• Selasa, 19 Agustus 2025

Ardjuno Tawarkan Solusi Redam Konflik Harimau dan Manusia: Perbaiki Kualitas Taman Nasional dan Koservasi Daerah Penyangga

Rabu, 20 November 2024 - 11.07 WIB
370

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung nomor urut 1, Arinal - Sutono atau Ardjuno usai debat terakhir di Hotel Novotel Bandar Lampung, Selasa (19/11/24) malam. Foto: Yudha/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Konflik antara manusia dan satwa harimau kerap terjadi di Provinsi Lampung. Terbaru, Karim Yulianto (48) warga pemangku Kalibata, Pekon (Desa) Sukamarga, Kecamatan Suoh Lampung Barat, ditemukan tewas mengenaskan pada Sabtu (21/9/2024) yang lalu.

Konflik ini, dikhawatirkan terjadi terus menerus apabiba tidak ditangani dengan baik dan benar. Terdapat banyak hasil kajian yang menunjukkan penyebab konflik ini bukan semata-mata kesalahan satwa, melainkan wilayah satwa yang terdegradasi oleh keberadaan manusia.

Calon gubernur (Cagub) dan calon wakil gubernur (Cawagub) Lampung nomor urut 1, Arinal Djunaidi - Sutono (Ardjuno) menawarkan solusi rendam konflik panjang harimau dengan manusia. Solusi ini disampaikan oleh keduanya saat setelah debat cagub - cawagub pamungkas di Hotel Novotel Kota Bandar Lampung, Selasa malam (19/11/2024).

"Daerah satwa itu memang subur, yang pada akhirnya wilayah satwa terganggu oleh keberadaan manusia, oleh karena itu tidak boleh saling menyalahkan, kita harus menjaga lingkungan satwa," ujar Arinal Djunaidi.

Menurut Arinal, taman nasional memiliki peranan dan fungsi yang besar bagi provinsi Lampung dalam menjaga satwa harimau tercukupi kebutuhan pangan. Oleh karena itu, taman nasional harus diperbaiki kualitasnya, agar satwa-satwa seperti harimau tidak kekurangan makanan yang menyebabkannya turun ke areal warga.

Selain itu, lanjutnya, masyarakat yang tinggal di wilayah dekat dengan taman nasional, harus mendapatkan akses kebutuhan pertanian yang baik seperti pupuk diluar areal satwa, sehingga tidak perlu mencari lahan bertani yang subur di lingkungan taman nasional tempat para satwa bermukim.

"Untuk menjaga stabilitas satwa dan manusia, maka manusia tidak boleh merambah ke wilayah satwa, kita harus meningkatkan upaya agar masyarakat tidak merambah dengan meningkatkan taraf hidupnya melalui pertanian," bebernya.

Sementara, Sutono menegaskan, Ardjuno berkomitmen menangani konflik ini. Menurutnya, daerah adalah barometer konservasi. Hal itu akan meredam konflik harimau dengan manusia.

"Saya rasa, konflik antara satwa dan manusia program pembinaan daerah penyangga itu sangat penting. Ardjuno memaksimalkan serta mendorong daerah penyangga sebagai barometer konservasi," jelasnya.

Menurut mantan Sekda Provinsi Lampung ini, harimau keluar mencari makanan dan terjadi konflik dengan manusia karena kekurangan asupan makanan bagi harimau.

"Kenapa harimau keluar? Karena makannya kurang, maka daerah penyangga harus kita bantu, harus dimaksimalkan, masyarakat juga jangan menembak jangan memburu binatang di dalam yang bisa menggangu ekosistem," tegas Sutono. (*)