Tiga Daerah di Provinsi Lampung Memiliki Risiko Kekeringan Tinggi

Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung telah melakukan pemetaan daerah-daerah di Lampung yang akan mengalami kekeringan cukup parah atau tinggi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Lampung, Joni Toyib mengatakan terdapat tiga daerah yang memiliki resiko tinggi terjadinya kekeringan.
“Ketiga daerah tersebut ialah Kabupaten Lampung Utara, Tanggamus dan sebagian wilayah di Kabupaten Lampung Tengah. Dalam memetakan daerah rawan kekeringan dibagi menjadi tiga yaitu resiko tinggi, sedang dan rendah. Dimana tiga daerah di atas masuk resiko tinggi," kata Joni, Kamis (31/8/2023).
Joni mengungkapkan, sebenarnya semua daerah di Lampung memiliki resiko terjadinya kekeringan. Namun, tidak semua masuk ke dalam kategori resiko tinggi.
"Hasil ini kami dapat berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB) BPBD Lampung bersama dengan Itera," jelasnya. BPBD siap membantu dan melakukan pendampingan kepada kabupaten/kota di Lampung yang mengalami kekeringan akibat El Nino.
"BPBD Lampung siap untuk melakukan pendampingan untuk membantu apa yang dibutuhkan oleh daerah yang mengalami kekeringan. Sesuai dengan logistik dan peralatan yang ada," katanya.
Namun lanjut Joni, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan adanya daerah di Lampung yang mulai terdampak El Nino hingga mengalami kekeringan.
"Kalau berdasarkan laporan Pusdalops kami belum ada yang masuk. Belum ada daerah yang lapor mengalami kekeringan," ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto mengatakan sudah ada beberapa daerah yang melakukan percepatan tanam untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan.
Diantaranya, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Tanggamus, Way Kanan, Tulangbawang dan Pesisir Barat dengan total luas lahan 36.000 hektar.
"Ini masuk kedalam gerakan tanam padi nasional untuk antisipasi El Nino. Jadi kita mempercepat tanam di Agustus dan September supaya bulan Desember sudah panen," kata Bani, Kamis (31/8/2023).
Ia menjelaskan, upaya melakukan percepatan tanam tersebut sebagai upaya untuk menjaga ketersediaan pangan. Terlebih Lampung diminta untuk berkontribusi menjaga ketahanan pangan nasional.
"Jadi itu kita lakukan untuk mempersiapkan ketersediaan pangan. Benihnya sendiri kita dibantu oleh Kementerian Pertanian yang sebelumnya sudah kita ajukan permohonan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, dampak fenomena El Nino diprediksi akan berpengaruh pada penurunan produksi padi di Provinsi Lampung hingga mencapai 20 ribu ton. Penurunan produksi padi akan terjadi saat panen musim kemarau di bulan Agustus, September, dan Oktober 2023.
"Prediksi pengurangan produksi padi karena dampak el nino ini tidak begitu banyak. Hitungan kasarnya sekitar 20 ribuan ton kurang lebih," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto, Minggu (27/8/2023) lalu.
Bani mengatakan, penurunan produksi padi tersebut tidak akan mempengaruhi stok beras yang ada di Provinsi Lampung. Karena Lampung sudah melakukan tanam padi dengan luas 200 ribu hektar saat musim gadu.
Sebanyak 200 ribu hektar lahan padi yang ditanam saat musim gadu tersebut berada di Kabupaten Lampung Timur, Lampung Selatan, Tanggamus, Way Kanan, Lampung Tengah dan Tulang Bawang.
"Dalam panen gadu di lahan seluas 200 ribu hektar tersebut diperkirakan hitungan kasarnya jumlah produksi per hektar mencapai 5 sampai 6 ton. Atau kalau digabungkan sekitar 1,2 juta ton," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini juga sudah disiapkan sekitar 36 ribu hektar lahan yang akan ditanami padi dalam rangka gerakan nasional tanam padi bersama dengan Kementerian Pertanian.
Lahan seluas 36 ribu hektar tersebut tersebar di enam daerah yaitu di Kabupaten Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Tanggamus, Tulang Bawang dan Way Kanan.
"Kekeringan berdasarkan prediksi BMKG di Juni dan Juli tapi di Juli hujan dan diprediksi lagi Agustus dan September. Ini sedikit masih ada hujan tapi tetap kita antisipasi. Kita siapkan untuk gerakan nasional tanam padi ada 36 ribu hektar," jelasnya.
Ia menerangkan, pihaknya juga sudah melakukan diversifikasi pangan dengan mengajak masyarakat untuk melakukan variasi terhadap makanan pokok yang dikonsumsi agar tidak terfokus hanya pada satu jenis saja yaitu beras.
"Kita ada beras siger itu untuk mengurangi konsumsi beras yang terlalu tinggi. Dengan adanya diversifikasi pangan lokal diharapkan konsumsi beras akan menurun walaupun sedikit. Tapi ini bisa membantu terhadap ketersediaan dan cadangan pangan," jelasnya.
Sekadar diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi ancaman El Nino pada tahun ini akan lebih parah dibanding pada tiga tahun sebelumnya. BMKG memprediksi puncak El Nino akan terjadi pada bulan Agustus hingga September 2023. (*)
Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Jumat, 01 September 2023 dengan judul "Tiga Daerah Memiliki Risiko Kekeringan Tinggi"
Berita Lainnya
-
Pemkot Bandar Lampung Dukung Pembangunan Gedung Satlantas dan Satintelkam Polresta
Sabtu, 17 Mei 2025 -
Hadapi PSU Pesawaran, Sudin Tegaskan Saksi dan Kordes Bekerja Maksimal Menangkan Nanda-Anton
Sabtu, 17 Mei 2025 -
Janji Manis di TikTok, 5 Warga Lampung Timur Bayar Jutaan Rupiah untuk Bekerja Ilegal ke Malaysia
Sabtu, 17 Mei 2025 -
Rektor UBL Terima Penghargaan Profesor Kehormatan
Sabtu, 17 Mei 2025