• Kamis, 22 Mei 2025

273 Sapi di Lampung Terjangkit Penyakit LSD, Dua Ekor Mati, 4 Dipotong, 197 Proses Pengobatan

Rabu, 10 Mei 2023 - 08.15 WIB
252

Ciri-ciri pada sapi yang terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sebanyak 273 ekor sapi di Provinsi Lampung terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau benjolan pada kulit. Penyakit mematikan pada hewan ternak ini sudah tersebar di 10 kabupaten/kota.  

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Lampung, Lili Mawarti mengatakan, penyakit Lumpy Skin Disease merupakan penyakit hewan menular yang menyerang pada ternak sapi atau kerbau disebabkan oleh Virus cacar (Pox Virus/Poxviridae) dengan gejala pembengkakan pada kelenjar pertahanan di sekitar kulit.

Kemudian berlanjut menjadi nodul, pendarahan dan nekrosis, lesi cacar pada selaput lendir saluran pencernaan dan pernapasan, leleran kental pada mata dan hidung serta menyebabkan gangguan pernapasan.

"Penyebaran penyakit LSD bervariasi dari 45-50 persen dari populasi ternak dengan angka kematian ternak di bawah 10 persen. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan serangga seperti nyamuk, lalat penghisap darah dan caplak yang dapat menyebar antar ternak jarak dekat maupun jarak jauh," kata Lili, Selasa (9/5/23).

Namun, lanjut Lili, penyakit LSD tidak menular kepada manusia  namun menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi karena penurunan produksi susu, abortus, kerusakan kulit, penurunan berat badan dan menyebabkan kematian ternak serta kerugian tambahan dengan adanya pembatasan pergerakan ternak untuk perdagangan.

"Gejala klinis yang ditimbulkan dapat diobati secara asimtomatis antara lain dengan pemberian anti radang, antipiretik, suportif therapy dan antibiotik untuk pengobatan serta pencegahan infeksi sekunder," jelasnya.

Lili mengungkapkan, penyakit LSD sudah menyebar di 10 kabupaten/kota di Provinsi Lampung yaitu Lampung Utara, Tulang Bawang, Lampung Selatan, Mesuji, Tulangbawang Barat, Lampung Timur, Lampung Tengah, Way Kanan, Lampung Barat dan Kota Metro.

"Untuk jumlah kasus sampai dengan tanggal 9 Mei 2023, yang sakit sebanyak 273 ekor, potong bersyarat 4 ekor, mati 2 ekor dan 69 ekor sudah dinyatakan sembuh serta 197 ekor masih dalam proses pengobatan," ujarnya.

Pihaknya telah melakukan langkah-langkah pengendalian dan pencegahan penyakit LSD sejak tahun 2021 melalui surat edaran peningkatan kewaspadaan penyakit LSD ke kabupaten/kota.

"Kewaspadaan tersebut dengan melakukan tindakan pengendalian dan pembatasan pemasukan dan pengeluaran ternak di wilayah masing-masing. Kemudian melakukan upaya pengendalian jika menemukan ternak yang bergejala LSD baik isolasi, pengetatan biosecurity, pengobatan, peningkatan imunitas ternak dan melakukan pemotongan bersyarat jika memungkinkan sesuai aturan yang berlaku," terangnya.

Ia melanjutkan, dalam waktu dekat akan kembali melakukan vaksinasi LSD untuk 10.000 ekor yang tersebar di 15 kabupaten/kota. Saat ini, pihaknya sudah melaksanakan vaksinasi sebanyak 1.200 ekor ternak yang ada di UPTD lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

"Vaksinasi juga dilakukan terhadap ternak-ternak yang berada di tiga kabupaten yang sudah terkonfirmasi lebih awal yaitu Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Utara dan Tulang Bawang," imbuhnya.

Ia menjelaskan, perusahaan penggemukan sapi atau feedloter juga sudah melakukan vaksinasi secara mandiri terhadap ternak yang ada di perusahaan dan di sekitar farm. Dan sampai dengan April 2023 sudah tervaksin sebanyak 84.720 dosis.

"Dengan adanya tambahan vaksin 10.000 dosis tersebut maka jumlah ternak yang akan tervaksin di Lampung sebanyak 95.920 ekor. Namun jumlah tersebut masih sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah populasi ternak sapi dan kerbau yang mencapai 865.484 ekor," paparnya.

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro mencatat, sebanyak 35 ternak sapi terinfeksi penyakit LSD. Kepala DKP3 Metro, Heri Wiratno melalui Kepala Bidang Peternakan, Lina Oktarina mengatakan, pihaknya telah bergerak melakukan pengobatan gratis untuk hewan ternak yang terserang penyakit LSD.

"Sampai 7 Mei 2023 kemarin terdata sebanyak 35 sapi di Metro terinfeksi LSD. Kami imbau kepada seluruh peternak untuk dapat melakukan penyemprotan insektisida dengan tetap memperhatikan keamanan bagi hewan ternak," kata Lina, Selasa (9/5).

Lina minta para peternak bisa menghilangkan serangga seperti lalat, nyamuk dan caplak dari kandang sapi. Para peternak yang akan melakukan penyemprotan agar memakai dosis yang tepat agar kulit hewan ternak tidak melepuh.

Lina mengungkapkan, pihaknya bersama Puskeswan telah melakukan antisipasi dengan memberikan layanan pengobatan gratis kepada para ternak milik warga.

"Penyakit LSD mulai merebak d Metro sejak awal lebaran. Kasus pertama ditemukan di Yosodadi. Namun, saat ini sudah menyebar di beberapa daerah lain di Metro," tandasnya.

“Guna mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut, Pemkot Metro telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor: 4 /SE/ D-09 /2023 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit LSD di Kota Metro. DKP3 akan terus melakukan pencegahan dengan memberikan pengobatan gratis hingga 17 Mei 2023 mendatang,” katanya.

Di Kabupaten Lampung Tengah, penyakit LSD sudah menyerang puluhan sapi di Kampung Negara Bumi Udik, Kecamatan Anak Tuha.

Riswan, warga Negara Bumi Udik mengatakan, dua sapi miliknya terkena penyakit LSD. “Sapi saya kena dua ekor yaitu indukan dan anaknya. Sampai sekarang kondisinya makin memburuk, nggak mau makan sama sekali. Awalnya sapi-sapi itu keluar air liur, terus ada benjolan di kulit sapi,” kata Riswan, Senin (8/5).

Riswan mengungkapkan, semakin hari jumlah benjolan yang muncul di tubuh sapi semakin banyak. Nafsu makan sapi juga mengalami penurunan. “Dokter hewan sudah menyuntik. Namun nggak ada perkembangannya, pasrah saja kalau sudah begini. Saat ini sudah ada puluhan sapi yang terkena penyakit seperti itu,” katanya.

Salman, warga lainnya mengatakan sapinya sudah satu minggu terjangkit penyakit LSD. “Awalnya sih sedikit saja benjolan yang keluar pada kulitnya. Tapi semakin hari bertambah banyak," kata Salman.

Saat ini, kondisi pada kaki sapi tersebut sudah membengkak, kulit mulai mengelupas dan ada luka menyerupai koreng dekat kuku kakinya. “Hidungnya keluar air terus kayak ingusan dan nafsu makannya berkurang," ucapnya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Rabu 10 Mei 2023 dengan judul “273 Sapi di Lampung Terjangkit Penyakit LSD”