Banjir Terjang Kecamatan Pugung dan Bulok di Tanggamus, 62 Rumah Terendam

Tampak salah satu pemukiman warga di Tanggamus yang kebanjiran akibat diguyur hujan deras. Foto: Ist
Kupastuntas.co Tanggamus – Malam
itu sunyi, tapi tak lama. Hujan turun deras sejak pukul tiga dini hari, Senin
(21/4/2025), membawa serta kecemasan yang belum sempat dipikirkan warga. Dalam
hitungan jam, air meluap dari sungai dan irigasi, menyergap dua kecamatan di
Kabupaten Tanggamus: Pugung dan Bulok. Rumah terendam, sawah tenggelam, bahkan
jembatan yang menjadi nadi kehidupan warga tersapu arus.
Di Dusun Kampung Sawah, Pekon (Desa) Sukamaju, banjir datang begitu
cepat. Sebanyak 62 rumah dilaporkan terendam akibat luapan Sungai Cihindi.
Genangan mencapai lutut hingga pinggang orang dewasa, membuat akses utama ke
Pekon Sukamulya, Gading, dan Tamansari lumpuh total selama beberapa jam.
“Saya terbangun karena suara air deras dari belakang rumah. Listrik
langsung padam, dan saya cuma sempat selamatkan surat-surat penting sama
pakaian kering. Barang lain sudah pasrah,” ujar Mbah Saripah (67), warga
setempat, sambil menatap dapurnya yang hanya menyisakan lantai basah dan
perabot rusak.
Sementara itu, di Pekon Gunung Tiga, air dari embung cekdam meluap,
merendam rumah dan lahan pertanian. Dua rumah warga dan dua hektare sawah
terdampak, dengan air mulai surut menjelang pukul 10.30 WIB.
Kapolsek Pugung, IPTU Budi Hartono, menuturkan bahwa sejak dini hari
pihaknya langsung bergerak bersama aparatur pekon membantu evakuasi warga,
terutama lansia dan anak-anak. “Kami fokus pada penyelamatan dan akses
logistik. Kondisi mulai membaik, tapi kewaspadaan tetap kami jaga,” ujarnya. saat
dimintai keterangan Selasa (22/4/25).
Namun, duka juga menyelimuti Kecamatan Bulok. Sungai Way Guring meluap di
Dusun Way Kerap dan Dusun 04 Pekon Suka Agung. Enam rumah terendam, jalan pekon
rusak, dan lima hektare sawah yang baru dipanen ikut terendam.
Yang paling menyakitkan terjadi di Dusun 04, saat jembatan bambu
sepanjang 17 meter sebagai satu-satunya penghubung ke kebun dan sawah warga hanyut
tanpa bekas.
“Itu jembatan satu-satunya. Kalau nggak ada itu, kami harus mutar jauh
sekali lewat dusun lain. Padahal pagi saya harus panen. Tapi kebun sudah
kebanjiran, dan jalannya hilang,” tutur Sutikno (45), petani setempat dengan
nada lesu, sambil menunjukkan sisa tambang jembatan yang tersangkut di pohon.
Di tempat lain, Anisa (27), ibu rumah tangga di Dusun Way Kerap, terpaksa
mengungsi ke rumah saudaranya di atas bukit. “Anak saya belum sempat dibawa ke
puskesmas. Rumah terendam, kasur basah semua. Kami ngungsi sementara,” katanya,
menggendong erat anak balitanya yang masih demam.
Kapolsek Bulok, IPDA Roni Wijaya, memastikan bahwa aparat terus
berkoordinasi dengan pamong desa dan BPBD. “Kami utamakan akses logistik, dan
akan membantu pencarian solusi untuk jembatan yang hanyut,” tegasnya.
Meski air mulai surut dan cuaca membaik, ketakutan akan banjir susulan
masih menyelimuti. Warga berharap, bencana ini tak lagi datang diam-diam di tengah
malam. Mereka juga berharap, bantuan dan perbaikan segera hadir, bukan sekadar
janji yang tertinggal bersama arus. (*)
Berita Lainnya
-
Pasca Kasus Korupsi, Warga Curhat Pelayanan Buruk RSUD Batin Mangunang Tanggamus: Perawat dan Dokter Jutek
Jumat, 25 April 2025 -
Mantan Direktur RSUD Batin Mangunang dan Penyedia Alkes Ditetapkan Tersangka Korupsi
Kamis, 24 April 2025 -
Ustadz Abdul Somad Akan Isi Tausiyah dalam Tabligh Akbar di Tanggamus
Rabu, 23 April 2025 -
1.500 Pohon Matoa Ditanam Serentak, Kemenag Tanggamus Gaungkan Gerakan Cinta Bumi
Rabu, 23 April 2025