Kementan Optimis Hadapi Krisis Pangan Lewat Low Cost Precision Farming

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat membuka Training of Trainer (TOT) Low Cost Precision Farming di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung, Sabtu (11/2/2023). Foto: Ria/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kementerian Pertanian terus
berupaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian
seperti widyaiswara, guru, dosen hingga penyuluh pertanian melalui berbagai
pelatihan yang dilakukan secara rutin.
Kali ini Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung kembali menggelar Training of
Trainer (TOT) Low Cost Precision Farming yang dibuka oleh Menteri Pertanian
Syahrul Yasin Limpo, Sabtu (11/2/2023).
Dalam arahannya Syahrul menjelaskan jika pertanian harus
menjadi kekuatan bangsa dalam menghadapi segala tantangan mulai dari krisis
pangan dunia, cuaca buruk hingga ketegangan antar negara-negara pengekspor
bahan pangan.
"Indonesia negara besar jadi tidak perlu ragu, ada
pertanian dan jajaran keluarga besar petani yang siap untuk menjadi penyangga
bangsa ini. Sejak merdeka petani menjadi bagian-bagian yang sangat penting
dalam menjaga kedaulatan pangan," kata dia.
Ia menjelaskan jika smart farming merupakan salah satu
solusi dalam upaya peningkatan nilai tambah produk pertanian sekaligus
meningkatkan efisiensi, sehingga perbaikan ekonomi dan peningkatan produksi
bisa diwujudkan.
"Pertanian juga saat ini sudah menjadi lapangan
pekerjaan, sebelum Covid-19 jumlah petani ada 38 juta orang dan saat ini ada 41
juta orang. Semakin banyak varietas yang ditanam maka sumber ekonomi dasar bagi
masyarakat bisa tercipta," jelasnya.
Ia menjelaskan dengan adanya smart farming ditambah adanya
penyuluh yang terbekali ilmu dengan baik akselerasi pertanian bisa kelihatan
salah satunya dengan mempersingkat waktu tanam serta produksi yang juga ikut
meningkat.
"Pertanian ada yang 20 hari sudah dipanen, ada yang 1
bulan, ada yang 2 bulan, ada yang 3 bulan, ada yang 5 bulan. Jadi tinggal
dipilih saja mau tanam yang mana dan ini alam Indonesia sangat lah
mendukung," katanya lagi.
Sementara itu Kepala BPPSDM Dedi Nursyamsi, menjelaskan jika
kegiatan Training of Trainer (TOT) Low Cost Precision Farming diikuti oleh
21.533 di seluruh Indonesia selain itu juga ada 105 orang petani milenial yang
ikut pelatihan.
Menurutnya kegiatan TOT tersebut merupakan upaya untuk lebih
menguatkan implementasi program utama Kementerian Pertanian yaitu digitalisasi
pertanian khususnya dalam membangun SDM yang berkualitas.
"Smart farming sudah terbukti dapat mendongkrak
produktivitas pertanian, memperbaiki kualitas produk pertanian dan menjamin
kontinuitas pertanian, karena inovasi teknologi ini relatif murah dan sederhana
sehingga akan mudah untuk diimplementasikan oleh para petani," jelasnya.
Sementara itu Kepala BPP Lampung Abdul Roni Angkat,
menjelaskan jika pihaknya telah melakukan berbagai cara dalam menerapkan
teknologi dan siap untuk diambil oleh masyarakat.
"Saat Juni kemarin kita baru punya satu lahan dan
sekarang kita sudah mengontrol lima lahan cabai besar selain itu untuk
mendongkrak produktivitas ini kita kontrol menggunakan android. Kita juga ada
sebuah web yang benar-benar kita sediakan dan kita bisa ajarkan dengan mudah
kepada para petani," jelasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Unjuk Rasa Petani Singkong Ricuh, Massa Lempar Batu, Polisi Tembak Gas Air Mata
Selasa, 06 Mei 2025 -
DLH Segel Dua Lokasi Tambang Batu di Campang Raya Bandar Lampung
Senin, 05 Mei 2025 -
Tapioka Impor Ancam Usaha Lokal, HKTI Lampung Minta Proteksi untuk Petani dan Pengusaha
Senin, 05 Mei 2025 -
Program MBG di Bandar Lampung, Upaya Tekan Gizi Buruk dan Stunting
Senin, 05 Mei 2025