• Rabu, 30 April 2025

Ketimpangan Gender di Lampung Konsisten Menurun dalam Lima Tahun Terakhir

Selasa, 01 Agustus 2023 - 19.31 WIB
276

Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Provinsi Lampung tahun 2022. Foto: BPS Lampung

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Provinsi Lampung tahun 2022 sebesar 0,456, turun 0,002 poin dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 0,458.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis menerangkan, ketimpangan gender di Provinsi Lampung selama lima tahun terakhir secara konsisten menurun.

“Sejak tahun 2018 hingga 2022, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) berkurang sebesar 0,048 poin, rata-rata turun 0,01 poin per tahun. Untuk tahun 2022 sebesar 0,456, turun 0,002 poin dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 0,458. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan gender semakin menyempit atau kesetaraan yang semakin membaik,” jelas dia, Selasa (1/8).

Ia menyebutkan, sebanyak sembilan kabupaten/kota di Lampung mengalami penurunan ketimpangan gender diantaranya, Pesisir Barat, Lampung Selatan, Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang, Lampung Timur, Mesuji, Lampung Utara, Lampung Tengah, dan Pringsewu.

“Kabupaten Pringsewu mengalami penurunan ketimpangan gender paling tinggi, terutama disebabkan oleh perbaikan dimensi pemberdayaan,” ungkap dia. 

Dia berujar, penurunan ketimpangan gender terbesar terjadi pada tahun 2020 yang turun 0,02 poin dimana utamanya dipengaruhi oleh menurunnya ketimpangan dalam pasar tenaga kerja.

“Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat dari 50,95 persen pada tahun 2019 menjadi 54,13 persen pada tahun 2020, sementara tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki turun dari 86,24 persen pada tahun 2019 menjadi 85,41 persen pada tahun 2020,” katanya.

Menurutnya, ketiga dimensi pembentuk IKG secara konsisten mengalami perbaikan. Dimensi kesehatan reproduksi membaik, risiko perempuan dalam kesehatan reproduksi semakin menurun. Sementara, dimensi pemberdayaan dan dimensi pasar tenaga kerja semakin setara.

“Perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh perbaikan indikator proporsi perempuan 15-49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun, turun dari 27,5 persen tahun 2021 menjadi 26,9 persen pada tahun 2022,” ucapnya.

Sementara itu, lanjut dia, dimensi pemberdayaan dibentuk oleh dua indikator, yaitu persentase anggota legislatif dan persentase perempuan 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas.

“Selama periode 2018-2022, persentase perempuan anggota legislatif cenderung meningkat, meskipun di tahun 2021-2022 sedikit menurun dibanding 2020. Kondisi ini merepresentasikan peran perempuan dan laki-laki dalam pengambilan keputusan yang semakin setara,” katanya lagi.

Atas menyampaikan, penghitungan IKG mengadopsi penghitungan Gender Inequality Index (GII) dari United Nations Development Programme (UNDP) dengan beberapa penyesuaian. (*)

Video KUPAS TV : Konsumsi Sabu, Oknum Pimred Media Hanya Direhabilitasi