Viral Penganiayaan Anak di Metro, Dinas PPA: Sosialisasi Kalah Dengan Gadget

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana (DP3AP2KB) Kota Metro, Wahyuningsih. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Kasus penganiyaan anak
oleh wali murid temannya yang viral lantaran dilakukan dilingkungan sekolah,
kini berbuntut panjang. Peran Pemerintah Kota (Pemkot) Metro melalui Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam melakukan sosialisasi dinilai kurang
efektif.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana (DP3AP2KB) Kota
Metro, Wahyuningsih menyebut bahwa kejadian yang menggegerkan warga Metro itu
bukan lantaran minimnya sosialisasi yang dilakukan, melainkan pengaruh
smartphone alias gadget.
"Bukan kurang efektif, tapi kalah dengan gadget, dengan semua kekerasan yang ada di dalam gadget. Itu pengaruhnya sangat luar biasa untuk anak. Maka kita harus bijaksana menggunakan gadget itu, orangtuanya harus juga mengontrol," cetusnya saat dikonfirmasi awak media melalui sambungan telepon, Jum'at (31/3/2023).
BACA
JUGA: Aniaya
Pelajar SD Hingga Pingsan, Seorang Sopir di Metro Ditangkap Polisi
Wahyuningsih berjanji, pihaknya bakal
melakukan penekanan melalui sosialisasi yang akan dilakukan kedepannya. Dirinya
menegaskan bahwa orangtua maupun wali murid harus menerima pemahaman dan
pendidikan dalam mengawasi tumbuh kembang anak.
"Kedepan itu yang harus kita tekankan
lagi, dalam sosialisasi nantinya akan kita tekankan bahwa peran orangtua itu
harus benar-benar dapat berbarengan. Disekolah dan dirumah pun harus dapat di
kontrol. Pendidikan parenting untuk orang tua si anak itu kan sangat
penting," ujarnya.
Kadis DP3AP2KB Kota Metro tersebut menerangkan
bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah upaya dalam menanggapi persoalan
penganiayaan siswa SDN 5 Metro Timur tersebut.
"Ini kan kita sudah ada tim, kalau ada
kasus-kasus begitu kan antara UPTD PPA kami dengan LPAI dan dengan Kanit PPA.
Sementara seperti itu yang sudah kita upayakan, gitu. Anaknya kemarin itu sih
baik-baik saja dan belum perlu pendampingan, psikolog klinis juga dia belum
memerlukan itu," ungkapnya.
Meskipun begitu, jika korban kekerasan
tersebut memerlukan pendampingan pihaknya siap memberikan pelayanan tersebut
sesuai permintaan keluarga korban.
"Cuma nanti kalau dia memang merasa perlu
nanti dia akan menghubungi kami, seperti itu. Kontak person nya sudah
ada," ucapnya.
Sementara saat dimintai tanggapan terkait
dengan lingkungan sekolah yang diduga tidak ramah anak sehingga menyebabkan
aksi penganiayaan tersebut terjadi, Wahyuningsih menegaskan bahwa telah ada
upaya dari para guru.
"Ya sebenarnya mungkin guru sudah
berupaya, cuma anak ini kan terprovokasi dengan anak diluar sekolah itu yang
membuat mereka itu ada niat untuk nakal. Kalau dari cerita si anak ini kemarin,
ya seperti itu. Jadi ya namanya anak-anak kecil itu kan ikut-ikutan saja.
Padahal mereka tidak tahu tawuran itu efeknya apa. Nah inilah perlunya sekolah
ramah anak untuk kedepannya. Agar dapat meminimalisir kejadian ini supaya tidak
terulang," jelasnya.
Ia menceritakan, sebelumnya DP3AP2KB Kota
Metro telah intens melakukan sosialisasi terkait dengan antisipasi kekerasan
terhadap anak dilingkungan sekolah.
"Kalau sosialisasinya kita sudah lakukan,
kemarin itu kalau khusus untuk perlindungan anak narasumbernya langsung Bu
Kapolres saat itu ibu Yuni dengan ibu Kajari," kata dia.
"Kita sekarang dari PPPA itu ada program
untuk sekolah ramah anak, nah kita berharap karena disitu nanti ada anti
bullying, dan itulah upaya kami kalau sekolah itu sudah masuk sekolah ramah
anak, kita meminimalisir kejadian yang seperti ini," imbuhnya.
Dirinya menilai, pengaruh gawai sangat besar
dalam mempengaruhi emosi anak. Untuk itu, dirinya mengajak peran semua pihak
agar peristiwa kekerasan terhadap anak di Metro tidak kembali terjadi.
Terlebih, Metro kini berstatus Kota Layak Anak (KLA).
"Itu sudah kita lakukan, tapi anak-anak
itu dari nonton di gadget itu pengaruhnya juga besar. Itulah maka peran
orangtua juga sangat besar. Bagaimana menggunakan gadget itu hanya untuk
hal-hal yang terbatas. Nah itulah sosialisasi yang kita lakukan kedepan ini
untuk parenting juga kita perlukan. Bukan hanya anak, tapi juga peran
orangtuanya," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Walikota Metro Rolling 18 Pejabat, Ini Daftarnya
Kamis, 03 Juli 2025 -
Alokasi 1,9 Miliar untuk TPP Pejabat Dikritik, DPRD Minta Pemkot Metro Patuh Edaran Mendagri
Kamis, 03 Juli 2025 -
Dinkes Metro Bakal Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Jelang Tahun Ajaran Baru
Rabu, 02 Juli 2025 -
Pastikan SPMB Transparan, Disdikbud Metro Tegaskan Tak Ada Jual Beli Kursi
Rabu, 02 Juli 2025