• Sabtu, 27 September 2025

151 Ribu Ton Beras Impor Masuk ke Lampung Dikirim Keluar Daerah

Jumat, 11 Oktober 2024 - 13.46 WIB
1.3k

Kepala Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo. Foto: Dok Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menerima beras impor dari luar negeri sebanyak 151 ribu ton.

"Kami mendapat penugasan dari pusat untuk menerima impor, untuk penerimaan beras luar negeri sudah kita terima sebanyak 151 ribu ton dan sebagian besar kita kirim ke luar Lampung," ujar Kepala Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo saat dimintai keterangan, Jum'at (11/10/2024).

Ia mengatakan jika beras impor yang masuk ke Lampung tersebut dikirim ke beberapa daerah diluar Lampung seperti Provinsi Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Utara hingga Padang.

"Lampung ini kebetulan pelabuhan nya cukup besar dan bongkar muat nya sangat cepat. Jadi kami diminta untuk dapat membantu Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Utara hingga Padang," tuturnya.

Pada kesempatan tersebut ia memaparkan jika saat ini stok beras yang dimiliki oleh Bulog Kanwil Lampung sebanyak 49.240 ton yang tersebar di 13 gudang Bulog yang ada di wilayah Lampung.

"Dan 70 persen stok tersebut berada di gudang Bulog Campang Raya sebanyak 34.551ton. Sehingga apabila gudang diluar Bandar Lampung mengalami kekurangan maka otomatis akan dikirim dari Bandar Lampung ke wilayah yang kekurangan," tambahnya.

Pada kesempatan tersebut ia juga menjelaskan jika pihak nya mendapatkan penugasan untuk dapat menyerap 30 ribu ton setara beras dan sampai saat ini target tersebut telah terealisasi.

"Kami juga ditugaskan oleh pusat untuk dapat menyerap 30 ribu ton setara beras. Alhamdulillah sampai dengan hari ini untuk PSO nya kami sudah serap 24 ribu ton dan yang komersil kami sudah serap sekitar 7 ribu ton," sambungnya.

Nurman mengatakan jika saat ini pihak nya sudah memiliki pabrik berskala menengah dan sampai saat ini sudah membeli 6.260 ton gabah basah milik petani.

"Sampai sekarang kita sudah membeli 6.260 ton dan yang paling banyak kami beli dari daerah Mesuji, Rawajitu dan Rawapitu karena memang harganya paling masuk," tutupnya. (*)