273 Sapi di Lampung Terjangkit Penyakit LSD, Dua Ekor Mati, 4 Dipotong, 197 Proses Pengobatan

Ciri-ciri pada sapi yang terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sebanyak 273
ekor sapi di Provinsi Lampung terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau
benjolan pada kulit. Penyakit mematikan pada hewan ternak ini sudah tersebar di
10 kabupaten/kota.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Disnakeswan) Provinsi Lampung, Lili Mawarti mengatakan, penyakit Lumpy Skin
Disease merupakan penyakit hewan menular yang menyerang pada ternak sapi atau
kerbau disebabkan oleh Virus cacar (Pox Virus/Poxviridae) dengan gejala
pembengkakan pada kelenjar pertahanan di sekitar kulit.
Kemudian berlanjut menjadi nodul, pendarahan
dan nekrosis, lesi cacar pada selaput lendir saluran pencernaan dan pernapasan,
leleran kental pada mata dan hidung serta menyebabkan gangguan pernapasan.
"Penyebaran penyakit LSD bervariasi dari 45-50
persen dari populasi ternak dengan angka kematian ternak di bawah 10 persen.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan serangga seperti nyamuk, lalat
penghisap darah dan caplak yang dapat menyebar antar ternak jarak dekat maupun
jarak jauh," kata Lili, Selasa (9/5/23).
Namun, lanjut Lili, penyakit LSD tidak menular
kepada manusia namun menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi karena
penurunan produksi susu, abortus, kerusakan kulit, penurunan berat badan dan
menyebabkan kematian ternak serta kerugian tambahan dengan adanya pembatasan
pergerakan ternak untuk perdagangan.
"Gejala klinis yang ditimbulkan dapat
diobati secara asimtomatis antara lain dengan pemberian anti radang,
antipiretik, suportif therapy dan antibiotik untuk pengobatan serta pencegahan
infeksi sekunder," jelasnya.
Lili mengungkapkan, penyakit LSD sudah
menyebar di 10 kabupaten/kota di Provinsi Lampung yaitu Lampung Utara, Tulang
Bawang, Lampung Selatan, Mesuji, Tulangbawang Barat, Lampung Timur, Lampung
Tengah, Way Kanan, Lampung Barat dan Kota Metro.
"Untuk jumlah kasus sampai dengan tanggal
9 Mei 2023, yang sakit sebanyak 273 ekor, potong bersyarat 4 ekor, mati 2 ekor
dan 69 ekor sudah dinyatakan sembuh serta 197 ekor masih dalam proses
pengobatan," ujarnya.
Pihaknya telah melakukan langkah-langkah
pengendalian dan pencegahan penyakit
LSD sejak tahun 2021 melalui surat edaran peningkatan kewaspadaan penyakit LSD
ke kabupaten/kota.
"Kewaspadaan tersebut dengan melakukan
tindakan pengendalian dan pembatasan pemasukan dan pengeluaran ternak di
wilayah masing-masing. Kemudian melakukan upaya pengendalian jika menemukan
ternak yang bergejala LSD baik isolasi, pengetatan biosecurity, pengobatan,
peningkatan imunitas ternak dan melakukan pemotongan bersyarat jika
memungkinkan sesuai aturan yang berlaku," terangnya.
Ia melanjutkan, dalam waktu dekat akan kembali
melakukan vaksinasi LSD untuk 10.000 ekor yang tersebar di 15 kabupaten/kota.
Saat ini, pihaknya sudah melaksanakan vaksinasi sebanyak 1.200 ekor ternak yang
ada di UPTD lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
"Vaksinasi juga dilakukan terhadap
ternak-ternak yang berada di tiga kabupaten yang sudah terkonfirmasi lebih awal
yaitu Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Utara dan Tulang Bawang,"
imbuhnya.
Ia menjelaskan, perusahaan penggemukan sapi
atau feedloter juga sudah melakukan vaksinasi secara mandiri terhadap ternak
yang ada di perusahaan dan di sekitar farm. Dan sampai dengan April 2023 sudah
tervaksin sebanyak 84.720 dosis.
