• Jumat, 11 Juli 2025

HKTI Lampung Minta Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tepat Waktu dan Tepat Sasaran

Selasa, 18 Februari 2025 - 14.02 WIB
106

Sekretaris DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Lampung, R. Prabawa. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kuota pupuk bersubsidi untuk Provinsi Lampung pada tahun 2025 ini sebanyak 812.885 ton atau naik 40.122 ton jika dibandingkan dengan kuota tahun 2024 sebanyak 772.763 ton.

Sekretaris DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Lampung, R. Prabawa, meminta agar penyaluran pupuk bersubsidi dapat dilakukan secara tepat waktu dan tepat sasaran.

"Pendistribusian pupuk bersubsidi ke tingkat petani harus dipastikan tepat waktu dan tepat sasaran, selain itu harus terarah dan juga terukur," kata Prabawa saat dimintai keterangan, Selasa (18/2/2025).

Pada kesempatan tersebut Prabawa turut mengapresiasi kuota pupuk bersubsidi yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun jumlah nya belum sesuai dengan kebutuhan.

"Pupuk sudah bagus ya karena ada tambahan kuota tiap tahunnya. Namun yang penting saat ini adalah pendistribusian nya yang benar-benar harus jelas," tuturnya.

Ia juga menjelaskan jika distribusi pupuk subsidi saat ini akan dilakukan lewat gapoktan dengan harapan dapat mempercepat akses petani terhadap pupuk subsidi.

"Sekarang rencananya penyaluran pupuk bersubsidi langsung ke gapoktan dan itu harus merata. Artinya yang menerima adalah orang-orang yang memerlukan sesuai dengan kelompoknya," imbuhnya.

Ia juga meminta kepada para gapoktan untuk ikut melakukan pengawasan dilapangan terkait dengan penyaluran pupuk bersubsidi sehingga terhindar dari penyelewengan.

"Gapoktan ini melekat dengan kelompok tani sehingga kita harapkan gapoktan ini ikut mengawasi dalam pendistribusian. Jadi harus sesuai dengan yang dibutuhkan dan jangan sampai ada penyelewengan," kata dia.

Pada kesempatan tersebut pihaknya juga akan melakukan evaluasi apakan penyaluran pupuk bersubsidi melalui gapoktan akan berjalan dengan efektif.

"Ini kan kebijakan baru, kita lihat saja nanti implementasi nya di lapangan. Dan kita akan evaluasi mana yang cocok karena yang penting adalah pupuk ini sampai ke tingkat petani," tutupnya. (*)