• Senin, 09 Desember 2024

Imbas Kemarau, Ribuan Hektar Sawah di Way Jepara Dilanda Kekeringan Parah

Rabu, 30 Oktober 2024 - 19.00 WIB
87

Musim kemarau, irigasi yang bersumber dari danau Way Jepara tidak sanggup mengairi ribuan hektar sawah petani hingga mengakibatkan kekeringan. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Kemarau yang berlangsung selama empat bulan terakhir telah mengakibatkan dampak serius terhadap sumber air di waduk Danau Way Jepara, Lampung Timur. Penurunan debit air yang drastis telah menyebabkan ribuan hektare sawah mengalami kekurangan air dan terpaksa tidak ditanami.

Koordinator Pengairan Way Jepara, Tukiman, mengungkapkan bahwa saat ini ketinggian air di danau hanya mencapai 29,55 meter, dengan volume air sebesar 17.765 meter kubik dan tidak ada arus keluar.

"Kondisi ini menyebabkan air tidak dapat dialirkan ke irigasi. Penurunan ketinggian air ini sangat dipengaruhi oleh kemarau yang berkepanjangan," ujar Tukiman, Rabu (30/10/2024).

Akibat menyusutnya air waduk, sistem irigasi yang seharusnya menyuplai 6.651 hektare sawah di Kecamatan Way Jepara, Labuhanratu, dan Braja Selebah kini dalam keadaan kering total.

"Kami belum bisa memastikan kapan pintu air waduk akan dibuka. Semua tergantung pada datangnya musim hujan," tambah Tukiman.

Di sisi lain, Kepala UPTD Pertanian Wilayah Way Jepara, Samsul Muin, menjelaskan bahwa banyak petani memilih untuk tidak menanam karena krisis air yang melanda. Hanya sebagian petani yang berani mengambil risiko dengan menanam komoditas seperti jagung dan singkong.

"Kondisi alam tidak dapat dipaksakan. Jika kemarau berlanjut, petani akan menunggu musim hujan untuk melakukan penanaman serempak," tuturnya.

Salah seorang petani, Sunarto, menjelaskan pengalamannya menanam jagung di tengah kemarau.

"Saya berharap hujan turun saat jagung berusia satu bulan, tetapi kini sudah 1,5 bulan tanpa hujan, dan kondisi tanaman sangat memprihatinkan," keluhnya. Ia menambahkan, "Resiko sudah saya kalkulasi, tetapi sepertinya ini akan menjadi gagal panen," ujarnya. (*)