• Selasa, 06 Mei 2025

Kementan Optimis Hadapi Krisis Pangan Lewat Low Cost Precision Farming

Sabtu, 11 Februari 2023 - 16.13 WIB
185

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat membuka Training of Trainer (TOT) Low Cost Precision Farming di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung, Sabtu (11/2/2023). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kementerian Pertanian terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian seperti widyaiswara, guru, dosen hingga penyuluh pertanian melalui berbagai pelatihan yang dilakukan secara rutin.

Kali ini Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung kembali menggelar Training of Trainer (TOT) Low Cost Precision Farming yang dibuka oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Sabtu (11/2/2023).

Dalam arahannya Syahrul menjelaskan jika pertanian harus menjadi kekuatan bangsa dalam menghadapi segala tantangan mulai dari krisis pangan dunia, cuaca buruk hingga ketegangan antar negara-negara pengekspor bahan pangan.

"Indonesia negara besar jadi tidak perlu ragu, ada pertanian dan jajaran keluarga besar petani yang siap untuk menjadi penyangga bangsa ini. Sejak merdeka petani menjadi bagian-bagian yang sangat penting dalam menjaga kedaulatan pangan," kata dia.

Ia menjelaskan jika smart farming merupakan salah satu solusi dalam upaya peningkatan nilai tambah produk pertanian sekaligus meningkatkan efisiensi, sehingga perbaikan ekonomi dan peningkatan produksi bisa diwujudkan.

"Pertanian juga saat ini sudah menjadi lapangan pekerjaan, sebelum Covid-19 jumlah petani ada 38 juta orang dan saat ini ada 41 juta orang. Semakin banyak varietas yang ditanam maka sumber ekonomi dasar bagi masyarakat bisa tercipta," jelasnya.

Ia menjelaskan dengan adanya smart farming ditambah adanya penyuluh yang terbekali ilmu dengan baik akselerasi pertanian bisa kelihatan salah satunya dengan mempersingkat waktu tanam serta produksi yang juga ikut meningkat.

"Pertanian ada yang 20 hari sudah dipanen, ada yang 1 bulan, ada yang 2 bulan, ada yang 3 bulan, ada yang 5 bulan. Jadi tinggal dipilih saja mau tanam yang mana dan ini alam Indonesia sangat lah mendukung," katanya lagi.

Sementara itu Kepala BPPSDM Dedi Nursyamsi, menjelaskan jika kegiatan Training of Trainer (TOT) Low Cost Precision Farming diikuti oleh 21.533 di seluruh Indonesia selain itu juga ada 105 orang petani milenial yang ikut pelatihan.

Menurutnya kegiatan TOT tersebut merupakan upaya untuk lebih menguatkan implementasi program utama Kementerian Pertanian yaitu digitalisasi pertanian khususnya dalam membangun SDM yang berkualitas.

"Smart farming sudah terbukti dapat mendongkrak produktivitas pertanian, memperbaiki kualitas produk pertanian dan menjamin kontinuitas pertanian, karena inovasi teknologi ini relatif murah dan sederhana sehingga akan mudah untuk diimplementasikan oleh para petani," jelasnya.

Sementara itu Kepala BPP Lampung Abdul Roni Angkat, menjelaskan jika pihaknya telah melakukan berbagai cara dalam menerapkan teknologi dan siap untuk diambil oleh masyarakat.

"Saat Juni kemarin kita baru punya satu lahan dan sekarang kita sudah mengontrol lima lahan cabai besar selain itu untuk mendongkrak produktivitas ini kita kontrol menggunakan android. Kita juga ada sebuah web yang benar-benar kita sediakan dan kita bisa ajarkan dengan mudah kepada para petani," jelasnya. (*)