Kisah Dibalik Tragedi Jatuhnya Lift Az-Zahra, Firasat Keluarga dan Permintaan Pertanggungjawaban

Tragedi Lift terjatuh di Sekolah Az-Zahra menyisakan duka mendalam bagi para keluarga korban. Foto: Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Beberapa
keluarga korban meninggal jatuhnya lift Sekolah Az-Zahra sudah mendapatkan
firasat sebelum peristiwa itu terjadi. Rahmatullah (38), seorang korban
meninggal sempat menitipkan ketiga anaknya yang masih berusia 2, 4 dan 7 tahun
kepada sang adik.
Peristiwa jatuhnya lift Sekolah Az-Zahra di
Jalan Mayjend DI Panjaitan, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung,
pada Rabu (5/7) pukul 16.30 WIB kemarin, mengakibatkan 7 tukang bangunan
meninggal dunia dan 2 luka-luka.
Korban meninggal adalah Udin (65) warga Jalan
P. Emir M. Noer Bandar Lampung, Rahmatullah (38) dan Selamet Saparudin (44)
warga Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Telukbetung Barat Bandar Lampung,
Romi (32) warga Kelurahan Kota Baru Kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar
Lampung, Edi Mulyono (38) warga Jalan Suban Merbau Mataram Lampung Selatan, dan
Asep Nursyamsi (39) serta Ahmad Burhan (39) warga Kelurahan Negeri Olok Gading
Bandar Lampung.
Dua korban luka-luka yakni Sutaji bin Matdasin
(26) warga Kelurahan Gebang Kecamatan Teluk Pandan Pesawaran (patah kaki kanan
dan tangan kiri), serta Herizal bin Matsim (41) warga Kelurahan Kupang Kota
Kecamatan Telukbetung Utara Bandar Lampung (Patah kaki kanan dan tangan kanan).
Sejumlah keluarga korban meninggal mengaku
sudah mendapatkan firasat sebelum peristiwa itu terjadi. Seperti disampaikan
Suhendi, adik Rahmatullah.
Suhendi mengatakan, almarhum kakaknya
Rahmatullah sempat mengucapkan kata-kata terakhir yang menjadi firasat akan
terjadinya peristiwa jatuhnya lift Sekolah Az-Zahra.
“Saya komunikasi terakhir dengan almarhum
Rahmatullah pada Selasa (4/7) malam. Almarhum kakak saya sempat mengucapkan
titip anak-anak kepada saya," kata Suhendi sat ditemui di rumahnya di
Kelurahan Negeri Olok Gading, Kamis (6/7).
Suhendi mengungkapkan, almarhum kakaknya
meninggalkan tiga orang anak yang masih kecil-kecil. "Ada 3 anaknya
masih kecil-kecil, usia 2, 4 dan 7 tahun," katanya.
Suhendi berharap, pihak Sekolah Az-Zahra bisa
memberikan bantuan khususnya terhadap tiga anak almarhum yang masih
kecil-kecil. "Keluarga berharap ada perhatian dari pihak Az-Zahra
terhadap tiga anak yang ditinggalkan almarhum. Karena ketiganya masih
kecil-kecil," ungkapnya.
Lina Wati, istri Rahmatullah menambahkan, ia
mengetahui kejadian itu usai dihubungi salah satu kerabat yang telah berada di
Rumah Sakit Bumi Waras.
"Dia nggak ngomong kalau suami saya
meninggal, cuma disuruh ke rumah sakit saja. Saya langsung ke sana," kata
Lina. Saat tiba di RS Bumi Waras, Lina melihat suami sudah tidak bernyawa
bersama beberapa rekan lainnya.
"Pihak sekolah belum ada yang ke rumah.
Saya harap pihak Sekolah Az-Zahra mau bertanggung jawab," ucapnya.
Mertua korban meninggal Asep Nursyamsi (39),
Sujai mengatakan, menantunya itu sudah memperlihatkan tanda-tanda akan
meninggalkan keluarga sebelum peristiwa jatuhnya lift sekolah Az-Zahra.
