Kisah Rosidah 11 Tahun Jadi Perawat Jenazah, Tangani Mayat Tak Utuh Sudah Biasa

Rosidah perawat jenazah di Rumah Sakit Abdul Moeloek menunjukkan tempat menyimpan jenazah. Foto: Ria/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Mendung yang menyelimuti Kota Bandar
Lampung pada, Rabu (18/12/2024) tak menyurutkan semangat Rosidah untuk
berangkat bekerja di rumah sakit terbesar yang ada di Provinsi Lampung.
Mengenakan busana bewarna biru dongker dan dibalut kerudung pink, ia datang
sekitar pukul 7 pagi. Di ruang biasa tempat ia bekerja sudah ada keluarga
pasien yang menunggu jasanya.
Ya, Rosidah telah mengabdikan hidupnya selama 11 tahun sebagai petugas
pemulasaran jenazah di Rumah Sakit Abdul Moeloek.
Setiap hari, ia menghadapi pekerjaan yang mungkin dihindari banyak orang
yaitu memandikan, merawat, mengkafankan, dan mengurus jenazah hingga
pemakaman.
"Alhamdulillah, saya bisa menolong keluarga jenazah yang membutuhkan.
Meski kadang bertemu jenazah yang sudah rusak, belatungan, atau membusuk, saya
tetap menjalankan tugas ini dengan ikhlas," tuturnya saat ditemui di
sela-sela tugasnya.
Rosidah tak pernah tahu kapan panggilan tugas akan datang, ibu dua anak
tersebut harus siap bertugas selama 24 jam.
"Kadang jam 12 malam atau jam 2 pagi saya harus datang ke rumah sakit
karena ada yang meninggal dunia. Mau hujan badai sekalipun saya tetap harus
datang karena ini sudah tugas," tuturnya.
Tahun 2013 menjadi momen yang tak terlupakan bagi Rosidah. Kala itu, ia
pertama kali memandikan jenazah seorang anak yang sudah membusuk.
“Pengalaman pertama itu berat, tapi alhamdulillah saya tidak merasa takut.
Sekarang, apapun kondisinya, saya sudah terbiasa. Gak ada jijik gak ada takut
juga," tambahnya.
Jenazah korban kecelakaan pun sering kali menjadi tugas beratnya. Kepala
yang pecah atau anggota tubuh yang tidak utuh harus ia jahit dan rapikan
sebelum dikafankan. Bagi Rosidah, tugas ini bukan hanya pekerjaan, tetapi juga
ibadah.
Rosidah adalah ibu dari dua anak dan nenek dari enam cucu. Anak pertamanya
adalah seorang guru PNS di SD 1 Pasir Gintung, sementara anak keduanya bekerja
di Bank BTN. Suaminya, yang dulu seorang pengemudi ojek online, kini berhenti
bekerja karena faktor usia.
Ketika ditanya apakah ia merasa takut menjalani profesinya, Rosidah hanya
tersenyum.
“Alhamdulillah, tidak ada rasa takut sama sekali. Ini adalah amanah. Selama
saya bisa membantu, saya akan terus bekerja,” tutupnya.
Dalam sunyi dan tanpa banyak sorotan, Rosidah adalah pahlawan yang
memastikan setiap jenazah mendapat penghormatan terakhir yang layak, terlepas
dari kondisi atau latar belakang mereka.
Ditengah usia yang sudah lanjut, Rosidah tetap menyempatkan diri untuk ikut
tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) demi mendapatkan status
pekerjaan yang lebih stabil.
"Saya statusnya pegawai honorer, kemarin Senin ikut tes PPPK di Graha
Adora. Doain ya semoga bisa keterima ya," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Tidak Kapok, Residivis Pencurian Kembali Ditangkap Polisi Usai Bobol Rumah Tetangganya di Langkapura Bandar Lampung
Sabtu, 07 Juni 2025 -
Polresta Bandar Lampung Ungkap 20 Kasus Narkoba Selama Mei 2025
Sabtu, 07 Juni 2025 -
Idul Adha 1446 H, MAN 1 Bandar Lampung Kurban 2 Sapi dan 2 Kambing
Sabtu, 07 Juni 2025 -
Universitas Teknokrat Indonesia Salurkan Hewan Kurban ke Kemenag, Pengurus Masjid, dan Panti Asuhan
Sabtu, 07 Juni 2025