• Minggu, 08 Juni 2025

Pemprov Lampung Rehabilitasi 60 Jaringan Irigasi Guna Dukung Ketahanan Pangan

Selasa, 10 Desember 2024 - 15.32 WIB
315

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Lampung, Budhi Darmawan. Foto: Dok/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus berkomitmen meningkatkan ketahanan pangan dengan merehabilitasi 60 jaringan irigasi di berbagai wilayah.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Lampung, Budhi Darmawan mengatakan, jika langkah tersebut bertujuan untuk memastikan ketersediaan air bagi lahan pertanian dapat terdistribusi dengan baik dan efisien.

"Tahun ini kita ada rehabilitasi 60 jaringan irigasi yang tersebar di masing-masing daerah. Ini guna mendukung ketahanan pangan di Lampung dengan ketersediaan air yang memadai," kata dia saat dimintai keterangan, Selasa (10/12/2024).

Budhi mengatakan jika penyediaan air telah diatur melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur mengenai pola tanam. Dalam pola ini, setiap daerah irigasi menerapkan sistem penggiliran distribusi air, yang mengharuskan para petani mematuhi jadwal yang telah ditetapkan.

"Jika petani yang berada di bagian hulu tertib mengikuti giliran, maka petani di hilir juga dapat menerima air sesuai jadwal. Hal ini penting untuk menjaga kelancaran distribusi air, terutama saat musim kering tiba," ujarnya.

Ia menambahkan, pola tanam yang telah disepakati bersama perlu dijalankan secara disiplin agar tidak mengganggu jadwal distribusi air di wilayah lain.

Rehabilitasi jaringan irigasi ini menjadi salah satu upaya untuk meminimalkan kendala dalam pengairan dan menjaga produktivitas pertanian.

"Dengan adanya perbaikan irigasi dan penerapan pola tanam yang terencana, diharapkan ketahanan pangan di Provinsi Lampung tetap terjaga, sekaligus mendukung kesejahteraan para petani," tuturnya.

Sementara itu Kabid Tanaman Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Ida Rachmawati mengatakan, jika beberapa wilayah di Lampung masih menghadapi masalah ketersediaan air.

"Selama ini masih ada beberapa lokasi yang memang belum mendapatkan air karena debitnya kurang. Ada sekitar 3.000 hektare lahan di Tulang Bawang Barat yang tidak mendapatkan air, terutama pada musim gadu," kata Ida.

Ia menambahkan bahwa keterbatasan debit air dari Bendungan Batu Tegi juga menjadi kendala utama.

"Air dari Batu Tegi debitnya kurang, sehingga distribusi air dilakukan secara bergilir. Akibatnya, petani yang seharusnya mulai tanam pada bulan Oktober, terpaksa menunda hingga Desember atau Januari," jelasnya. (*)