Kisah Sedih Pasar Smep, Telan Anggaran 45 Miliar, Kurang Diminati Pedagang

Salah satu pemandangan di Gedung Pasar Smep, tampak lengang, lapak penjual sepi tanpa ada transaksi jual beli. Foto: Sri/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pembangunan pasar Smep
yang berada di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Kelapa Tiga, Kecamatan Tanjungkarang
Pusat Kota Bandar Lampung, telah rampung tahun lalu.
Namun persoalannya, pasar Smep yang memiliki tiga lantai
dan telah memakan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
sebesar Rp45 miliar tersebut, kurang diminati pedagang karena sepinya
pengunjung yang berbelanja.
Tak heran, akhirnya pedagang yang sempat berjualan di
pasar tersebut memilih untuk menjajakan dagangannya di bahu jalan raya yang tak
jauh dari bangunan pasar tersebut.
Salah satu pedagang Pasar Smap, Narti mengaku, sepinya
pembeli Ia rasakan sejak pindah ke dalam gedung. Karena kondisi itu, banyak
lapak dan kios tidak terisi karena pedagang enggan berjualan.
"Kita dagang disini sudah mau satu tahun, tapi tetap masih sepi pembelinya. Ya seperti sekarang ini tidak ada orang, cuma satu dua," ujar Narti Pedagang sembako yang ditemui di lapak dagangannya, Selasa (11/10/2022).
Menurutnya pedagang tidak mau berdagang di pasar Smep ini
karena masih banyak pedagang yang berjualan di pinggir jalan masuk ke Pasar
Pasir Gintung.
"Jadi kalau orang pakai motor mau belanja tidak
perlu masuk sini, karena mereka berpikiran sembari lewat saja mereka belanjanya
dan tidak perlu parkir juga," kata dia.
Pertama kali pindah ke pasar Smep jelasnya, pembeli sudah
sepi, apalagi sekarang yang dagang juga mulai berkurang. Entah itu dagangnya
pindah atau tidak berjualan lagi karena kondisi pasar yang sepi seperti ini.
Pasar Smep sendiri mulai dibangun oleh Pemerintah Kota
Bandar Lampung sejak 2019, setelah sebelumnya lebih dari 16 tahun terbengkalai.
Meski sudah rampung dan ditempati oleh sejumlah pedagang,
kondisi tangga pasar Smep yang hendak naik ke lantai dua maupun turun ke lantai
satu, kini mulai berlumut sehingga agak sedikit licin.
"Ini yang dagang cuma ada 3 baris ini yang nempatin,
lapak di belakang itu tidak ada yang mau menempati, sementara yang di lantai
dua atas itu cuma diisi oleh beberapa pedagang daging dan ikan. Itupun mereka
pagi sudah bubar karena punya langganan saja, sehingga kalau mau mengandalkan
orang biasa yang lewat bisa dihitung jari," ungkap Narti.
Ia juga mengaku, dalam sehari paling hanya membawa pulang
Rp20 sampai Rp50 ribu, itupun kadang juga tidak ada sama sekali.
Maka dari itu pihaknya meminta pada pemerintah setempat
atau pengelola pasar Smep, untuk mencarikan solusi bagaimana caranya bisa
meramaikan pasar ini.
"Bagaimana caranya gebrakan dari pemerintah pasar
ini dibikin ramai. Mungkin jika pedagang di pinggir jalan dimasukkan semua ke
pasar Smep, otomatis orang yang mau berbelanja juga mencari kebutuhannya
kesini," timpalnya.
Namun Narti menuturkan, jika masih banyak pedagang yang
berjualan di pinggir jalan, tentu yang di dalam Smep sini tidak ada pengunjung.
Ia mengaku, sebenarnya melihat kondisi pasar seperti ini
ia dan teman lainnya juga ingin pindah mencari tempat yang lebih strategis,
namun mencari lapak itu tidak mudah karena membutuhkan duit yang besar lagi.
"Maka sementara ini buat bertahan saja ya alhamdulillah,
tapi kalau mau cari tempat baru itu belum ada duitnya," ucapnya.
Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung,
Wilson Faisol mengaku, masih kosongnya pasar Smep tersebut lantaran pihaknya
masih menunggu penataan di pasar Pasir Gintung terkait dengan pedagangnya yang
banyak di sepanjang jalan.
"Beberapa kali kita melakukan penataan dari
sepanjang jalan Imam Bonjol itu masuk, tapi pedagang maunya jualan di situ.
Maka ini kita juga harus berkoordinasi terkait dengan rencana kedepannya, apakah
pasar Pasir Gintung itu kita kelola atau tidak," kata Wilson.
Ia juga menyampaikan, perlu dipahami ketika pihaknya
melakukan penataan, tentu ada dampak sosialnya dan banyak tantangannya. Dimana,
pedagang semua maunya berdagang dibawah.
"Tapi untuk jumlah pedagang di lantai 1 dan 2 ada
sekitar 2-3 ratusan yang sudah tercatat untuk mengisi kios," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Peringati HUT Ke-9, Puslatpurmar 8 Teluk Ratai Gelar Bakti Sosial Donor Darah
Kamis, 15 Mei 2025 -
PMI Asal Lampung Terbanyak Kelima Se-Nasional, Pemerintah Siapkan Kelas Migran di SMA/SMK
Kamis, 15 Mei 2025 -
Kakak Beradik Diduga Tewas Dibunuh, Polda Lampung Terjunkan Tim ke Pesisir Barat
Kamis, 15 Mei 2025 -
Danbrigif 4 Mar/BS Gelar Ajang ‘Ajabra Warrior’ Peringati HUT ke-22 Yonif 7 Marinir
Kamis, 15 Mei 2025