Ibu dan 8 Anak Korban Penyekapan Suami Ditempatkan di Lembaga Srikandi Lamteng

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinsos kota Bandar Lampung, Sriwati, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/1/2023). Foto: Sri/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ibu bernama Parlinawati dan 8 anak yang diduga korban penyekapan oleh sang suami kini ditempatkan di Lembaga Srikandi Lampung Tengah (Lamteng) oleh Dinas Sosial Kota Bandar Lampung.
Parlina dan 8 anaknya warga Jalan Antasari, Kedamaian, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung dibawa ke lembaga Srikandi lantaran lembaga yang ada di Bandar Lampung tidak ada yang mau menampung satu keluarga sekaligus.
"Di Bandar Lampung tidak ada lembaga yang mau menampung satu keluarga, sehingga hari ini kita bawa mereka ibu dan 8 anaknya ke lembaga Srikandi yang ada di Lamteng," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinsos kota Bandar Lampung, Sriwati, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/1/2023).
Sriwati menyampaikan, bahwasanya Parlina saat ini tidak ingin lagi kembali bersama suaminya. Sehingga yang terlibat dalam kasus ini bukan hanya Dinsos, namun mulai dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) serta pihak kecamatan dan kelurahan.
Baca juga : Motif Cemburu, Suami di Kedamaian Bandar Lampung Sekap Istri dan Anak-anaknya Selama 3 Hari
Ia mengungkapkan, 8 anak ini yang paling besar berumur 17 tahun dan yang paling kecil umur 7 bulan. Maka Dinsos berperan karena ada keterkaitan dengan masalah psikologis anak-anaknya, terlebih ada satu anaknya yang harus meminum obat setiap hari.
"Seandainya kalau mau kita rujuk di lembaga yang ada di Bandar Lampung 1 per 1, saya rasa tidak mungkin untuk memisahkan mereka. Bagaimana pun mereka membutuhkan sosok orang tua walaupun orang tuanya tidak lengkap," terangnya.
Ia juga menyampaikan, demi menyelamatkan kehidupan mereka saat ini, maka pihaknya memindahkan ke lembaga Srikandi tersebut, karena mereka jika disana makan minum terjamin serta anak-anaknya juga bisa sekolah.
"Namun kita juga tidak lepas tanggungjawab, karena kita akan tetap memantau bagaimana perkembangannya," ujarnya.
Sekali lagi jelasnya, dasar pihaknya menempatkan di yayasan Srikandi tersebut, pertama menyelamatkan dari tindakan kekerasan jika ibu dan 8 anaknya tetap berlumpul dengan ayahnya.
"Selanjutnya menyelamatkan kebutuhan sehari-hari, karena ibu Parlina tidak bekerja, ditambah kebutuhan dengan 8 orang anak," tandasnya. (*)
Video KUPAS TV : Kisah Hidup Rokayah, Bergelut dengan Lengketnya Getah Damar
Berita Lainnya
-
Ismet Roni: Belanja Pegawai Pemprov Lampung di APBD Perubahan 2025 Lewati Batas
Senin, 18 Agustus 2025 -
Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia Serahkan Smart Roaster Berbasis IoT untuk UMKM Kopi Supri
Senin, 18 Agustus 2025 -
Lampu Tenaga Surya Mahasiswa Teknokrat Terangi Boulevard Masjid Agung Al-Hijrah Kota Baru Lampung
Senin, 18 Agustus 2025 -
Rektor UIN Raden Intan Lampung Dukung Gerakan Wakaf Pendidikan Islam
Senin, 18 Agustus 2025