Ratusan Akademisi Internasional Kumpul di Semarang, Definisikan Ulang Peran Agama Hadapi Krisis Global

Konferensi pers penyelenggaraan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 yang akan dihelat di Semarang. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Jakarta - Para akademisi Indonesia dan
sejumlah negara akan bertemu di Semarang pada Annual International Conference
on Islamic Studies (AICIS) ke-23. Ajang tahunan ini digelar Ditjen Pendidikan
Islam Kementerian dan akan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN)
Walisongo, 1 – 4 Februari 2024.
Selain akademisi, hadir juga para tokoh agama dari sejumlah negara. Mereka akan mendiskusikan beragam persoalan kontemporer dalam bingkai tema ‘Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues‘.
Pada tahap awal, panitia telah menyeleksi 1.957 artikel yang dikirim calon peserta konferensi, hingga terpilih 328 paper terbaik. Para penulis berasal dari 10 negara, yaitu Afghanistan, Armenia, Mesir, Indonesia, Irak, Malaysia, Moroko, Nigeria, Pakistan, dan Sri Lanka. Mereka terbagi dalam tiga kelompok, Invited Papers (80), Open Panel (100), dan Extended Panel (148).
“AICIS kali ini bertujuan untuk mendefinisikan kembali peran
agama, terutama Islam, dalam menghadapi tantangan kemanusiaan kontemporer di
kancah global,” terang Staf Khusus Menag bidang Media dan Komunikasi Publik
Wibowo Prasetyo di Jakarta, Senin (29/1/2024).
“Termasuk peran dalam menguatkan persaudaraan kemanusiaan.
Gelaran AICIS bertepatan dengan momentum Hari Internasional Persaudaraan
Manusia yang ditetapkan PBB sejak 2020 untuk diperingati setiap 4 Februari,”
sambungnya.
Peringatan Hari Persaudaraan Manusia Internasional ini
didasarkan pada momentum ditandatanganinya Dokumen Persaudaraan Manusia untuk
Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan pada 4 Februari 2019 oleh Grand Syekh
Al Azhar Ahmed Al Tayeb dan Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus. Sebagai
kelanjutan dari itu, didirikan Zayed Award for Human Fraternity.
“Alhamdulillah, tahun ini NU dan Muhammadiyah telah
ditetapkan sebagai penerima Zayed Award for Human Fraternity,” sebut Wibowo.
Kembali ke AICIS 2024, Wibowo memaparkan ada tujuh isu atau
sub tema yang akan dibahas, yaitu 1) Agama, Nasionalisme, dan Kewarganegaraan
di Asia Tenggara; 2) Dampak Isu dan Ketegangan Keagamaan Internasional terhadap
Nasionalisme, Kewarganegaraan, dan Hak Asasi Manusia; 3) Krisis Kesetaraan,
Keadilan, dan Kemanusiaan; 4) Ketegangan Agama dan Kemanusiaan Global; 5) Isu
Gender, Spiritualitas, dan Minoritas; 6) Fiqih Siyasah tentang Perang dan
Damai: Pasca Kolonial; dan 7) Kebijakan berbasis Maslahah Mursalah, Kesetaraan,
dan Pemberdayaan.
“Isu besarnya adalah peran agama dalam menguatkan
nasionalisme, merespons krisis keadilan dan kesetaraan, masalah gender, serta
kemaslahatan umat, termasuk yang berkenaan dengan krisis iklim,” jelas Wibowo.
Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Ahmad Zainul Hamdi
merinci, ada 25 sesi panel yang disiapkan panitia untuk mendiskusikan isu-isu
yang menjadi sub tema. Sejumlah akademisi, dalam dan luar negeri, dijadwalkan
hadir dan ikut sumbang pemikiran.
Mereka adalah Dr. (HC). K.H Yahya Cholil Staquf (Nadhlatul
Ulama Central Board), Prof. Dr. Ismail Fajrie Alatas (New York University),
Prof. Rahimin Afandi bin Abdul Rahim (Universitas Malaya), Prof. Dr. Claudia
Saise (Humboldt-Universität zu Berlin), Prof. Dr. Dora Marinova (Curtin
University, Australia), Prof. Dr. Abdul Djamil, MA (State Islamic University
Walisongo Semarang, Indonesia), Prof. Dr. Kamaruzaman (Asian Muslim Action
Network), Prof. Dr. Hassanein Al-Saeed Hassanein Ahmed (Suez Canal University,
Egypt), Prof. Madya Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni (Universiti Islam Sultan
Sharif Ali Brunei Darussalam), Assistant Professor Dr. Jassim Mohammed Harjan
(University of Baghdad, Iraq), Fazlur Rahman bin Kamsani (Middle East Institute
National University of Singapore), dan Dr. Fatma Mohamed Mansour (Suez Canal
University)
Religious Leaders Summit
Berbeda dengan penyelenggaraan tahun lalu, AICIS 2024 akan
diperkuat dengan adanya temu para pemuka/pemimpin lembaga keagamaan atau
religious leaders summit.