"Anak menantu kami ini malam sebelum
kejadian, sekitar jam sebelas malam nyuci piring sama gelas yang nggak biasanya
dilakukan. Dia (Asep) bilang kalau piring gelas ini nanti bakal dipakai acara
di rumah," kata Sujai.
Sujai mengatakan, korban Asep dan Rahmatullah
masih memiliki hubungan keluarga yang merupakan sepupu kandung. "Kami
harap pihak sekolah bertanggung jawab, karena pekerjaan ini sudah merenggut
korban jiwa," imbuhnya.
Rinawati, istri korban meninggal Selamet
Saparudin (44), menuturkan, ia masih tak menyangka suaminya akan
meninggal secepat itu.
Ia mengaku sempat shock saat mendapat kabar
bahwa suaminya meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di Sekolah Az-Zahra.
"Saat itu saya dikabari suami kecelakaan kerja. Saat saya tanya ternyata
jatuh dari lift," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Rinawati mengungkapkan, tidak ada firasat sama
sekali sebelum kejadian tersebut. "Biasa-biasa saja, kerja seperti biasa
terus pamit kerja. Komunikasi terakhir biasa saja," kata warga Kelurahan
Negeri Olok Gading ini.
Pantauan di lapangan, 4 dari 7 korban
meninggal dunia jatuhnya lift Sekolah Az-Zahra dimakamkan di Tempat Pemakaman
Umum (TPU) Tanjung Jati, Kelurahan Negeri Olok Gading, Kamis (6/7).
Keempatnya adalah Slamet Saparudin (44), Asep
Nursyamsi (39), Rahmatullah (38), dan Ahmad Burhan (39). Isak tangis keluarga
dan kerabat mengiringi pemakaman empat korban korban tersebut.
Para Korban Bekerja Sejak April
Sementara itu, pihak Sekolah Az-Zahra mengaku
tidak mengetahui vendor yang mempekerjakan 9 tukang bangunan yang menjadi
korban lift jatuh tersebut.
"Jadi para pekerja ini dari vendor, dan
kami masih telusuri. Saya tidak mengurusi terkait vendor itu," kata Kepala
SD Az-Zahra, Iqbal Hafidz Hakim, saat ditemui di Sekolah Az-Zahra, Kamis (6/7).
Iqbal membantah jika pihak Sekolah Az-Zahra
sengaja menutupi kejadian tersebut. "Jadi terkait tidak laporan itu bukan
kami tutupi, tapi posisinya memang semuanya shock. Posisi sekolah juga lagi
libur dan tidak ada orang, jadi security dan OB kami fokus pada penanganan
kecelakaan dan itu butuh waktu. Ketika saya tanya pas malam hari juga, mereka
masih bengong," ucapnya.
Iqbal mengatakan, para pekerja bangunan
tersebut sudah bekerja sejak bulan April 2023. "Jadi di lantai (Lima) atas
itu, kami sedang membuat sport area seperti lapangan futsal, basket dan kreatif
area. Para pekerja inilah yang mengerjakan," katanya.
Iqbal mengungkapkan atas nama pihak Sekolah
Az-Zahra menyampaikan turut berdukacita dan akan memberikan kompensasi kepada
para korban berupa santunan.
"Kami turut berdukacita dan mohon doanya.
Jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi dan kami akan evaluasi. Tentu
Az-Zahra akan memberikan kompensasi kepada para korban berbentuk
santunan," ungkapnya. (*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas
edisi Jumat 7 Juli 2023 dengan judul “Kisah Dibalik Peristiwa Jatuhnya Lift
Az-Zahra”
Berita Lainnya
-
Satgas PKH Kejagung Sita 49.822 Hektar Lahan Ilegal di TNBBS
Sabtu, 02 Agustus 2025 -
Rektor UIN RIL Serahkan Sertifikat Halal Bersama BPJPH dan Gubernur, Dorong Lampung Jadi Sentra Produk Halal
Sabtu, 02 Agustus 2025 -
Mobil Ditumpangi Adik Wagub Lampung Tabrak Motor di Lamtim, Satu Tewas
Jumat, 01 Agustus 2025 -
Pengamat Unila: Direksi Lama BUMD Harus Diganti Jika Tak Berkontribusi pada Perbaikan
Jumat, 01 Agustus 2025