• Kamis, 25 April 2024

14 Desa di Lampung Belum Teraliri Listrik

Rabu, 30 November 2022 - 20.28 WIB
561

Manager Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan Lampung, Badruzzaman, saat menjadi narasumber di acara Kupas Podcast. Rabu (30/11/2022). Foto: Luki/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dari 2640 Desa dan Kelurahan yang ada di Provinsi Lampung, saat ini tinggal tersisa 14 Desa yang belum teraliri listrik. Berkaca pada hal itu, PLN pun menargetkan di 2023 semua desa akan teraliri listrik.

Hal itu diungkapkan Manager Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan Lampung, Badruzzaman, saat menjadi narasumber di acara Kupas Podcast di kantor Kupas Tuntas Grup, dengan tema Listrik Masuk Desa, Rabu (30/11/2022).

Badruzzaman mengaku, program listrik masuk desa ini sudah lama digencarkan. Namun di 2015 sempat berhenti, dan berlanjut di 2016.

Menurutnya, seiring dengan perkembangan zaman dan semakin majunya teknologi informasi. Maka kebutuhan masyarakat akan energi juga semakin besar.

"Di Lampung sendiri jumlah desa dan kelurahan itu ada 2640. Nah sampai sekarang yang belum masuk listrik tersisa 14 desa, yang itu telah tercatat di Kementrian Dalam Negeri," ujarnya.

Ia menyebut, desa yang belum dialiri listrik itu 8 diantaranya ada di Pematang Sawah Tanggamus, lalu Pesisir Barat ada 4 Desa, lalu Lampung Barat sebanyak 2 desa.

"Namun disisi lain, banyak juga dusun atau umbul yang belum masuk listrik. Jadi, di Lampung ini sebenarnya banyak sekelompok masyarakat atau dusun yang belum berlistrik. Seperti di Lampung Tengah, Lampung Timur, Waykanan juga ada yang statusnya belum resmi tercatat sebagai desa," ungkapnya.

Menurutnya, kendala yang dihadapi yaitu persoalan perizinan terutama di kawasan hutan, seperti di Way Kambas dan Pesibar.

"Cuma dari prinsip kita semua masyarakat berhak untuk mengakses listrik. Karena target kita 2023 seluruh desa yang resmi tercatat di Kementrian itu sudah teraliri listrik," kata dia.

Badruzzaman menyebutkan, jika dahulu harus ada akses jalan roda empat baru Desa itu masuk listrik. Namun sekarang, banyak juga yang belum ada akses jalan, tapi listrik sudah masuk.

"Nah itu metodenya dengan memodifikasi alat angkutnya, untuk membawa peralatan seperti tiang dan kabel listrik. Karena mau berapapun menghabiskan biayanya yang penting siapapun masyarakatnya dianggarkan ke negara harus menikmati listrik," jelasnya.

Seperti halnya pada tahun 2019, dimana proyek terbesar ada di desa Rawa Jitu Tulang Bawang, karena disana tidak ada mobil untuk mengangkut alat-alat tiang besinya. Maka itu diangkut melalui jalur air. Dengan luas sekitar 16 ribu hektar.

"Jika desa akan dialiri lisrik masyarakat pada umumnya senang. Namun ada juga masyarakat yang masih was-was. Was-wasnya ini karena dijanjikan masuk listrik tapi nyatanya tidak ada. Maka kita juga meminta pendampingan dengan aparat bahwa kita benar petugas PLN untuk memasang listrik," katanya. (*)