• Senin, 29 September 2025

BPBD Lampung Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Gempa Megathrust

Selasa, 10 September 2024 - 14.58 WIB
236

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto. Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung terus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat yang ada di daerah setempat guna menghadapi potensi gempa bumi megathrust yang dapat memicu terjadinya tsunami.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, jika perlu kemampuan mitigasi kepada masyarakat Lampung khususnya yang tinggal di kawasan pesisir harus ditingkatkan.

"Megatrus itu berada di lempeng benua yang bergerak terus dan ada yang saling mendorong. Semua pesisir di Lampung beresiko seperti Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung, Pesawaran, Tanggamus dan Pesisir Barat," ujar Rudy saat dimintai keterangan, Selasa (10/9/2024).

Rudy mengatakan jika ada beberapa titik megathrust di Indonesia yang belum pernah muncul gempa seperti Selat Sunda, Mentawai, Cilacap dan Banyuwangi.

"Megathrust adalah potensi bukan lagi prediksi dan ini sudah dikaji secara science. Potensi ada tapi kapan waktunya ini yang tidak bisa di prediksi gempa saja kita nggak punya alat mengukur kapan gempa," katanya.

Untuk mengantisipasi datangnya gempa megathrust 8,8 M, BPBD Lampung juga membagikan tips 20:20:20 bagi masyarakat Lampung untuk menyelamatkan diri.

"Ini tips untuk masyarakat terutama yang berada di pinggir pantai, tipsnya 20:20:20. Jika merasakan getaran 20 detik, maka anda hanya punya 20 menit untuk lari ke ketinggian 20 meter," katanya.

Selain itu pihaknya juga mendorong masyarakat juga dapat menyusun rencana evakuasi mandiri.

"Karenanya ini perlu dipersiapkan, karena pasti kondisinya akan panik. Sehingga jika sudah disiapkan, maka jika nantinya benar-benar datang masyarakat sudah tangguh menghadapi bencana," katanya.

Ia mengatakan jika sejak Januari sampai Agustus BMKG sudah mencatat sebanyak 223 kali gempa dengan intensitas kecil dibawah 5 magnitudo.

"Kita ini rawan gempa karena kita berada di lempeng benua yang berbatasan itu lah yang disebut kita sebagai cincin api karena dari atas Sumatra sampai Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi merupakan rangkaian gunung api," tuturnya.

Sementara itu MG Madya BMKG - Stasiun Geofisika Kelas III Lampung Utara,  Agung Setiadi mengatakan jika saat ini terdapat 18 titik alat seismometer terpasang dan dalam kondisi baik.

"Di Lampung ada 18 titik seismometer dan 19 titik Warning Receiver System (WRS) dan dalam kondisi baik," katanya.

Agung menjelaskan alat-alat tersebut akan mendeteksi gempa paska terjadi. Selanjutnya data akan dikirim kepusat data BMKG dan dilakukan penelitian.

"Setelah itu maka dapat diketahui parameter dan dapat memberikan informasi langsung kepada masyarakat," katanya. (*)