Alokasi Bio Solar untuk Nelayan di Pesisir Bandar Lampung 300 Kiloliter per Bulan

Alokasi Bio Solar untuk Nelayan di Pesisir Bandar Lampung 300 Kiloliter per Bulan, Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) memastikan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar untuk nelayan di Pesisir Bandar Lampung dalam kondisi aman.
"Kami sudah turun ke lapangan dan setelah saya konfirmasi ke lokasi aman kok stocknya. Kami terus menyalurkan sesuai kuota yang ditetapkan," kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, saat dikonfirmasi, Minggu (5/3/2023).
Nikho menjelaskan jika kuota untuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) yang ada di wilayah Pesisir Bandar Lampung ialah 300 Kiloliter (KL) per bulan.
"SPBUN sekarang baru ada satu, untuk wilayah Pesisir Bandar Lampung mendapat suplai BBM Bio Solar melalui SPBUN 28.222.01. Stok saat ini di SPBUN tersebut aman, dengan alokasi per bulan 300 KL," jelasnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan jika nelayan diperbolehkan untuk membeli solar bersubsidi di SPBU reguler. Namun harus melampirkan surat rekomendasi yang sudah di verifikasi oleh dinas terkait.
"Selain itu, untuk kebutuhan nelayan membeli solar bersubsidi dapat dilayani oleh SPBU reguler. Pelayanan menggunakan kemasan khusus harus melampirkan surat rekomendasi yang sudah di verifikasi oleh dinas terkait," terangnya.
Baca juga : Cerita Nelayan Pulau Pasaran Tiga Bulan Tak Melaut, Terpaksa Gali Lubang Tutup Lubang untuk Menyambung Hidup
Sebelumnya sejumlah nelayan yang ada di pesisir Kota Bandar Lampung mengeluhkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar mulai langka hingga tidak bisa melaut.
Salah satunya Junaidi (50) seorang nelayan asal Pulau Pasaran yang mengaku sudah tiga bulan tidak melaut karena susahnya mendapatkan ikan. Perubahan cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu penyebabnya.
Selain itu, susahnya mendapatkan bahan bakar solar juga menjadi kendala baginya untuk melaut dan mencari ikan.
"Sudah tiga bulan ini tidak melaut, cuacanya lagi ekstrim dan bahan bakar juga susah, jadi risikonya besar. Sekarang kegiatan saya perbaiki jaring-jaring yang rusak. Paling cari ikan di pinggir pantai saja supaya bisa makan," kata Junaidi, saat dimintai keterangan pada Rabu, 1 Maret 2023 lalu. (*)
Video KUPAS TV : Gegara Puntung Rokok, Satu Rumah di Balik Bukit Lambar Terbakar
Berita Lainnya
-
Dokter Billy Rosan Dilarang Layani Pasien di RSUD Abdul Moeloek, Jika Terbukti Salah Akan Ditindak Tegas
Senin, 25 Agustus 2025 -
Inspektorat Lampung Dalami Dugaan Pungli di RSUD Abdul Moeloek
Minggu, 24 Agustus 2025 -
BKSDA Lepasliarkan 1.300 Burung Sitaan di Kaki Gunung Rajabasa
Minggu, 24 Agustus 2025 -
Krakatau Beach Run, Ribuan Peserta Rasakan Pengalaman Berlari di Tepi Pantai
Minggu, 24 Agustus 2025