Refleksi Peringatan Maulid Nabi 1445 H: Kisah Inspiratif Rasulullah dan Peminta-minta Buta, Oleh: Puji Raharjo Soekarno
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dalam perayaan Maulid Nabi
1445 H, kita diingatkan kembali akan keagungan dan kemuliaan Nabi Muhammad ﷺ. Bukan hanya melalui
ajaran-ajaranNya, tetapi juga melalui perilaku dan tindakanNya yang penuh kasih
sayang. Salah satu kisah yang paling menggugah adalah kisah Rasulullah dengan
seorang peminta-minta buta di Madinah.
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah, seorang peminta-minta
Yahudi buta sering mengeluarkan kata-kata buruk tentang Rasulullah ﷺ. "Wahai saudaraku,
jangan kau dekati Muhammad. Dia itu gila, dia itu pembohong, dia itu tukang
sihir! Jika kalian mendekatinya, kalian akan dipengaruhi olehnya,” ucapnya.
Namun, di balik cacian dan hinaan tersebut, setiap pagi ada seseorang yang
datang memberinya makanan. Orang tersebut menyuapinya dengan lembut dan penuh
kasih sayang. Tanpa diketahui oleh peminta-minta tersebut, orang yang
memberinya makan setiap hari adalah Nabi Muhammad ﷺ sendiri.
Ketika Rasulullah ﷺ wafat, peminta-minta buta tersebut
merasa ada yang hilang. Kehangatan dan kasih sayang yang biasa ia rasakan
setiap pagi kini tiada. Hari-hari berlalu tanpa ada yang memberinya makan
dengan penuh kasih sayang seperti biasanya. Hingga suatu hari, Abu Bakar bin
Shiddiq mendatanginya dengan makanan. Namun, saat Abu Bakar mencoba
menyuapinya, peminta-minta buta tersebut merasa ada yang berbeda. Ia segera
menyadari bahwa selama ini, orang yang dengan sabar dan lembut menyuapinya
setiap hari, meskipun ia selalu menghina, adalah Nabi Muhammad ﷺ.
Kisah ini mengajarkan kita tentang kesabaran, kebaikan, dan
kasih sayang Rasulullah ﷺ. Meskipun dihina dan dicaci, beliau tetap menunjukkan kebaikan
dan kasih sayangnya. Sebuah contoh nyata dari firman Allah dalam Al-Qur'an,
"Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan sebagai rahmat bagi semesta
alam" (QS. Al-Anbiyaa: 107).
Kisah Rasulullah ﷺ dan peminta-minta buta di Madinah ini
adalah cerminan dari ajaran Islam yang sesungguhnya. Sebuah ajaran yang
mengajarkan kita untuk selalu membalas kebencian dengan kebaikan, dan mencintai
sesama tanpa memandang latar belakang atau perbedaan. Di peringatan Maulid Nabi
1445 H ini, marilah kita renungkan kembali kisah-kisah inspiratif Rasulullah ﷺ dan berusaha untuk
meneladani sifat-sifat mulianya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua
dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan terus berusaha menjadi pribadi yang
lebih baik. (**)
Berita Lainnya
-
Pendidikan untuk Penguatan Gerakan Keluarga Maslahat, Oleh: Prof. H. Wan Jamaluddin Z, M.Ag., Ph.D
Kamis, 02 Mei 2024 -
Mengetuk Pintu Langit Lewat Doa Anak Yatim, Agar Jalan Rusak Diperbaiki. Oleh: Riki Purnama
Kamis, 25 April 2024 -
AICIS dan Keberanian Mendefinisikan Ulang Peran Agama, Oleh Prof. H. Wan Jamaluddin Z, Ph.D
Jumat, 02 Februari 2024 -
Konferensi Moderasi Beragama (Sebuah Asa Harmoni Lintas Benua), Oleh: Prof. H. Wan Jamaluddin Z, M.Ag, Ph.D
Rabu, 20 Desember 2023