Sudin: Cita Rasa Kopi Lampung Terbaik di Dunia

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin saat melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Komoditas Perkebunan di Kampung Kopi Pekon (Desa) Rigis Jaya, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat (Lambar), Selasa (16/5/2023). Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengakui, cita rasa kopi Lampung terbaik di dunia. Dan saat ini sudah ada 45 negara yang menikmati kopi Lampung.
Hal tersebut disampaikan Sudin saat melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Komoditas Perkebunan di Kampung Kopi Pekon (Desa) Rigis Jaya, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat (Lambar), Selasa (16/5/2023).
Sudin mengatakan, ia sudah keliling ke sejumlah negara dan mencicipi berbagai cita rasa kopi. Hasilnya, kopi Lampunglah yang memiliki cita rasa terbaik. Dan saat ini sudah ada 45 negara yang menikmati kopi Lampung.
"Jadi khususnya petani kopi di Lampung Barat, kalian harus bangga karena sudah banyak negara menikmati kopi Lampung Barat. Cina saja dulu hanya 1 persen penduduk yang menikmati kopi, tapi sekarang sudah 10 persen atau sekitar 170 juta penduduk," kata Sudin.
Namun, lanjut Sudin, yang menjadi pertanyaan apakah petani yang setiap hari bergelut dengan kopi sudah sejahtera? “Oleh karena itu, saya datang kesini bersama Direktur Perkebunan Kementerian Pertanian untuk memberi bantuan dan berdiskusi dengan petani,” katanya.
Sudin mengungkapkan, selama ini masih banyak petani yang menyampaikan keluhan kelangkaan pupuk bersubsidi. Sudin minta Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Barat segera membuat usulan melalui proposal dan melakukan identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL).
"Pak Kadis langsung buatkan proposal dan nanti akan saya bahas di kementrian bagaimana mencarikan solusi atas keluhan para petani yang ada di Kabupaten Lampung Barat ini, hingga kedepan tidak ada lagi keluhan mengenai pupuk," paparnya.
Selain itu, Sudin juga menyoroti produksi kopi di Lampung Barat yang cenderung menurun. Untuk itu, perlu adanya penggunaan teknologi pertanian dalam menanam kopi.
Sudin mengatakan, saat ini harga kopi di pasaran masih cukup baik, namun produksinya tidak banyak bahkan cenderung menurun. Sehingga perlu adanya inovasi untuk meningkatkan produktivitas hasil perkebunan.
"Kalau kopinya bagus tentu penghasilan petani juga meningkat dan akan cukup untuk menyekolahkan anak kita. Jangan ada kata-kata kami tidak terbiasa dengan teknologi pertanian," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Sudin juga menyerahkan bantuan benih cabai untuk lahan seluas 20 hektar kepada Kelompok Tani Agung Lestari di Kecamatan Way Tenong dan Kelompok Tani Subur Alami Kecamatan Sukau. Lalu menyerahkan bantuan paket beras, kendaraan roda empat dan roda tiga, roasting kopi, peremajaan kopi dan solar dryer.
Direktur Perkebunan pada Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Prayudi, yang hadir pada acara ini mengatakan, saat ini pemasaran kopi ke sejumlah negara memiliki standar mutu. Dan Kopi Robusta Lampung merupakan produk terbaik yang sudah terkenal hingga kancah internasional.
"Harapan kami tentu petani semakin sejahtera. Kopi ini sudah memberikan kehidupan bagi generasi kita sehingga bisa sekolah dengan baik. Jika kualitasnya baik bukan hanya membawa keluarga sejahtera, tetapi membawa nama negara kita untuk dikenal dunia," jelasnya.
Sementara, mantan Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, mengatakan produktivitas kopi selama tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan.
"Perlu saya sampaikan bahwa produktivitas kopi di Lampung Barat turun drastis yang biasanya 2,4 ton per hektare, hari ini di bawah satu ton atau bahkan hanya sekitar 5 kwintal," ungkap Parosil.
Ia mengungkapkan, saat ini banyak petani yang menjerit karena sudah meminjam permodalan di bank, namun banyak petani yang tidak bisa melunasi pinjaman karena produksi kopi terus menurun.
Parosil berharap, dengan adanya bimtek tersebut bisa meningkatkan kemampuan para petani untuk bisa meningkatkan produktivitas kopi.
"Supaya ada peningkatan produktivitas kopi, tolong ilmu yang bapak ibu dapat hari ini terapkan dan tularkan kepada masyarakat agar ada peningkatan produktivitas kopi kita,” kata Parosil.
Ia mengatakan, petani harus bisa berinovasi dalam pemeliharaan kebun kopi termasuk sistem stek yang harus diubah, dan harus melakukan tumpang sari sebagai alternatif ketika produktivitas kopi menurun sehingga ada komoditas lain yang bisa dipanen.
Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital DPD PDI Perjuangan Lampung, Donald Harris Sihotang, mengatakan untuk meningkatkan perekonomian para petani kopi di Kabupaten Lampung Barat, PDI Perjuangan siap membantu para petani untuk memasarkan produk hasil pertanian melalui aplikasi ‘Media Pintar Perjuangan’.
Donald mengungkapkan, saat ini hampir semua sektor sudah terkoneksi dengan internet, dan PDI Perjuangan sudah punya teknologi yang dinamakan ‘Media Pintar Perjuangan’. Aplikasi ini bisa juga dipakai memasarkan seluruh produk pertanian yang ada di daerah.
"Nanti minta tolong sama ketua DPC atau kader kita yang ada di sini untuk ikut memasarkan produk yang ada di Lampung Barat melalui Media Pintar Perjuangan. Jadi nanti marketnya itu se-Indonesia. Dan kalau kita mau belajar bagaimana memasarkan sebuah produk, juga bisa searching di internet," kata Donald.
Donald mengatakan, banyak informasi yang bisa didapat oleh masyarakat di aplikasi Media Pintar Perjuangan baik terkait harga dan pangsa pasar. “Salah satu yang bisa ditawarkan seperti di Market Place juga bisa melalui aplikasi Media Pintar Perjuangan,” imbuhnya.
Berita Lainnya
-
Universitas Teknokrat Beri Pelatihan Guru SMA Muhammadiyah 1 Metro soal Koding dan Kecerdasan Buatan
Minggu, 06 Juli 2025 -
Kostiana Ajak Warga Bandar Lampung Bangkitkan Semangat Kebangsaan Lewat Sosialisasi Pancasila
Sabtu, 05 Juli 2025 -
Universitas Saburai Lepas 199 Mahasiswa KKN di Lampung Selatan, Rektor: Jadilah Pembawa Solusi Bagi Masyarakat
Sabtu, 05 Juli 2025 -
Misteri Pembunuhan Sopir Travel di Lampung Selatan Terungkap, Pelaku Mengaku Sakit Hati dengan Korban
Sabtu, 05 Juli 2025