• Senin, 17 Juni 2024

Miris, Pengamen dan Pengemis Cilik di Metro Kian Marak, Satpol-PP Gencarkan Razia

Selasa, 17 Januari 2023 - 15.08 WIB
521

Salah seorang anak saat mengamen di jalan atau lampu merah Kota Metro. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Fenomena anak usia dini yang mengamen dan mengemis marak dijumpai pada sejumlah traffic light atau lampu merah yang terdapat di Kota Metro. Berkaca pada hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) setempat melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) kini tengah gencar melakukan razia serta pembinaan terhadap anak-anak tersebut.

Dari penelusuran Kupastuntas.co, fenomena anak mengamen dan mengemis marak terlihat pada hampir seluruh lampu merah yang ada di Bumi Sai Wawai. Diantaranya ialah perempatan traffic light 4848, Jl. Jenderal Sudirman, Kecamatan Metro Pusat serta traffic light Jalan Brigjen Sutiyoso, Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat.

Kemudian traffic light jalan Diponegoro, Imopuro Kecamatan Metro Pusat. Lalu traffic light Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Ganjar Agung, Kecamatan Metro Barat. Selanjutnya traffic light Jalan Sukarno-Hatta Kelurahan Mulyojati, Kecamatan Metro Barat.

Para pengamen dan pengemis tersebut didominasi oleh anak usia sekolah. Bahkan yang ironis, Satpol-PP Kota Metro pernah melakukan penertiban dan pembinaan terhadap belasan anak dibawah umur yang mengamen dan mengemis di Metro.

Kasat Pol-PP Kota Metro, Jose Sarmento menjelaskan bahwa pihaknya kini tengah melakukan upaya pendekatan persuasif dengan menggandeng orangtua anak hingga pamong ditempat tinggalnya.

"Jadi kita lakukan itu dengan pendekatan kepada orang tua dan Pamong setempat supaya sama-sama peduli terhadap masa depan mereka. Jadi mereka tidak dibiarkan untuk berada di jalan, dengan cara meminta-minta dan mengamen," kata dia saat dikonfirmasi Kupastuntas.co, Selasa (17/1/2023).

"Karena yang dilakukan anak-anak itu juga membahayakan diri mereka, selain itu mengganggu ketentraman dan ketertiban umum karena yang mereka lakukan itu di jalan raya dan jalan umum," imbuhnya.

Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke lingkungan sejumlah pengamen anak yang telah teridentifikasi Satpol-PP.

"Kami akan terus melakukan identifikasi kemudian akan kami datangi setiap rumah dari masing-masing anak-anak ini secara berkesinambungan. Kami melakukan sosialisasi untuk mengajak masyarakat khususnya orang tua anak-anak itu untuk tidak lagi ke jalan mengamen maupun meminta-minta," ujarnya.

Jose membeberkan, Satpol-PP Kota Metro telah melakukan penertiban terhadap belasan anak mengamen di Metro. Bahkan pihaknya juga telah melakukan pembinaan langsung ke rumah anak-anak tersebut.

"Dari belasan, lebih dari 15 anak diusia sekolah yang sudah kita lakukan penertiban. Sudah ada beberapa yang kita lakukan pembinaan langsung ke rumahnya dan berkomunikasi dengan keluarga serta orang tuanya," terangnya.

"Kalau secara keseluruhan yang sudah kami tertibkan itu ada puluhan lebih dari 20, tapi untuk anak-anak yang kecil-kecil ini yang usia sekolah itu ada belasan kurang lebih sekitar 15 anak," tambahnya.

Ia menduga, faktor pendukung munculnya pengamen dan pengemis cilik tersebut akibat dari pergaulan anak-anak dilingkungan tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.

"Anak-anak yang keluar ini faktornya karena pergaulan Jadi mereka pergi mengamen maupun meminta-minta itu tanpa sepengetahuan dari orang tuanya. Kami berharap anak-anak yang mengamen dan meminta-minta di lampu merah itu dapat kembali ke sekolah, karena mereka merupakan generasi penerus bangsa. Maka seharusnya anak-anak di usia mereka itu berada di sekolah untuk belajar," jelasnya.

Guna menekan kemunculan pengamen dan pengemis cilik di Kota Metro, pihaknya telah menerjunkan Personil Satpol-PP pada setiap traffic light di Bumi Sai Wawai.

"Kita juga sudah menempatkan personil di lokasi rawan anak-anak ini mengamen seperti di lampu merah. Jadi memang sebenarnya mereka ini kucing-kucingan, saat ada Pol-PP mereka menghilang, tapi ketika tidak ada Pol-PP mereka kembali," bebernya.

"Kita akan terus melakukan edukasi kepada keluarga orang tua maupun Pamong di lingkungan tempat tinggal anak-anak ini. Saat ini memang sudah berkurang, tapi masih ada saja yang mencoba untuk mengamen maupun mengemis di perempatan lampu merah yang ada di Metro dan itu akan terus kita tertibkan dan lakukan pembinaan," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu orangtua pengamen cilik berinisial R (8), Supri (45) mengaku tidak mengetahui aktivitas mengamen yang dilakukan R buah hatinya

"Sebagai orangtua saya mengucapkan terima kasih kepada Satpol-PP Kota Metro yang telah memberikan bentuk perhatian khusus kepada anak kami, dan kami akan menyampaikan kepada anak kami agar tidak mengamen di lampu merah. Kami tidak tau kalau anak kami mengamen di lampu merah karena berpamitannya untuk main bola," tandasnya.

Sementara dari informasi yang dihimpun Kupastuntas.co, Satpol-PP Kota Metro telah melaksanakan sosialisasi serta imbauan larangan mengamen dan mengemis di Metro.

Program humanis Satpol-PP itu dilakukan dengan cara menemui pihak keluarga sang anak jalanan. Tak hanya itu, Pol-PP juga melarang anak untuk mengamen di lampu merah.

Dari kegiatan itu, keluarga belasan anak tersebut diharapkan dapat mengawasi buah hatinya agar tidak melakukan aktivitas mengamen. (*)