• Sabtu, 07 Juni 2025

Kisah Rosidah 11 Tahun Jadi Perawat Jenazah, Tangani Mayat Tak Utuh Sudah Biasa

Rabu, 18 Desember 2024 - 13.45 WIB
234

Rosidah perawat jenazah di Rumah Sakit Abdul Moeloek menunjukkan tempat menyimpan jenazah. Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Mendung yang menyelimuti Kota Bandar Lampung pada, Rabu (18/12/2024) tak menyurutkan semangat Rosidah untuk berangkat bekerja di rumah sakit terbesar yang ada di Provinsi Lampung.

Mengenakan busana bewarna biru dongker dan dibalut kerudung pink, ia datang sekitar pukul 7 pagi. Di ruang biasa tempat ia bekerja sudah ada keluarga pasien yang menunggu jasanya.

Ya, Rosidah telah mengabdikan hidupnya selama 11 tahun sebagai petugas pemulasaran jenazah di Rumah Sakit Abdul Moeloek.

Setiap hari, ia menghadapi pekerjaan yang mungkin dihindari banyak orang yaitu memandikan, merawat, mengkafankan, dan mengurus jenazah hingga pemakaman. 

"Alhamdulillah, saya bisa menolong keluarga jenazah yang membutuhkan. Meski kadang bertemu jenazah yang sudah rusak, belatungan, atau membusuk, saya tetap menjalankan tugas ini dengan ikhlas," tuturnya saat ditemui di sela-sela tugasnya. 

Rosidah tak pernah tahu kapan panggilan tugas akan datang, ibu dua anak tersebut harus siap bertugas selama 24 jam.

"Kadang jam 12 malam atau jam 2 pagi saya harus datang ke rumah sakit karena ada yang meninggal dunia. Mau hujan badai sekalipun saya tetap harus datang karena ini sudah tugas," tuturnya.

Tahun 2013 menjadi momen yang tak terlupakan bagi Rosidah. Kala itu, ia pertama kali memandikan jenazah seorang anak yang sudah membusuk.

“Pengalaman pertama itu berat, tapi alhamdulillah saya tidak merasa takut. Sekarang, apapun kondisinya, saya sudah terbiasa. Gak ada jijik gak ada takut juga," tambahnya.

Jenazah korban kecelakaan pun sering kali menjadi tugas beratnya. Kepala yang pecah atau anggota tubuh yang tidak utuh harus ia jahit dan rapikan sebelum dikafankan. Bagi Rosidah, tugas ini bukan hanya pekerjaan, tetapi juga ibadah. 

Rosidah adalah ibu dari dua anak dan nenek dari enam cucu. Anak pertamanya adalah seorang guru PNS di SD 1 Pasir Gintung, sementara anak keduanya bekerja di Bank BTN. Suaminya, yang dulu seorang pengemudi ojek online, kini berhenti bekerja karena faktor usia. 

Ketika ditanya apakah ia merasa takut menjalani profesinya, Rosidah hanya tersenyum.

“Alhamdulillah, tidak ada rasa takut sama sekali. Ini adalah amanah. Selama saya bisa membantu, saya akan terus bekerja,” tutupnya. 

Dalam sunyi dan tanpa banyak sorotan, Rosidah adalah pahlawan yang memastikan setiap jenazah mendapat penghormatan terakhir yang layak, terlepas dari kondisi atau latar belakang mereka.

Ditengah usia yang sudah lanjut, Rosidah tetap menyempatkan diri untuk ikut tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) demi mendapatkan status pekerjaan yang lebih stabil. 

"Saya statusnya pegawai honorer, kemarin Senin ikut tes PPPK di Graha Adora. Doain ya semoga bisa keterima ya," tutupnya. (*)