"Dengan adanya tambahan vaksin 10.000
dosis tersebut maka jumlah ternak yang akan tervaksin di Lampung sebanyak
95.920 ekor. Namun jumlah tersebut masih sangat kurang jika dibandingkan dengan
jumlah populasi ternak sapi dan kerbau yang mencapai 865.484 ekor,"
paparnya.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan
Perikanan (DKP3) Kota Metro mencatat, sebanyak 35 ternak sapi terinfeksi
penyakit LSD. Kepala DKP3 Metro, Heri Wiratno melalui Kepala Bidang Peternakan,
Lina Oktarina mengatakan, pihaknya telah bergerak melakukan pengobatan gratis
untuk hewan ternak yang terserang penyakit LSD.
"Sampai 7 Mei 2023 kemarin terdata
sebanyak 35 sapi di Metro terinfeksi LSD. Kami imbau kepada seluruh peternak
untuk dapat melakukan penyemprotan insektisida dengan tetap memperhatikan
keamanan bagi hewan ternak," kata Lina, Selasa (9/5).
Lina minta para peternak bisa menghilangkan
serangga seperti lalat, nyamuk dan caplak dari kandang sapi. Para peternak yang
akan melakukan penyemprotan agar memakai dosis yang tepat agar kulit hewan
ternak tidak melepuh.
Lina mengungkapkan, pihaknya bersama Puskeswan
telah melakukan antisipasi dengan memberikan layanan pengobatan gratis kepada
para ternak milik warga.
"Penyakit LSD mulai merebak d Metro sejak
awal lebaran. Kasus pertama ditemukan di Yosodadi. Namun, saat ini sudah
menyebar di beberapa daerah lain di Metro," tandasnya.
“Guna mengantisipasi penyebaran penyakit
tersebut, Pemkot Metro telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor: 4 /SE/ D-09
/2023 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit LSD di Kota Metro. DKP3
akan terus melakukan pencegahan dengan memberikan pengobatan gratis hingga 17
Mei 2023 mendatang,” katanya.
Di Kabupaten Lampung Tengah, penyakit LSD
sudah menyerang puluhan sapi di Kampung Negara Bumi Udik, Kecamatan Anak Tuha.
Riswan, warga Negara Bumi Udik mengatakan, dua
sapi miliknya terkena penyakit LSD. “Sapi saya kena dua ekor yaitu indukan dan
anaknya. Sampai sekarang kondisinya makin memburuk, nggak mau makan sama
sekali. Awalnya sapi-sapi itu keluar air liur, terus ada benjolan di kulit
sapi,” kata Riswan, Senin (8/5).
Riswan mengungkapkan, semakin hari jumlah
benjolan yang muncul di tubuh sapi semakin banyak. Nafsu makan sapi juga
mengalami penurunan. “Dokter hewan sudah menyuntik. Namun nggak ada
perkembangannya, pasrah saja kalau sudah begini. Saat ini sudah ada puluhan
sapi yang terkena penyakit seperti itu,” katanya.
Salman, warga lainnya mengatakan sapinya sudah
satu minggu terjangkit penyakit LSD. “Awalnya sih sedikit saja benjolan yang
keluar pada kulitnya. Tapi semakin hari bertambah banyak," kata Salman.
Saat ini, kondisi pada kaki sapi tersebut
sudah membengkak, kulit mulai mengelupas dan ada luka menyerupai koreng dekat
kuku kakinya. “Hidungnya keluar air terus kayak ingusan dan nafsu makannya berkurang,"
ucapnya. (*)
Berita ini
telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Rabu 10 Mei 2023 dengan judul “273 Sapi di Lampung Terjangkit Penyakit LSD”
Berita Lainnya
-
Pastikan Kelistrikan Aman, PLN Lakukan Pemeriksaan Berkala di Pusat Keramaian Lampung Utara
Kamis, 22 Mei 2025 -
Baznas RI Apresiasi Gubernur Rahmat Mirzani Djausal Karena Jadi Teladan Pengumpulan Zakat ke Baznas
Kamis, 22 Mei 2025 -
66.348 Guru di Lampung Belum Bersertifikat Pendidik, Paling Banyak Guru SD
Kamis, 22 Mei 2025 -
Tingkatkan Kesiapsiagaan, Lanal Lampung Gelar Latihan Penanggulangan Kebakaran
Rabu, 21 Mei 2025