Dorong Kolaborasi dengan Pemerintah, Pelaku Wisata di Lampung Harap Banyak Event Digelar untuk Tarik Wisatawan

Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (DPD PUTRI) Lampung, Irwan Nasution (baju hijau) dan Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Lampung, Adi Susanto, saat menjadi narasumber Kupas Podcast. Foto: Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sektor pariwisata di Provinsi Lampung
terus menunjukkan pertumbuhan positif. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, jumlah kunjungan wisatawan domestik
sepanjang 2024 hingga Oktober mencapai 14,7 juta orang, dengan rata-rata
pengeluaran sebesar Rp 1,7 juta per wisatawan. Namun, di balik angka yang
menjanjikan ini, berbagai tantangan masih dihadapi dalam pengembangan
pariwisata daerah.
Dalam Kupas Podcast bertajuk 'Pengembangan Sektor Pariwisata di Provinsi
Lampung' yang digelar di kantor Kupas Tuntas Group, Bandar Lampung, Kamis
(30/1/2025), sejumlah pelaku industri pariwisata membahas berbagai aspek
penting dalam upaya meningkatkan daya tarik wisata Lampung.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia
(DPD PUTRI) Lampung, yang juga Owner Lembah Hijau, M. Irwan Nasution,
menegaskan bahwa ada pertumbuhan jumlah wisatawan, meskipun secara angka
diperkirakan hanya sekitar 20 persen.
Ia menilai bahwa untuk meningkatkan kunjungan wisatawan secara signifikan,
diperlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah dan pelaku usaha
pariwisata.
"Peran pemerintah dalam menarik investor sangat penting. Kita tidak
boleh jenuh untuk terus mempromosikan pariwisata dan menggelar berbagai acara
untuk menarik wisatawan. Tidak mungkin berjalan sendiri-sendiri, harus
bersama-sama," ujarnya.
Irwan menambahkan bahwa pemerintah harus memiliki konsep pengembangan usaha
pariwisata yang kuat dan konsisten. Salah satu cara yang dinilai efektif adalah
dengan menciptakan karakter wisata baru agar destinasi semakin menarik.
Selain itu, ia juga berharap pemerintah memberikan pembinaan kepada para
pelaku usaha pariwisata serta memfasilitasi kegiatan yang bisa digelar di
destinasi wisata.
Banyak kegiatan yang lagi trend untuk digelar, seperti pentas musik dan
lainnya. Bukan hanya wisatawan lokal tapi dari luar negeri seperti Malaysia dan
lainnya datang untuk melihat ke Lampung.
"Membangun destinasi wisata itu butuh komitmen dan perubahan ke depan.
Banyak event yang sedang tren, seperti pentas musik, olahraga, dan lainnya,
yang bisa menarik wisatawan, baik lokal maupun dari luar negeri, seperti
Malaysia," tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Lampung,
Adi Susanto, menyoroti angka 14,7 juta wisatawan yang dirilis oleh Dinas
Pariwisata. Menurutnya, perlu ada transparansi dalam metode perhitungan angka
tersebut agar benar-benar mencerminkan jumlah wisatawan yang benar-benar berkunjung
dan menghabiskan waktu di Lampung.
"Metode penghitungan 14,7 juta wisatawan itu dari mana? Kalau kami di
ASTINDO melihat, angka ini tidak terlalu signifikan. Contohnya, wisatawan dari
Pulau Jawa yang masuk ke Lampung melalui Pelabuhan Bakauheni, apakah mereka
benar-benar stay di Lampung atau hanya transit ke Palembang? Hal ini harus
diperjelas," kata Adi.
Ia juga menilai bahwa destinasi wisata Lampung mengalami pergeseran tren.
Jika sebelumnya Pulau Pahawang menjadi primadona, kini wisatawan lebih banyak
memilih destinasi di Lampung Selatan. Wisatawan yang datang pun masih
didominasi oleh masyarakat dari Palembang dan sekitarnya.
Adi juga menekankan pentingnya penyelenggaraan event berskala nasional
untuk menarik lebih banyak wisatawan dari luar daerah. Menurutnya, acara yang
digelar di Lampung selama ini cenderung bersifat lokal, sehingga hanya menarik
minat masyarakat setempat.
"Semakin banyak event yang digelar, semakin banyak juga wisatawan yang
datang. Namun, jangan hanya event lokal. Jika hanya event lokal, maka yang
datang hanya masyarakat lokal juga," jelasnya.
Selain masalah promosi dan event, tantangan besar lainnya adalah
implementasi kebijakan yang masih dianggap kurang optimal. Adi menyebut bahwa
banyak diskusi dan pertemuan yang dilakukan terkait pengembangan sektor
pariwisata, namun hasil implementasinya belum maksimal.
"Kami sering diundang dalam diskusi, tetapi hasilnya tidak selalu bisa
diharapkan," tegasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Komisi II DPRD Lampung: Salurkan Bantuan yang Menjangkau Petani dan Masyarakat Kecil
Senin, 07 Juli 2025 -
Universitas Saburai Sosialisasikan Program Studi di Polres Pesawaran
Senin, 07 Juli 2025 -
Peneliti ITERA Temukan Senyawa dari Murbei Berpotensi Sebagai Obat Antikanker Serviks
Senin, 07 Juli 2025 -
Dukung Program Tiga Juta Rumah, Pemkot Bandar Lampung Bebaskan BPHTB untuk Warga Kurang Mampu
Senin, 07 Juli 2025