• Sabtu, 02 Agustus 2025

Kisah Dibalik Tragedi Jatuhnya Lift Az-Zahra, Firasat Keluarga dan Permintaan Pertanggungjawaban

Jumat, 07 Juli 2023 - 07.27 WIB
195

Tragedi Lift terjatuh di Sekolah Az-Zahra menyisakan duka mendalam bagi para keluarga korban. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Beberapa keluarga korban meninggal jatuhnya lift Sekolah Az-Zahra sudah mendapatkan firasat sebelum peristiwa itu terjadi. Rahmatullah (38), seorang korban meninggal sempat menitipkan ketiga anaknya yang masih berusia 2, 4 dan 7 tahun kepada sang adik.

Peristiwa jatuhnya lift Sekolah Az-Zahra di Jalan Mayjend DI Panjaitan, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, pada Rabu (5/7) pukul 16.30 WIB kemarin, mengakibatkan 7 tukang bangunan meninggal dunia dan 2 luka-luka.

Korban meninggal adalah Udin (65) warga Jalan P. Emir M. Noer Bandar Lampung, Rahmatullah (38) dan Selamet Saparudin (44) warga Kelurahan Negeri Olok Gading Kecamatan Telukbetung Barat Bandar Lampung, Romi (32) warga Kelurahan Kota Baru Kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung, Edi Mulyono (38) warga Jalan Suban Merbau Mataram Lampung Selatan, dan Asep Nursyamsi (39) serta Ahmad Burhan (39) warga Kelurahan Negeri Olok Gading Bandar Lampung.

Dua korban luka-luka yakni Sutaji bin Matdasin (26) warga Kelurahan Gebang Kecamatan Teluk Pandan Pesawaran (patah kaki kanan dan tangan kiri), serta Herizal bin Matsim (41) warga Kelurahan Kupang Kota Kecamatan Telukbetung Utara Bandar Lampung (Patah kaki kanan dan tangan kanan).

Sejumlah keluarga korban meninggal mengaku sudah mendapatkan firasat sebelum peristiwa itu terjadi. Seperti disampaikan Suhendi, adik Rahmatullah.

Suhendi mengatakan, almarhum kakaknya Rahmatullah sempat mengucapkan kata-kata terakhir yang menjadi firasat akan terjadinya peristiwa jatuhnya lift Sekolah Az-Zahra.

“Saya komunikasi terakhir dengan almarhum Rahmatullah pada Selasa (4/7) malam. Almarhum kakak saya sempat mengucapkan titip anak-anak kepada saya," kata Suhendi sat ditemui di rumahnya di Kelurahan Negeri Olok Gading, Kamis (6/7).

Suhendi mengungkapkan, almarhum kakaknya meninggalkan tiga  orang anak yang masih kecil-kecil. "Ada 3 anaknya masih kecil-kecil, usia 2, 4 dan 7 tahun," katanya.

Suhendi berharap, pihak Sekolah Az-Zahra bisa memberikan bantuan khususnya terhadap tiga anak almarhum yang masih kecil-kecil. "Keluarga  berharap ada perhatian dari pihak Az-Zahra terhadap tiga anak yang ditinggalkan almarhum. Karena ketiganya masih kecil-kecil," ungkapnya.

Lina Wati, istri Rahmatullah menambahkan, ia mengetahui kejadian itu usai dihubungi salah satu kerabat yang telah berada di Rumah Sakit Bumi Waras.

"Dia nggak ngomong kalau suami saya meninggal, cuma disuruh ke rumah sakit saja. Saya langsung ke sana," kata Lina. Saat tiba di RS Bumi Waras, Lina melihat suami sudah tidak bernyawa bersama beberapa rekan lainnya.

"Pihak sekolah belum ada yang ke rumah. Saya harap pihak Sekolah Az-Zahra mau bertanggung jawab," ucapnya.

Mertua korban meninggal Asep Nursyamsi (39), Sujai mengatakan, menantunya itu sudah memperlihatkan tanda-tanda akan meninggalkan keluarga sebelum peristiwa jatuhnya lift sekolah Az-Zahra.

"Anak menantu kami ini malam sebelum kejadian, sekitar jam sebelas malam nyuci piring sama gelas yang nggak biasanya dilakukan. Dia (Asep) bilang kalau piring gelas ini nanti bakal dipakai acara di rumah," kata Sujai.

Sujai mengatakan, korban Asep dan Rahmatullah masih memiliki hubungan keluarga yang merupakan sepupu kandung. "Kami harap pihak sekolah bertanggung jawab, karena pekerjaan ini sudah merenggut korban jiwa," imbuhnya.

Rinawati, istri korban meninggal Selamet Saparudin (44),  menuturkan, ia masih tak menyangka suaminya akan meninggal secepat itu.

Ia mengaku sempat shock saat mendapat kabar bahwa suaminya meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di Sekolah Az-Zahra. "Saat itu saya dikabari suami kecelakaan kerja. Saat saya tanya ternyata jatuh dari lift," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Rinawati mengungkapkan, tidak ada firasat sama sekali sebelum kejadian tersebut. "Biasa-biasa saja, kerja seperti biasa terus pamit kerja. Komunikasi terakhir biasa saja," kata warga Kelurahan Negeri Olok Gading ini.

Pantauan di lapangan, 4 dari 7 korban meninggal dunia jatuhnya lift Sekolah Az-Zahra dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanjung Jati, Kelurahan Negeri Olok Gading, Kamis (6/7).

Keempatnya adalah Slamet Saparudin (44), Asep Nursyamsi (39), Rahmatullah (38), dan Ahmad Burhan (39). Isak tangis keluarga dan kerabat mengiringi pemakaman empat korban korban tersebut.

Para Korban Bekerja Sejak April

Sementara itu, pihak Sekolah Az-Zahra mengaku tidak mengetahui vendor yang mempekerjakan 9 tukang bangunan yang menjadi korban lift jatuh tersebut.

"Jadi para pekerja ini dari vendor, dan kami masih telusuri. Saya tidak mengurusi terkait vendor itu," kata Kepala SD Az-Zahra, Iqbal Hafidz Hakim, saat ditemui di Sekolah Az-Zahra, Kamis (6/7).

Iqbal membantah jika pihak Sekolah Az-Zahra sengaja menutupi kejadian tersebut. "Jadi terkait tidak laporan itu bukan kami tutupi, tapi posisinya memang semuanya shock. Posisi sekolah juga lagi libur dan tidak ada orang, jadi security dan OB kami fokus pada penanganan kecelakaan dan itu butuh waktu. Ketika saya tanya pas malam hari juga, mereka masih bengong," ucapnya.

Iqbal mengatakan, para pekerja bangunan tersebut sudah bekerja sejak bulan April 2023. "Jadi di lantai (Lima) atas itu, kami sedang membuat sport area seperti lapangan futsal, basket dan kreatif area. Para pekerja inilah yang mengerjakan," katanya.

Iqbal mengungkapkan atas nama pihak Sekolah Az-Zahra menyampaikan turut berdukacita dan akan memberikan kompensasi kepada para korban berupa santunan.

"Kami turut berdukacita dan mohon doanya. Jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi dan kami akan evaluasi. Tentu Az-Zahra akan memberikan kompensasi kepada para korban berbentuk santunan," ungkapnya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Jumat 7 Juli 2023 dengan judul “Kisah Dibalik Peristiwa Jatuhnya Lift Az-Zahra”