• Jumat, 02 Mei 2025

Panitia SNPMB Temukan 10 Joki, 50 Peserta Tes Berbuat Curang

Jumat, 02 Mei 2025 - 08.10 WIB
23

Panitia SNPMB Temukan 10 Joki, 50 Peserta Tes Berbuat Curang. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menemukan 50 peserta melakukan kecurangan saat mengerjakan soal ujian hingga sesi 12 UTBK-SNBT. Selain itu, ada 10 joki ujian tertangkap oleh panitia. Temuan ini terdapat di 13 lokasi UTBK.

Mayoritas peserta yang berbuat curang memilih Fakultas Kedokteran, salah satu bidang studi terfavorit setiap tahunnya.

Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, Eduart Wolok, membeberkan para peserta SNBT membayar uang operasional kepada penjoki. Apabila berhasil lulus, maka mereka akan membayar lebih. "Kalau tidak lulus ya operasional tadi hangus," kata Eduart, pada Selasa (28/4/2025).

Ia mengatakan, modus yang digunakan demi lulus UTBK semakin beragam mengikuti perkembangan teknologi. Modus-modus yang ditemukan, antara lain mengambil Soal. Modus kecurangan ini adalah mengambil soal UTBK. Eduart menjelaskan jika ada pihak eksternal yang berusaha untuk mengambil soal-soal UTBK.

"Apakah soal ini ditujukan untuk apa dan sebagainya, ini sudah kita investigasi lagi," kata Eduart.

Adapun cara-cara pengambilan soal adalah dengan memfoto dan merekam komputer. Para pelaku menggunakan kamera hingga memasang peralatan lain sebagai prosesor yang bisa komunikasi di jaringan luar.

Modus kecurangan UTBK 2025 selanjutnya adalah menggantikan peserta di dalam ruang ujian atau joki. Eduart menjelaskan, ada dua model joki yang digunakan.

Yakni, peserta yang sedang ada dalam ruang ujian dipasangkan alat sebagai receiver untuk komunikasi transfer jawaban.

"Kemudian ada lagi, yang melakukan remote visi peserta dari luar dan mengalihkan segalanya ke jawabannya. Jadi pesertanya gak ngapa-ngapain. Karena merusak komputernya, di-hack dan dioperasikan dari luar," papar Eduart.

Kemudian, mengambil alih akses perangkat jaringan untuk melakukan pengaturan tertentu pada perangkat tersebut.

Ada juga salah satu lembaga bimbingan belajar di Yogyakarta yang melakukan mobilisasi peserta. Eduart menyebut, dugaan modus kecurangan UTBK-nya adalah mendaftarkan banyak peserta bersama-sama dan mengaturnya agar ujian pada sesi-sesi awal.

Namun, Eduart menegaskan ini baru modus yang diduga. "Tersinyalir, ini sekali lagi baru dugaan," kata Eduart.

Diduga peserta yang dimobilisasi ini memotret atau mengingat soal atau menerapkan metode lain mempelajari pola soal UTBK.

"Sehingga peserta yang bener-bener sedang dibimbing, itu didaftarkan untuk ujian di sesi-sesi akhir dengan harapan sudah bisa lebih dibekali dengan informasi yang sudah didapat oleh nama-nama yang anomali tadi di sesi awal," jelas Eduart.

"Sekali lagi ini baru dugaan. Tetapi dugaan kami diperkuat juga dengan informasi dari peserta-peserta yang ditemukan (dan) diinterogasi pusat-pusat UTBK tadi," lanjutnya.

Dalam kasus tertentu, panitia UTBK dan polisi sampai menyusuri pelaku perjokian. Temuan kepolisian menunjukkan jika para penjoki mengawasi peserta dari sebuah hotel.

"Itu panitia dan polisi sempat menggerebek hotel yang didapatkan sebagai alamat. Cuma telat beberapa saat, itu sudah bubar," jelas Eduart. Meski sudah kosong, kamar hotel tersebut menunjukkan bekas kabel yang telah dipotong-potong.

"Perlengkapan dan sebagainya itu masih ada dalam ruangan dan kabel-kabelnya sudah digunting-guntingi dan sebagainya," ujarnya

Eduart menyebut, sanksi tidak hanya akan diterapkan kepada para pelaku kecurangan tahun ini, melainkan juga peserta curang pada tahun-tahun sebelumnya yang mungkin sudah jadi mahasiswa.

"Jangan sampai kita punya si A, ternyata kartu UTBK dia dengan dia yang sekarang di politeknik berbeda, ya bisa saja dia kita diskualifikasi," katanya.

Ketua Tim Pelaksana Pusat UTBK-SNBT 2025, Slamin, menambahkan adanya dugaan keterlibatan pegawai Universitas Jember (Unej) dalam praktik curang tersebut.

Slamin mengatakan, pada hari pertama pelaksanaan UTBK-SNBT pada Rabu (23/4/2025),  Panitia Pusat UTBK Unej menerima informasi dari Panitia Pusat SNPMB mengenai potensi adanya upaya remote access atau mengontrol dari jarak jauh komputer peserta ujian di salah satu lokasi UTBK SNBT 2025 di kampus Unej.

"Berdasarkan Informasi tersebut, Pusat UTBK Unej melakukan penelusuran, pemeriksaan dan langkah-langkah antisipasi agar tidak terjadi kecurangan setelah ditemukan sumber anomali dari salah satu lokasi UTBK-SNBT," kata Slamin dalam keterangan tertulis, pada Selasa (29/4/2025).

Selanjutnya, kata Slamin, pada Kamis (24/4/2025) Panitia Pusat UTBK Unej berkoordinasi dengan pimpinan lokasi UTBK yang diduga menjadi sumber akses dan ditemukan perangkat proxy tersembunyi terdiri dari dua mini PC, satu router, dan uninterruptible power supply (UPS) dalam kardus printer yang diletakkan di atas lemari dan diapit oleh dua printer untuk mengelabui orang lain atau petugas.

Berdasarkan hasil penelusuran, pemeriksaan, dan langkah-langkah antisipasi pemeriksaan lanjutan, Panitia Pusat UTBK Unej mengungkap dan menggagalkan adanya upaya akses dari jarak jauh terhadap komputer peserta ujian di salah satu lokasi UTBK-SNBT 2025.

Pusat UTBK Unej menyesalkan kejadian ini dan tidak mentolerir segala upaya yang menimbulkan kecurangan dan mencederai proses penerimaan mahasiswa baru. "Pimpinan Unej sudah memberikan sanksi tegas kepada pegawai yang terlibat dalam membantu pihak luar yang berupaya melakukan remote acces tersebut," ujar Slamin. (*)

Berita ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Jumat 02 Mei 2025, dengan judul “DPC PKB PesaPanitia SNPMB Temukan 10 Joki”