Napi Lapas Narkotika Bandar Lampung Tewas Gantung Diri, Diduga Ada Ancaman Sesama Napi

Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung. Foto: Dok Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIA
Bandar Lampung, Hanafi (31), ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi
aula Lapas. Awalnya, ia disebut bunuh diri akibat urusan keluarga. Namun,
keluarga mengatakan korban diancam napi lain dan disuruh bayar Rp1 juta untuk
pembebasan bersyarat.
Hanafi adalah warga Rajabasa, Bandar Lampung, yang terjerat kasus narkoba.
Ia sudah menjalani hukuman 2 tahun penjara dengan sisa hukuman 4 tahun 8 bulan.
Kepala Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Narkotika Bandar Lampung, Porman
Siregar, mengatakan langsung investigasi untuk mengetahui kebenaran kasus yang
membuat Hanafi tewas.
"Kami sangat terbuka terhadap semua informasi dan laporan, tentunya
kami akan langsung investigasi," ujar Porman Siregar saat dihubungi via
WhatsApp, Minggu (4/12).
Porman mengatakan akan melakukan investigasi secara menyeluruh, baik
terhadap para narapidana maupun petugas lapas.
Ditegaskannya, jika didapati terjadi pelanggaran dalam kasus ini, pihak
Lapas akan melakukan tindakan tegas sesuai peraturan yang berlaku.
"Kita investigasi semua dan apabila ada yang bersalah terbukti
melakukan pelanggaran, kita akan tindak tegas dan kenakan sanksi sesuai
peraturan yang berlaku, termasuk terhadap petugas," ucapnya.
Mengenai pernyataan keluarga yang mengatakan Hanafi harus membayar Rp1 juta
untuk Pembebasan Bersyarat (PB), Porman berjanji mendalami informasi tersebut.
"Semua layanan kami tidak berbayar. Karena, semua layanan termasuk
program PB (Pembebasan Bersyarat) dilakukan dengan sistem digital melalui SDP
(Sistem Database Pemasyarakatan)," pungkasnya.
Tidak hanya Kalapas, Kanwil Kemenkumham Lampung juga siap turun tangan dan
menindaklanjuti permasalahan tersebut.
Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kanwil Kemenkumham Lampung, Farid
Junaedi, mengatakan akan mengecek dan menelusuri informasi tersebut. "Kami
coba cek dan cari info lebih jelas ya," ujarnya.
Sebelumnya, istri almarhum Hanafi, Daryani (31), membantah kabar yang
menyebut suaminya bunuh diri karena cekcok masalah keluarga. Daryani mengatakan
almarhum suaminya bunuh diri karena ada ancaman dan tekanan dari sesama
narapidana.
"Tidak ada masalah keluarga. Saya sama almarhum suami harmonis saja.
Dari pihak Lapas juga tidak ada konfirmasi ke saya, jadi saya tidak terima
disebut permasalahan rumah tangga yang menyebabkan suami saya bunuh diri.
Harusnya pihak lapas tanya dulu sama saya, ini tidak ada," ujarnya.
Menurut Daryani, dua minggu sebelum kejadian almarhum suaminya sempat
menelpon dan meminta uang sebesar Rp 1 juta. Saat itu, Hanafi beralasan uang
tersebut akan dipergunakan untuk membayar Pembebasan Bersyarat (PB).
"Uang PB itu sudah dibayar sama suami saya, katanya minjem dari teman
satu kamarnya (Faisal). Kata suami saya, kalau uang PB satu juta itu sudah
dibayar maka tahun depan bisa keluar," ucapnya.
Daryani melanjutkan, Faisal lalu meminta uang tersebut dikembalikan. Jika
uang tersebut tidak diberikan, Faisal mengancam akan menyakiti bahkan membunuh
Hanafi.
"Jadi Faisal ini nelpon saya terus, minta uang itu. Saya jawab udah
tidak ada uang, saya aja tidak kerja. Dia (Faisal) langsung mengancam kalau
tidak dikirim, suami mbak bakal sakit, bakal mati kita gebukin," jelasnya.
Sehari sebelum meninggal, Hanafi juga sempat berkomunikasi dan meminta
uang. Namun, Daryani hanya bisa memberikan Rp100 ribu lantaran tak punya uang
lagi.
"Dia video call terakhir. Dia bilang kamu cinta enggak sama saya, saya jawab iya saya cinta, dan pasti bakal menunggu kamu. Gitu saya jawab," imbuhnya. (*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Senin 5 Desember 2022, dengan judul "Napi Tewas Gantung Diri, Kalapas Investigasi"
Berita Lainnya
-
Tak Tertandingi, Pelindo Regional 2 Panjang Raih Back-To-Back Champion Liga Minisoccer Kapolda Lampung
Sabtu, 23 Agustus 2025 -
Universitas Teknokrat Indonesia Raih Penghargaan Mitra Kerja dari Kemenkumham
Sabtu, 23 Agustus 2025 -
Tertabrak Kereta, Pria di Bandar Lampung Tewas Tubuh Terbelah Dua
Sabtu, 23 Agustus 2025 -
Ketika Layanan Kesehatan Tercemar Gegara Kasus Pungli
Sabtu, 23 Agustus 2025