Ribuan Siswa Lampung Mengulang Kelas, MKKS Ajak Semua Pihak Peduli Pendidikan

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Negeri Lampung, Hendra Putra, Senin (28/4/2025). Foto: Sri/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Jumlah siswa yang harus mengulang kelas di Provinsi Lampung pada tahun ajaran 2024 mencapai 1.914 orang.
Hal itu berdasarkan data yang dihimpun dari Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui situs resmi data.dikdasmen.go.id.
Angka tersebut mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK).
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Negeri Lampung, Hendra Putra, menyampaikan bahwa fenomena tersebut perlu disikapi secara bijak.
Menurutnya, dengan jumlah satuan pendidikan yang sangat banyak di Provinsi Lampung, angka tersebut tidak dapat dikatakan mengejutkan.
"Kalau kita melihat, jumlah SMA dan SMK negeri maupun swasta di Provinsi Lampung saja ada sekitar 1.000 sekolah. Kalau satu sekolah saja ada satu siswa yang tidak naik kelas, itu sudah seribu siswa. Ini belum termasuk SD dan SMP, yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan SMA dan SMK," ujar Hendra, Senin (28/4/2025).
Baca juga : Kata Pengamat Pendidikan Soal 1.914 Siswa di Lampung Mengulang Kelas
Lebih lanjut, Hendra menilai bahwa angka tersebut menjadi pengingat penting bagi semua pihak terkait, baik orang tua, guru, maupun masyarakat, untuk semakin memperhatikan perkembangan belajar anak-anak. Ia menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mengawal proses pendidikan.
"Ini menjadi refleksi bersama. Anak-anak tidak bisa dibiarkan berjuang sendiri. Kita semua, mulai dari orang tua di rumah, guru di sekolah, hingga lingkungan sekitar, harus ikut mendukung dan mengawasi agar anak-anak lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran," kata dia.
Baca juga : 1.914 Siswa di Lampung Mengulang, Thomas: Pelajaran Bagi Anak Malas Belajar
Banyak faktor yang dapat menyebabkan siswa tidak naik kelas, seperti kurangnya motivasi belajar, ketidakstabilan emosi, hingga faktor ekonomi keluarga. Oleh karena itu, perhatian terhadap kebutuhan akademik dan non-akademik siswa perlu ditingkatkan.
"Kadang masalahnya bukan hanya kemampuan akademik. Ada juga faktor psikologis dan sosial yang berpengaruh. Maka, pendekatan yang lebih manusiawi dan menyeluruh sangat diperlukan," tambahnya. (*)
Berita Lainnya
-
Indosat Ooredoo Hutchison Catatkan Laba Bersih dan ARPU yang Progresif di Kuartal I 2025 di Tengah Kondisi Pasar yang Menantang
Rabu, 30 April 2025 -
Pemprov Lampung Bentuk Satgas Mitigasi dan Pengendalian Banjir
Rabu, 30 April 2025 -
Polisi Gadungan Peras Wanita Warga Bandar Lampung, Ancam Sebar Video Syur Korban
Rabu, 30 April 2025 -
692 Peserta Tak Hadir UTBK-SNBT di Unila
Rabu, 30 April 2025