• Minggu, 13 Juli 2025

13.299 NIB Diterbitkan di Bandar Lampung Selama 2023

Jumat, 29 Desember 2023 - 19.24 WIB
75

Kepala DPMPTSP Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung, ditemui di ruang kerjanya, Jumat (29/12/2023). Foto: Sri/kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandar Lampung telah menerbitkan 13.299 Nomor Induk Berusaha (NIB).

Penerbitan jumlah NIB tersebut selama satu tahun atau periode Januari hingga 29 Desember 2023, yang terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).

Kepala DPMPTSP Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung menjelaskan, dari 13.299 NIB ini terbagi menjadi beberapa jenis kegiatan usaha. Dimana dalam satu NIB itu bisa untuk dua tiga bahkan empat jumlah proyek usaha.

"Selain itu, terbagi juga menjadi beberapa jenis risiko usaha, yakni ada resiko rendah, menengah rendah, menengah tinggi dan tinggi," kata Muhtadi, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (29/12/2023).

Untuk risiko rendah sebanyak 21.629 jenis kegiatan usahanya, adapun risiko menengah rendah terdapat 4.150 kegiatan usaha.

"Selanjutnya menengah tinggi ada 5.775 usaha, dan risiko tinggi juga ada sebanyak 1.832 kegiatan usaha," ungkap Muhtadi.

Kemudian terangnya, untuk sebaran proyek berdasarkan kecamatan yang ada di kota Bandar Lampung, tertinggi ada di Sukarame yakni sebanyak sebanyak 3.389.

Lalu disusul oleh kecamatan Kedaton dengan jumlah 2.648 jenis usaha, dan kecamatan Kemiling ada 2.480.

"Way Halim ada 2.367 serta Kecamatan Panjang ada 2.118 jenis kegiatan usaha," ungkapnya.

Muhtadi menambahkan, berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) ada 5 yang tertinggi. Pertama yaitu produk industri kue dan roti ada 1.208.

"Lalu kedai makanan terdapat 1.010, industri kerupuk, keripik dan sejenisnya 1.054, kemudian Industri berbasis daging 995 dan industri olahan makanan ada 994," jelasnya.

Oleh karenanya, Muhtadi juga menyampaikan bahwa di Bandar Lampung dari jenis kegiatan usaha tersebut terbanyak adalah risiko rendah.

"Didominasi kegiatan usaha di Bandar Lampung adalah risiko rendah sekitar 80 persenan," tandasnya. (*)