Kekeringan Air Bersih di Bandar Lampung, Walhi: Pemerintah Harus Antisipasi Kedepannya

Direktur Eksekutif Walhi Lampung, Irfan Tri Musri. Foto: Dok/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Bandar Lampung menjadi salah satu daerah yang masuk dalam indeks risiko bencana sedang, akibat dampak kekeringan air pada fenomena El Nino.
Menanggapi hal itu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Lampung meminta agar persoalan tersebut dapat diatasi oleh pemerintah setempat. Kedepan agar dapat membuat berbagai strategi dalam mengatasi persoalan kesulitanair bersih ini.
"Dampak dari El Nino slah satunya debit air yang tentu signipikan. Sehingga ini harus menjadi atensi bagi pemerintah kota Bandar Lampung," ujar Direktur Eksekutif Walhi Lampung, Irfan Tri Musri, minggu (8/10/2023).
Karena jelasnya, air merupakan hak dasar dan pundamental yang tidak bisa dikesampingkan oleh pemangku kebijakan. "Maka dari itu saya kira perlu untuk antisipasi kedepannya," terangnya.
Irfan mengaku, memang kalau bicara kekeringan hari ini agak kesulitan, sehingga dibutuhkan solusi kedepannya. "Karena hari ini banyak masyarakat yang kehilangan akses air bersih," tandasnya.
Baca juga : Dampak El Nino, Bandar Lampung Masuk Indeks Risiko Bencana Sedang
Sementara itu, Manager Advokasi dan Kajian Mitra Bentala Lampung, Mashabi menyampaikan, dampak dari El nino ini sangat luar biasa, kekeringan berkepanjangan dan suhu panas dialami warga kota Bandar Lampung.
Bahkan, informasi dari BMKG El nino akan berlanjut hingga awal tahun. "Kondisi saat ini untuk air permukaan pasti sangat drastis berkurang. Air sumur warga hampir seluruh wilayah kecamatan mengalami kekeringan," ujarnya.
Oleh karenanya, dengan kejadian seperti kondisi kekeringan saat ini menjadi pembelajaran. Maka kedepan harus ada langkah konkrit untuk antisipasinya.
Baca juga : BPBD Bandar Lampung Suplai Air Bersih ke Tiga Wilayah Terdampak Kekeringan
Pemerintah mesti konsen untuk konservasi air seperti menerapkan pemanfaatan air hujan untuk sebanyaknya masuk ke dalam tanah.
"Jangan sampai ketika hujan, air itu terbuang begitu saja bahkan menyebabkan genanang dan banjir," katanya.
Oleh sebab itu, perbanyak pembuatan embung, sumur resapan dan atau pembuatan lubang resapan biopori di pemukiman.
"Karena ketersediaan air di dalam tanah bersumber dari air hujan. Maka manfaatkan ketika musim hujan untuk sebanyaknya masuk ke dalam tanah sbg tabungan ketika musim kemarau," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Dosen Universitas Teknokrat Indonesia Jafar Fakhrurozi Raih Gelar Doktor Bidang Sastra di Universitas Padjadjaran
Jumat, 04 Juli 2025 -
52 Paket Proyek APBD Murni Sudah Berjalan, Taufiqullah: Ada yang Tahap PHO
Jumat, 04 Juli 2025 -
UIN Raden Intan Jadi Tuan Rumah POMPROV 2025 untuk Cabor Panjat Tebing dan Bulu Tangkis
Jumat, 04 Juli 2025 -
Biro Kesra Pemprov Lampung Kelola Anggaran Umrah dan Wisata Rohani 10,9 Miliar
Jumat, 04 Juli 2025