Sebanyak 14 tokoh agama dari berbagai negara terkonfirmasi
hadir, yaitu KH. Yahya Cholil Staquf (Indonesia), Pimpinan PP Muhammadiyah
(Indonesia), Prof. Philip Kuntjoro Widjaja (Indonesia), Mayor Jenderal TNI
(Purn) Wisnu Bawa Tenaya, S.I.P. (Indonesia), Venerable Dr. Vanh Keobundit
(Laos), Venerable Dr. Yon Seng Yeath (Cambodia), Mr. Bounthavy Phonethasin
(Laos), YB Datuk Dr. Hasan bin Bahrom (Malaysia), Phra Dr. Anilman Dhammasakiyo
(Thailand), Pdt. Gomar Gultom (Indonesia), Romo Hery Wibowo (Indonesia), Ws.
Andi Gunawan, ST (Indonesia), Dr. A. Elga J. Sarapung (Indonesia), dan Bishop
Pablo Virgilio Siongco David (Philippines).
“Para tokoh ini akan ikut serta dalam membahas solusi atas
serangkaian persoalan kontemporer dari perspektif keagamaan. Ini sejalan dengan
COP28 di Dubai pada akhir 2023 yang juga mulai melibatkan tokoh agama dalam
pembahasan krisis iklim,” sebut Ahmad Zainul Hamdi yang juga akrab disapa
Inung.
“Pertemuan mereka akan menjadi ajang berbagi perspektif dan
wawasan berbasis pengalaman mereka dalam merespons isu-isu kemanusiaan dan
kedamaian. Hasil pembahasan para pemuka agama dibahas dalam sesi On Stage
Discussion yang menghasilkan Semarang Charter,” sambungnya.
Pameran Peradaban Islam
Selain Religious Leaders Summit yang akan menghasilkan
Deklarasi Piagam Semarang, ada sejumlah acara yang juga akan memeriahkan AICIS
2024. Pertama, Islamic Culture and Civilization Expo atau pameran budaya dan
peradaban Islam. Para pengunjung AICIS akan diajak menyaksikan warisan
peradaban melalui artefak dan manuskrip kuno dalam tampilan interaktif yang
menarik.
“Temukan keindahan seni dan arsitektur Islam yang
menakjubkan, mulai dari kaligrafi rumit dan pola geometris yang memukau hingga
masjid megah dan istana yang menakjubkan. Ini adalah dunia sastra dan filsafat
Islam,” sebut Inung.
Kedua, Islamic Higher Education Expo and Journal Clinique
atau Expo Pendidikan Tinggi Islam dan Jurnal Clinique. Even ini menampilkan
beragam hasil karya akademik sejumlah universitas dan institusi Islam bergengsi
di Indonesia dan negara-negara lain. Ada juga Klinik Jurnal untuk meningkatkan
kualitas riset dan keterampilan menulis akademis.
“Termasuk meningkatkan peluang keberhasilan publikasi di
jurnal bereputasi dengan bimbingan dan dukungan ahli,” sebut Inung.
Ketiga, wisata budaya ke Kota Tua Semarang untuk menyelami
suasana peninggalan zaman kolonial, berupa kemegahan arsitektur bangunan yang
dihiasi pengaruh Eropa. “Panitia juga akan memberikan kesempatan untuk masuk ke
Gereja Blenduk yang bersejarah, sebuah bangunan Katolik yang terus melayani
jemaatnya hingga saat ini,” papar Ahmad Inung.
Terakhir, Festival Makanan Halal Semarang. Para pengusaha
kuliner lokal akan menyelenggarakan Semarang Halal Food Festival yang
menampilkan beragam menu hidangan halal dari berbagai daerah.
“Akan ada pesta durian selama pameran,” tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Layanan Telekomunikasi di Tegineneng dan Sekitarnya Kembali Normal Pasca Vandalisme Kabel Optik
Jumat, 03 Januari 2025 -
Pemkab Lampung Timur Gelar Apel Kesiapsiagaan Persiapan Pilkada Serentak 2024
Senin, 25 November 2024 -
Peringati Hari Pahlawan, Pjs Bupati Lamtim Ingatkan Generasi Muda Meneladani Semangat Perjuangan Pahlawan
Senin, 11 November 2024 -
Sambut Hari Pahlawan, PLN Lampung Dorong Pengarusutamaan Gender melalui Workshop Srikandi PLN Berdaya dan Berkarya Untuk Negeri
Sabtu, 09 November 2024