Penyakit LSD Mengintai, Peternak Sapi Bandar Lampung Mengeluh Belum Ada Tindakan Pemkot

Supratikno salah seorang peternak sapi di Kelurahan Jagabaya III, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung. Foto: Yudha/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Salah satu peternak sapi di Kota Bandar Lampung Supratikno mengeluh,
ditengah penyakit lumpy skin disease (LSD) yang kini tengah marak menyerang
hewan ternak, namun hingga saat ini dirinya belum juga mendapatkan sosialisasi
atau upaya pencegahan LSD dari pemerintah.
Menurutnya, saat ini
para pembeli merasa khawatir dengan penyakit LSD tersebut meskipun sapi ternak
miliknya tidak ada yang terjangkit penyakit itu.
"Stok kita itu
gak banyak karena takut kena lato-lato (sebutan masyarakat pada penyakit LSD),
kita ngeri karena beresiko, kalau virus itu sudah ada obatnya kita
tampung-tampung aja," ucap Supratikno, Kamis (25/5/2023).
Saat ini kata Supratikno yang memiliki usaha penjualan sapi di bilangan Kelurahan Jagabaya III, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung, harga jual sapi masih terbilang normal, namun para pembeli masih merasa bingung dan khawatir dalam membeli sapi dengan jumlah yang besar, ditakutkan tiba-tiba terkena penyakit LSD, berkaca pada penyakit mulut dan kuku (PMK) beberapa waktu yang lalu.
"Karena temen itu
sempat kena PMK tahun kemarin, karena dia beli sapi asalan sapi murah dibawa ke
kandang, nular semua. Kalau harga sapi ternak dari yang termurah seharga Rp16
juta sampai yang termahal ada Rp60 juta." jelasnya.
Meskipun belum ada
tindakan apapun dari Pemerintah terkait, dirinya mencoba antisipasi penyebaran LSD menggunakan
semprotan pembasmi lalat seadanya.
"Antisipasi yang
kita lakukan adalah kandang harus bersih, jadi jangan sampai lalat hinggap dimakan," tandasnya.
Supratikno berujar,
dirinya hanya mencari bibit sapi-sapi unggulan tanpa adanya indikasi penyakit
untuk ditempatkan pada kandang ternak miliknya.
"Kita seleksi
sebelum masuk kandang ini, karena kita beli sapi yang unggulan, kalau ada sapi
yang ada indikasi sakit kita gak ambil," katanya.
Ia berharap Pemerintah
terkait segera bergerak mencegah mengatasi penyakit LSD dengan mendatangi para
peternak sapi, hal itu perlu dilakukan sebelum penyakit LSD ditemukan, karena
menurutnya mencegah lebih baik daripada mengobati.
"Kalau pemerintah
mau turun ke peternak gak ada yang gak bisa diatasi," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Universitas Teknokrat Indonesia Beri Penghargaan kepada 121 Mahasiswa dan 21 Dosen Berprestasi
Minggu, 06 Juli 2025 -
Jumlah PBI BPJS Kesehatan Berkurang, DPRD Lampung: Sering Non-aktif
Minggu, 06 Juli 2025 -
Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Lampung Capai 396, KPAI Tekankan Kerja Kolaboratif Semua Elemen
Minggu, 06 Juli 2025 -
213 Ribu Warga Lampung Terima Program Makan Bergizi Gratis
Minggu, 06 Juli 2025