita pahami bahwa gerabah memiliki peran yang penting dalam keberlangsungan budaya Lampung," terangnya.
Salah seorang peserta yaitu Itsna Rohmatillah, mahasiswi semester 3 Prodi sejarah Peradaban Islam, UIN Raden Intan Lampung mengatakan bahwa kegiatan seminar ini sangat baik untuk terus dilaksanakan. Sebab kata dia, selain sebagai sarana untuk mendapat wawasan baru, kegiatan seperti ini juga menjadi gerbang awal untuk tumbuhnya rasa penasaran terutama bagi mahasiswa sejarah,karena dengan tumbuhnya rasa penasaran akan mendorong mahasiswa untuk terus mempelajari hal-hal bersejarah itu sendiri.
"Banyak hal yang sebelumnya kami ketahui namun hanya dalam lingkup umum,dengan mengikuti kegiatan seminar ini menjadi lebih spesifik. Saya berharap kegiatan serupa akan terus berlanjut untuk semakin mengenalkan terutama pada para pemuda/i yang sudah mulai abai dengan sejarah, agar lebih dekat dan peduli dengan hal hal bersejarah disekitarnya," kata dia.
Peserta lainnya yaitu Alwan Guru SMAN 9 Bandar Lampung mengatakan, seminar ini sangat bermanfaat karena banyak informasi dan hal hal baru yang didapat.
"Seminar ini memperkaya khasanah baru saya karena narasumber yang memberikan nya sangat kompeten dari ilmunya," ujarnya.
Dia berharap kegiatan ini dapat di kembangkan lebih luas lagi jangkauannya dalam memberi pengetahuan seputar sejarah gerabah di lampung.
"Ternyata gerabah tidak hanya sebagai alat perkakas dapur saja. Banyak cerita dibalik filosofi gerabah tersebut. Saya akan mentransformasikan apa yang saya dapatkan pada seminar ini ke siswa -siswa saya di sekolah dan masyarakat pada umumnya," terangnya. (*)
Video KUPAS TV : PBB Lampung Gelar Aksi Damai di Kejati Lampung Suarakan Keadilan Untuk Brigadir J
Berita Lainnya
-
Debat Publik PSU Pilkada Pesawaran, Ini Nama-nama Tim Perumus dan Panelis
Minggu, 18 Mei 2025 -
Singgung Keputusan MK, Supriyanto Minta Maaf Belum Bisa Jaga Amanah Masyarakat
Minggu, 18 Mei 2025 -
Debat Publik PSU Pilkada Pesawaran, Nanda-Antonius Siap Perbaiki Infrastruktur Jalan dan Pertanian
Minggu, 18 Mei 2025 -
62.811 Kendaraan di Lampung Ikuti Program Pemutihan Pajak
Minggu, 18 Mei 2025