• Minggu, 29 Juni 2025

Nominal Transaksi Nontunai QRIS Tahun 2023 di Lampung Capai 271,22 Miliar

Minggu, 11 Februari 2024 - 19.21 WIB
140

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar). Foto: Ist.

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung mencatat nominal transaksi nontunai melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar) selama tahun 2023 di daerah setempat mencapai Rp271,22 miliar.

Kepala Perwakilan BI Lampung, Junanto Herdiawan mengungkapkan, jumlah tersebut tumbuh 199,39 persen (yoy) dibandingkan tahun 2022.

Sedangkan dari sisi volume transaksinya, penggunaan QRIS sebanyak 2,24 juta transaksi atau tumbuh 154,42 persen (yoy) dibandingkan 2022.

“Perluasan penggunaan QRIS di Provinsi Lampung pada tahun 2023 berlangsung sangat signifikan tercermin dari pertumbuhan nominal dan volume transaksinya yang lebih besar dari 100 persen (yoy),” jelas dia, Minggu (11/2).

Lebih lanjut, Junanto menyampaikan, selama tahun 2023 jumlah pengguna QRIS di Provinsi Lampung tercatat sebanyak 1.141.405 users, meningkat jika dibandingkan jumlah pengguna pada tahun 2022 yang sebanyak 651.395 users.

“Dari sisi pelaku usaha pengguna QRIS, terdapat 506.851 merchant QRIS di Provinsi Lampung pada tahun 2023. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan jumlah merchant QRIS tahun 2022 yang sebanyak 403.447,” bebernya.

Secara umum, kata Junanto, nominal transaksi nontunai pada tahun 2023 pada pembayaran yang dilakukan melalui infrastruktur Sistem BI-RTGS dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Provinsi Lampung masing-masing tercatat sebesar Rp142,44 triliun dan Rp17,15 triliun.

Capaian nominal settlement BI RTGS dan SKNBI tersebut masing-masing tumbuh 20,00 persen (yoy) dan -31,23 persen (yoy) dibandingkan tahun 2022.

"Peningkatan nominal transaksi RTGS dan uang elektronik pada tahun 2023 yang diiringi dengan penurunan volume transaksi pada infrastruktur dan instrumen SP dimaksud menunjukkan adanya peningkatan ticket size, yang mengindikasikan terjadi perbaikan kualitas transaksi belanja untuk konsumsi dan investasi pada tahun 2023,” ungkapnya.

“Sedangkan penurunan nominal dan volume SKBNI pada tahun 2023 sejalan dengan perluasan implementasi BI-FAST di Provinsi Lampung,” imbuhnya.

Berdasarkan instrumen sistem pembayaran yang digunakan, Junanto memaparkan, pada Kartu ATM atau debit sebesar Rp165,75 triliun, atau tumbuh -7,80 persen (yoy) dibandingkan 2022. Sedangkan pada kartu kredit Rp1,45 triliun, tumbuh 33,03 persen (yoy) dibandingkan 2022

Selanjutnya uang elektronik sebesar Rp4,58 triliun, tumbuh 13,37 persen (yoy) dibandingkan 2022.

Sementara itu, Junanto menyebut tingkat peredaran uang kartal selama libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) di Provinsi Lampung mencapai Rp1,44 triliun.

Net outflow BI Lampung pada Desember 2023 mengalami kenaikan sebesar 114,32 persen (yoy) dibandingkan Desember 2022. Hal tersebut sejalan dengan outflow yang mengalami kenaikan sebesar 21,47 persen (yoy) di tengah inflow yang terkontraksi 12,09 persen (yoy).

"Sehingga perkembangan ini menunjukkan pemulihan ekonomi Lampung yang tumbuh 5,40 persen (yoy) pada triwulan IV 2023. Realisasi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan capaian triwulan III 2023 yang tumbuh 3,93 persen (yoy)," jelasnya. (*)

Editor :