Walikota Eva Tanyakan Kompensasi Rp5 Miliar Bukit Asam ke Erick Thohir

Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana, menanyakan kompensasi Bukit Asam ke Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Dok
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Walikota Bandar Lampung Eva
Dwiana sempat menanyakan kompensasi Rp5 miliar yang diminta dari PT. Bukit Asam
ke Menteri BUMN, Erick Thohir.
Hal itu diungkapkan, Plt Kepala Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah (BPKAD) Kota Bandar Lampung, M. Nur Ramdhan, saat dimintai
keterangan, Minggu (6/11/2022).
Menurutnya, permintaan kompensasi tersebut, belum sempat
pihaknya proses lagi. Hal itu jelasnya, karena tempo hari setelah melayangkan
surat ke Bukit Asam untuk meminta kompensasi, tapi belum sempat di tindak
lanjuti.
"Tapi kalau di atas sih Bunda Eva sempat ngobrol dengan
Pak Erick Thohir, agar di kasih kompensasi tapi katanya akan di bahas
nanti," ucapnya.
Ramdan mengaku, Pemkot menuntut dana kompensasi kepada PT Bukit Asam atas adanya intensitas tinggi kereta api Babaranjang yang mengangkut batu bara yang melintasi area perkotaan.
BACA JUGA: Tuntut Konpensasi Rp5 Miliar, Pemkot Bandar Lampung Akan Surati Bukit Asam
Dimana, saat Babaranjang melintas tentunya ini akan
menghambat atau bahkan mengganggu pengguna jalan yang hendak melintas.
"Maka Bunda Eva ingin atas gangguan tersebut, ya maunya
Bukit Asam itu memberikan kompensasi," kata dia.
Ramdan menuturkan, uang dari kompensasi nantinya juga untuk
diberikan pada masyarakat Bandar Lampung yang membutuhkan, melalui paket
bantuan sosial (Bansos).
"Jadi bisa meringankan masyarakat. Seperti di kasih
sembako atau apa gitu," jelasnya.
Namun demikian kata Ramdan, pihaknya dalam waktu dekat akan
datang ke PT. Bukit Asam untuk membahas terkait kompensasi tersebut.
"Kita yang kesana. Karena kalau kita panggil akan makan
waktu. Karena mau nya kita sih untuk kompensasi Rp5 miliar itu setiap
bulannya," tandasnya.
Sementara, Komariah warga Bandar Lampung mengaku kesal
ketika menunggu Babaranjang berhenti di bawah flyover MBK maupun di perlintasan
jalan kota lainnya yang dilalui Babaranjang.
"Iya kesal kalau sudah berhenti itu lama benar hampir
10 menitan. Jadi nunggunya lama karena sangking panjangnya kereta itu,"
ucapnya.
Belum lagi terangnya, ketika lagi terburu-buru ingin tiba di
suatu tempat, tapi terjebak oleh kereta yang berhenti dengan waktu lumayan
lama.
"Jadi ya kita terhambat untuk ke tempat tujuan kita.
Jadi ya wajar saja kalau Pemkot Bandar Lampung meminta kompensasi juga, siapa
tahu dari kompensasi itu dibangunkan Flyover lagi," kata Komariah. (*)
Berita Lainnya
-
Profil Direksi BUMD Wahana Raharja dan LJU, Perpaduan Perbankan, Teknologi, dan Wirausaha
Kamis, 18 September 2025 -
Stok Menumpuk, Pemprov Lampung Desak Pemerintah Atur HET Tepung Tapioka
Kamis, 18 September 2025 -
Dengarkan Suara Pengguna Jasa, Pelindo Regional 2 Panjang Gelar Survey Kepuasan Pelanggan
Kamis, 18 September 2025 -
Fakultas Adab UIN RIL Siap Usulkan Prodi Baru
Kamis, 18 September 2025