• Kamis, 08 Mei 2025

Ini Alasan Keluarga Minta Jasad Siswa SPN Lampung Meninggal Diautopsi di Medan

Jumat, 18 Agustus 2023 - 19.34 WIB
198

Keluarga saat menyambut kedatangan jenazah Advent. Foto: Istimewa.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Keluarga Advent Pratama Telaumbauna siswa SPN Polda Lampung yang meninggal dunia saat menjalani pendidikan dapat informasi Advent disiksa oleh senior.

Atas dasar tersebut, pihak keluarga mendesak untuk dilakukan proses autopsi di RS Adam Malik Medan, Sumatera Utara. 

Keinginan keluarga melakukan autopsi di RS Adam Malik Medan lantaran keluarga tidak percaya dengan hasil autopsi RS Bhayangkara.

"Waktu itu diminta ke RS Bhayangkara saja, tetapi keluarga memilih RS Adam Malik Medan supaya menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan dalam arti RS Bhayangkara pasti menutup-nutupi," kata Paman Advent, Rahmat Telaumbauna, Jumat (18/8/2023).

Alasan lainnya, perwakilan keluarga Advent juga tidak diizinkan untuk melihat kondisi jasad Advent pada saat di RS Bhayangkara Lampung. Kekecewaan tersebut membuat pihak keluarga segera membawa jenazah Advent ke Medan dan mengikuti prosedur yang disampaikan oleh pihak RS Bhayangkara Lampung.

"Waktu itu kita tidak diizinkan membuka-buka semua. Tidak diizinkan oleh petugasnya bukan polisi tapi perawatnya, jadi hanya boleh badan saja, ya namanya kita dalam situasi terpukul dengan penjelasan yang disampaikan kepala sekolah (KaSPN) pada saat itu ya udah saya menelepon keluarga, saya katakan kalo memang adanya seperti itu buat apa di autopsi, kalo memang dia meninggalnya karena kasus terjatuh, buat apa diautopsi itu memperlambat proses pemakaman almarhum, dan akhirnya kita berangkat pagi besoknya berangkat ke tempat duka dengan pesawat," jelasnya.

Selain itu, Rahmat menjelaskan, pihak keluarga juga mendapatkan informasi bahwa Advent meninggal dengan tidak wajar, dimana disiksa oleh seniornya sendiri. Alasan tersebut membuat pihak keluarga untuk melakukan autopsi di Medan.

"Ketika sampai di Medan, saya ditelepon oleh keluarga besar harus di autopsi karena kami dapat informasi bahwa Advent meninggal tidak normal, bukan karena terjatuh tapi karena perlakuan yang namanya Brigadir I bersama teman-teman," ucapnya.

"Jadi Brigadir I itu membanting badannya si Advent dan setelah itu mereka siksa dan mereka mengatakan tidak usah dikasih makan, tapi itu kita belum jelas apa benar atau tidak. Oleh karena desakan keluarga itu maka saya memberikan tindakan dengan keluarga besar untuk mengautopsi di RS Adam Malik Medan," lanjutnya.

Lantaran desakan tersebut, KaSPN Polda Lampung, Kombes Pol Frenky memenuhi permintaan keluarga besar Advent untuk dilakukan autopsi di RS Adam Malik Medan.

"Akhirnya kepala sekolah si Frenky memenuhi permintaan kita dan beliau mengatakan akan bongkar sebenar-benarnya  dan tidak akan menghalangi serta Propam Internal sedang bekerja untuk menyelidiki, mengindikasi maupun Polda Lampung, akhirnya diautopsi di RS Adam Malik," terangnya.

Atas dugaan kejanggalan dan meninggal tidak wajar tersebut, Rahmat menjelaskan pihak keluarga besar Advent akan melapor ke polisi dan sudah menyampaikan surat ke Polda Lampung.

"Iya kita akan lapor, kita sudah menyampaikan surat ke Kapolda, tadi kita sudah kirim ke Polda Lampung karena janggal dan pihak dari Polda Lampung sudah siap terbuka untuk menyampaikan hasilnya. Mereka (Polda Lampung) telah melakukan proses penyelidikan nanti ditambah lagi dengan hasil forensik autopsi jenazah dari RS Adam Malik Medan," jelasnya.

Jenazah Advent Pratama Telaumbauna pun telah tiba di rumah duka di Desa Taluzusua, Kecamatan Siduari, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Jumat (18/8/2023) pagi dan akan dimakamkan di Nias Selatan.

"Belum (hasil autopsi) karena yang berhak menerima hasil autopsi juga adalah penyidik Polri. Baru nanti penyidik Polri yang akan merilis hasil dari investigasi, begitu kata dokter forensik RS Adam Malik, itu protapnya. Kami kurang tau yang seperti itu Pak, bagaimana prosedurnya karena belum pernah, apakah memang betul yang disampaikan oleh dokter nasyit (dokter forensik RS Adam Malik) itu atau bukan," imbuhnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah Astutik mengatakan pihaknya akan mendalami informasi yang disampaikan oleh pihak keluarga Advent dan masih diselidiki oleh Bidpropam Polda Lampung.

"Informasi itu akan kami dalami. Hal-hal itu masih didalami, kami menunggu hasil pemeriksaan dari Bidpropam Polda Lampung," pungkasnya.

Sebelumnya, siswa baru SPN Polda Lampung bernama Advent Pratama Telaumbauna meninggal dunia saat menjalani pendidikan pada Selasa (15/8/2023) siang.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol. Umi Fadilah Astutik mengatakan hasil diagnosa RS Bhayangkara Polda Lampung bahwa Advent mengalami henti jantung atau henti napas.

"Penanganan sudah dilaksanakan semaksimal mungkin. Untuk luka di luar fisik sejauh ini tidak ada yang janggal sehingga keluarga menolak otopsi karena sakit," ujarnya. (*)