Kemkominfo Tunjuk Universitas Teknokrat Indonesia Sebagai Kampus Pertama Pelopor Pendidikan Metaverse

Kemkominfo Tunjuk Universitas Teknokrat Indonesia Sebagai Kampus Pertama Pelopor Pendidikan Metaverse. Foto: Istimewa
Kupastuntas.co, Badar Lampung - Universitas Teknokrat Indonesia terpilih menjadi kampus pertama yang digandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk pelatihan Metaverse, Kamis (16/2/2023).
Kegiatan itu merupakan rangkaian program pelatihan 'Thematic Academy (TA)' di bawah program unggulan Kominfo, yaitu Digital Talent Scholarship yang bertujuan meningkatkan keterampilan Digital ke berbagai kalangan.
Pada kesempatan itu, Kemkominfo mendorong kerjasama beberapa pemangku kepentingan dalam mencanangkan dan mengimplementasikan metaverse untuk kepentingan masyarakat di era digital.
Untuk itu, Kemkominfo berupaya mempersiapkan talent dari mahasiswa dan akademisi di Indonesia dan memilih mitra industri yaitu WIR Group untuk mengembangkan Metaverse di Indonesia.
Metaverse itu diperkirakan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dikembangkan dan akan diimplementasikan secara bertahap hingga tahun 2024.
WIR Group sebagai perusahaan teknologi software metaverse Indonesia telah mempresentasikan prototipenya pada kegiatan pelatihan. Sebagai bagian dari kerjasama ini, WIR Group juga mengajak perusahaan global Meta (Facebook) dan Microsoft untuk mengembangkan perangkat keras seperti kacamata augmented dan virtual reality.
Rencana kerja sama publik, swasta dan perusahaan tersebut diharapkan dapat menginisiasi metaverse versi Indonesia yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia di era digital.
Deskripsi sederhana Facebook tentang metaverse adalah kumpulan ruang virtual tempat seseorang dapat berkreasi dan menjelajah dengan pengguna Internet lain yang tidak berada di ruang fisik yang sama dengan orang tersebut.
Metaverse memungkinkan Anda pergi ke konser virtual, bepergian di berbagai tempat (virtual tour), membuat atau melihat karya seni, dan membeli pakaian digital. Metaverse juga diartikan sebagai alam semesta kolaboratif yang menggabungkan interaksi manusia dengan avatar dan berbagai produk dan layanan di dunia digital yang nyata dan tanpa batas di mana semuanya dapat terjadi secara bersamaan dan paralel.
Metaverse memberikan peluang besar bagi orang untuk terhubung, bekerja, belajar, dan berkreasi. Tentu saja, ini bukan hanya untuk 'bermain' atau berdagang NFT (Non-Fungible Token). NFT adalah aset digital yang mewakili barang asli yang tidak dapat digunakan sebagai pertukaran, tetapi dapat diperdagangkan seperti aset fisik.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Perangkat Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Dr. Said Mirza Pahlevi dalam sambutannya menyampaikan, bahwa UTI dipilih menjadi tuan rumah karena UTI adalah kampus satu-satunya di Indonesia yangsudah memulai mengembangkan Metaverse.
Dibuktikan sejak Oktober 2022 yang lalu, UTI telah mengadakan Program Pengabdian kepada Masyarakat yaitu memberikan pelatihan Metaverse bagi siswa SMA/SMK di Lampung.
"Dengan antusias ini, maka kami tidak memulai dari awal, namun tinggal melanjutkan memberikan pelatihan yang lebih teknis untuk mahasiswa UTI agar implementasi Metaverse Indonesia dapat segera kita wujudkan," kata Dr. Said.
Sementara Dr. Mahathir Muhammad selaku Wakil Rektor UTI juga menambahkan, bahwa UTI sudah memberikan pelatihan metaverse ke lebih dari 65 sekolah.
Pelatihan ini disambut antusias oleh seluruh siswa, karena bukan hanya pemaparan materi, namun siswa mencoba langsung perangkat dan software Metaverse yang dibuat oleh mahasiswa UTI.
"Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana kita bisa merasakan sesuatu saat kita berada di
dunia maya? Tentunya Anda memerlukan perangkat yang dapat mengirimkan sinyal tersebut.Katakanlah avatar Anda di dunia metaverse menyentuh mobil," ungkap Dr. Mahathir.
Seperti memakai sarung tangan haptic di dunia nyata. Sarung tangan mengirim sinyal ke otak agar bisa merasakan sentuhan. Selain membutuhkan alat yang sesuai untuk mendukung operasi virtual,komponen perangkat lunak juga diperlukan.
"Perangkat lunak ini berguna untuk membuat skrip dan memahami gerakan, suara, dan bahasa Anda. Dengan cara ini Anda dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang yang berbeda yang juga terlibat dalam dunia maya ini," ungkapnya.
Meskipun bersifat virtual, metaverse didesain menyerupai dunia nyata pada umumnya, seperti suasana seperti ruang kelas, apartemen, dan lain-lain.
Pelatihan yang dihadiri oleh 350 mahasiswa UTI itu telah memberikan informasi dasar tentang prinsip dasar dan pilar teknis Metaverse. Dalam pelatihan ini, peserta akan mendapatkan pengalaman langsung dalam menggunakan, mengelola, dan mendesain metaverse sesuai kebutuhan.
Peserta akan mempelajari cara menggunakan Unity 3D dan cara merancang dan membuat Augmented Reality (AR). Peserta juga dibekali pengetahuan dasar tentang Metaverse, alat desain dasar (Unity), dan keterampilan pemrograman.
Pelatihan tersebut mempersiapkan peserta untuk memperluas dan menerapkan pengetahuan mereka tentang Metaverse sehingga peserta memiliki wawasan tentang proyek Metaverse, Virtual Room, Video,game dan teknologi 3D. (*)
Berita Lainnya
-
Program MBG di Lampung Sudah Menjangkau 97.687 Siswa
Selasa, 06 Mei 2025 -
Apa Kabar Proyek Instalasi Pengolahan Pupuk Organik Cair 5,5 Miliar di Dinas Ketahanan Pangan Lampung?
Selasa, 06 Mei 2025 -
Unjuk Rasa Petani Singkong Ricuh, Massa Lempar Batu, Polisi Tembak Gas Air Mata
Selasa, 06 Mei 2025 -
DLH Segel Dua Lokasi Tambang Batu di Campang Raya Bandar Lampung
Senin, 05 Mei 2025